•13

26.1K 1.3K 42
                                    

H A P P Y  R E A D I N G

Sagita X Libra
_______________________________

-KENYATAAN PAHIT-

.

.

.

Di rumah sakit kini Bunda tengah menemani Libra yang masih berbaring pingsan di UGD menunggu tindak lanjut penanganan dari medis.

Dan di lain sisi Ayah sekarang sedang keluar, mungkin berkeliling area rumah sakit untuk mendinginkan kepala.

Sedangkan Sagita hanya termenung duduk di bangku depan area UGD. Sampai ketika ada seseorang yang mendudukkan diri di sebelahnya membuat Sagi menolehkan kepala. Dan ketika tau siapa sosok itu, rasanya Sagi ingin segera pergi dari sana, tapi..

"Ada yang ingin aku sampaikan, ini tentang Libra." Ucap perempuan itu (Tia) membuat Sagi mengurungkan niatnya.

Terdengar Sagita menghela nafas panjang. "Mau ngomong apa lo soal Libra."

Tia menggenggam kencang rok yang ia kenakan sebelum melontarkan ucapannya.

"Kamu tau pasti kalau Libra itu dulunya di ambil dari panti asuhan menurut penuturan pak Segaf, kan?"

Sagita menautkan alisnya, ia bingung dengan arah pembicaraan perempuan itu yang akan dibawa sampai mana.

"Gue tau, terus apa urusannya sama lo?"

"Ada fakta yang harus aku sampaikan, dan hanya kamu yang bisa mengetahuinya lebih dulu." Ucapan Tia semakin membuat Sagi penasaran sekaligus gelisah.

"Fakta apa lagi yang belum gue tau." Sagi menatap tajam, lelah memikirkan kenyataan hidup nya yang begitu memusingkan, dan semua itu gara-gara perempuan dihadapannya ini.

"Sebenarnya, Libra bukan anak panti asuhan yang di adopsi begitu saja. Karena faktanya, Libra memanglah anak kandung dari pak Segaf yang sengaja di sembunyikan identitasnya."

Sagita membisu, pikirannya tengah berkelana menelusuri ingatan masa lalu. Seingatnya dulu Bunda Lia memiliki perjanjian khusus sebelum menikah dengan Ayah. Waktu itu Bunda meminta untuk child free, dia enggan memiliki anak dari rahimnya sendiri dan cukup dengan mengurus anak tirinya yaitu Sagita.

Namun, ada sebuah tragedi besar yang terjadi. Waktu itu usia pernikahan Ayah dan Bunda baru memasuki tahun ke 2 dan usia Sagita sendiri sudah hampir 5 tahun. Di waktu itu Bunda mengalami kecelakaan yang cukup parah membuat bunda koma hingga berbulan-bulan. Dan puncak dari musibah itu adalah ingatan di kepala Bunda yang berantakan.

Setelah Bunda Lia bangun dari koma 5 bulan lamanya, dia tiba-tiba saja berceloteh tentang keberadaan anaknya. Tapi bukan Sagi yang dia maksud, melainkan keberadaan anak kandungnya sendiri.

Ayah dan Sagi berfikir jika itu ada sangut pautnya dengan trauma pasca kecelakaan yang membuat Bunda berhalusinasi. Dan ketika hal itu di biarkan lama kelamaan kondisi bunda jadi semakin parah, bahkan dia sering mengamuk sambil memanggil manggil sosok anak dalam imajinasinya. Bunda Lia pun sering termenung sambil menangis, tak jarang juga tiba-tiba dia memesan baju bayi dan juga perlengkapan bayi lainnya ke rumah itu.

Karena tak tega dengan kondisi istrinya Ayah memutuskan untuk mengadopsi seorang bayi laki-laki berusia 21 bulan dari panti asuhan, dan membiarkan Bunda menganggap bayi itu sebagai anak kandungnya sendiri, hingga sekarang.

Tapi, mengapa tadi Tia bilang jika bayi yang di adopsi itu benar-benar anak kandung dari Ayah? Jika itu benar artinya......

Tapi, mengapa tadi Tia bilang jika bayi yang di adopsi itu benar-benar anak kandung dari Ayah? Jika itu benar artinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dirumah Angga dan Viko kini kembali ramai di isi oleh teman-temannya. Dan lima dari enam orang yang ada di sana terus memandang heran akan tingkah aneh salah satu dari mereka.

"Nyebut Sa, lo ketempelan apa sih sampe ngajakin mabok gini?" Viko menahan gelas kecil yang ada di tangan Sagita agar dia tidak kembali meneguk cairan yang membakar tenggorokan itu.

"Biasanya lo paling ogah kalo di ajak minum. Pasti ada something kan sampe lo jadi kayak gini?" Ucap Angga.

Mata layu memerah juga sedikit sembab itu menatap acak kearah teman-temannya. Senyum getir pun terukir di bibir Sagita.

"Gue ancur. hahh gue udah mati sekarang." Racau Sagita, membuat mereka yang mendengar cukup khawatir dengan keadaannya.

"Lo kalo ada apa-apa curhat ke kita jangan pendem sendiri monyet. Enteng bener cocot lo bilang mati-mati." Geram Dika.

Sedangkan Bayu segera memberi Sagi segelas air agar temannya itu sedikit sadar.

Berulangkali Sagi menghembuskan nafasnya dengan berat, ia menyandarkan pundak penuh bebannya di sofa.

Setelah cukup tenang dan mulai bisa mengendalikan diri, Sagi menyalakan sebatang rokok lalu menghirupnya dalam sebelum menghembuskan asap keruh dari dalam mulutnya.

"Ayah Bunda mau cerai..."

Satu kalimat ini seketika membuat semuanya diam terkejut.

"... Bokap selingkuh dan selingkuhannya hamil."

Kini mereka berlima turut mengetahui sedikit fakta menyakitkan tentang keluarga Sagita.

Romi yang berada di sebelah Sagi menepuk pundaknya. "Kalo lo butuh bantuan atau apapun itu lo bisa kasih tau ke kita."

Mendengar itu Sagita tersenyum kecil, ia merasa sangat berterimakasih.

"Anterin gue pulang dong, adek gue pasti udah nunggu dirumah Oma."

.__________.

.

.

.

.

.

.

.

.

Seberapa banyak sandiwara dan kebohongan yang telah di lakukan Sagita dan Ayah selama 13 tahun terakhir pada Libra dan juga Bunda Lia?

Apa yang akan terjadi jika bunda mengetahui semua hal itu?

Dan juga, siapakah sosok Ibu kandung Libra yang asli?

Penasaran?
TBC or END?

Lanjut harus follow akun luci✨

luCigaratte–

Komen
Click Vote

My Libra [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang