•32

9K 729 96
                                    

H A P P Y   R E A D I N G

Sagita X Libra
_______________________________

-BUKAN MAS LAGI-

.

.

.

"Sejak kapan?"

Serasa diinterogasi, Sagi duduk diam di sebelah Libra, dan hanya bisa menyahuti tiap pertanyaan yang di lontarkan padanya.

"Gak tau pastinya, tapi udah cukup lama."

Kembali diam, Libra tampak meremas ujung bajunya sendiri.

Tadi saat Sagi masuk ke kamar mandi, Libra menggeledah kamar guna mencari charger ponselnya yang hilang entah kemana. Sayang, bukannya charger yang ia temukan, malah benda lain yang seharusnya tak pernah ia dapatkan. Yaitu sebuah surat cinta yang ditulis tangan oleh kakaknya.

Kini, Sagi segera menolehkan kepala dan mendekatkan tubuh kearah Libra, saat melihat jatuhnya tetes air mata yang mengenai punggung tangan pucat itu.

"Hiks.."

Sagita tampak panik. "Li, mas minta maaf..." Dan begitu merasa bersalah karena telah membuat kesayangannya menangis.

Di usapnya pundak bergetar si kecil, yang kepalanya masih tertunduk, dan terisak.

"... Maaf, mas gak bermaksud buat—"

"Makasih." Potong Libra tiba-tiba,

Membuat tubuh Sagita membeku seketika. Begitupun nafas yang turut tercekat akibat kebingungan yang melanda pasca mendengar satu kata kramat yang keluar begitu saja dari bibir dia, di sela-sela isakan sendu nya.

Hingga Sagi merasa linglung, sama sekali tak bisa mencerna maksud di balik ini semua.

Perihal mengapa Libra malah berterimakasih?

Ia hanya bisa menunggu kelanjutan dari kata yang mungkin belum terselesaikan oleh adiknya.

"Makasih, mas udah suka sama aku..." Lanjut Libra.

Lalu wajah dengan linang air mata di ujung itu terangkat, menatap langsung wajah bingung Sagita.

"... Libra kira, perasaan Libra gak akan pernah terbalas, dan akan terus bertepuk sebelah tangan. Tapi sekarang mas menepis semuanya."

Dengan alis yang sedikit bertaut, Sagi masih tabu untuk menangkap arti dari ucapannya itu.

"Maksud kamu,?"

Libra menggenggam tangan kakaknya, dan mengangguk singkat.

"Aku juga suka— cinta sama Sagita Sakya." Ungkapnya pelan, dengan sunggingan senyum manis sebagai penutup tuturan.

Deg

Hug!

Degup jantung yang sempat tercekat dan seakan berhenti berdetak, kini kembali bergemuruh riuh. Senyum di bibir Sagi pun tak tertahan, menggambarkan perasaan yang berbunga-bunga.

"Ku harap ini bukan mimpi, atau hanya halusinasi karena pengaruh alkohol." Harapnya cemas, dengan pelukan yang kian mengerat di pinggang kecil orang tercinta.

Sekejap Sagi melepas pelukan itu, menangkup pipi Libra, dan menatapnya dengan serius. "Kamu ga lagi bercanda, kan? Kalau iya mas gak mau maafin kamu." Ucap Sagi lagi yang ingin terus memastikan.

My Libra [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang