•16

15.2K 920 39
                                    

H A P P Y R E A D I N G

Sagita X Libra
_______________________________

-TEMAN?-

.

.

.

Pagi itu tidak terlalu cerah tapi tak terlihat mendung juga. Libra menatap luar kaca mobil melihat jalanan di pagi hari yang mulai ramai lalu lalang anak sekolah dan para pekerja yang sama-sama mengejar waktu agar tidak terlambat mencapai tujuannya.

Sagita mengemudi dengan diam, dalam pikiran yang cukup ruet memikirkan hal yang ia takutkan, tentang...

'Bagaimana jika Bunda Lia datang dan bawa Libra pergi jauh dari nya.'

"MAS SAGI!"

Sampai satu teriakan kencang dari Libra menyadarkan Sagita yang hampir saja menabrak motor di depannya. Pedal rem pun segera di injak dalam olehnya.

TIINNN.. TIINNN..

Dan diikuti oleh suara klakson keras yang terdengar bersahutan dari belakang mobil mereka, bertujuan menegur kesalahan Sagita yang menghentikan kendaraannya secara tiba-tiba.

"Mas kenapa sih kok gak fokus gitu nyetir mobilnya, kalo tadi aku gak teriak udah ketabrak itu motor di depan kita!" Omel Libra.

"Sorry." Balas Sagi seadanya sebelum ia kembali melajukan mobil itu menuju sekolah yang sudah dekat di depan sana.




Hingga akhirnya mobil mereka berhenti di parkiran sekolah. Libra dan Sagita segera turun dari mobil, namun saat Libra ingin berbelok menuju gedung sekolahnya Sagi lebih dulu menghentikan langkahnya dengan menahan tangan Libra.

Membuat kakak beradik itu kini saling berhadapan dengan Libra yang mendongakkan kepala guna menatap wajah Sagita.

"Kabarin gue kalo ada apa-apa...

...dan kalo lo ketemu sama bunda langsung telfon gue, ngerti?" Ucap Sagita serius.

"Kenapa aku harus lakuin itu?" Tanya Libra dengan menyebalkan, ia juga menatap nyalang bola mata kakaknya tanpa ketakutan. Karena Libra masih cukup kesal dengan Sagita pasca kejadian di jalan raya sebelumnya.

Sang kakak pun tak mau kalah, balas menatap tajam seperti tatapan yang sering ia layangkan pada adiknya, dulu.
Ditambah dengan cengkraman di pergelangan tangan yang semakin di kuatkan olehnya membuat Libra di tumbuhi rasa takut pada akhirnya.

"Ugh, sakit mas lepasin." Libra mencoba menarik tangannya, namun tenaganya tak sebanding dengan kekuatan Sagita.

"Kalo gue bilangin, nurut! Ini juga demi kebaikan lo."

Bentak Sagita membuat Libra mengalah dan segera menganggukkan kepala sampai kakaknya melepaskan genggaman di tangan kirinya.
Sebelum pergi Sagita mengusap dan mengecup puncak kepala Libra, seakan menggantikan kata maaf dan terimakasihnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Libra [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang