H A P P Y R E A D I N G
Enggar X Yuan
_______________________________-SWEET DREAMS-
.
.
.
"Agh! Ah lo mau bunuh gue ya?!" Geram Bayuan.
"Yang bener aja, orang seenak kamu masa aku bunuh, rugi dong." Bisik Enggar sambil terus menggerakkan pinggulnya brutal. Tak ada puas-puasnya merojok lubang senggama sang kekasih menggunakan si GATOT (gagah dan berotot).
"Tck tapi udah ngh 7 jam lo ah ewe gue Enggar! Gue capek, please stop anhhh!"
Bayuan mencoba mendorong Enggar menggunakan sisa tenaganya yang tinggal secuprit, dengan tubuh yang terus tersentak hingga kepalanya menyundul kepala ranjang. Dan mungkin saja sebentar lagi dirinya bisa pingsan jikalau Enggar tak segera menghentikan aksi tusuk menusuk ini.
"Tunggu sebentar ya kak, aku udah mau keluar, akh..."
Enggar menegakkan tubuh terbentuknya, dengan kepala mendongak dan tangan penuh urat bak bakso, yang mencengkram erat pinggul langsing Bayuanda.
"... Ahh fuck, kak Yuan enak banget." Erangnya, nikmat. Dengan tempo gerakan yang makin intens di berikan.
"Ah akh lo engh lo pikir uh gue makanan hahh!" Bantah Yuan yang tak sadar keadaan, jika dirinya sedang tak berdaya di bawah kendali si dominan.
"Hh kak ugh mau cum ng KAK YUAN!"
"Eungh gue jugah ENGGAR AKHHHH.."
Splurt..
Splurt...
Puncak nikmat pun di rasakan oleh keduanya di waktu yang bersamaan. Kini, mereka saling pandang sembari mengatur nafas.
"Hh hah, kak yuan."
"Um?..."
Kepala Enggar tiba-tiba menoleh ke atas, membuat Yuan keheranan.
"... Kenapa Gar?"
"Di sini gerimis ya?" Pertanyaan bodoh ini terlontar begitu saja dari bibir Enggar.
Yuan mengernyit. "U thinking aja, kita ada di dalem kamar mana ada gerimis." Jengahnya dengan nafas yang sedikit tersengal.
"Tapi kok basah, ini ada yang nyiprat-nyiprat muka aku."
"Enggar." Panggil Yuan tiba-tiba.
"Enggar!!" Panggilnya lagi, namun dengan suara yang sedikit berbeda, terdengar lebih cempreng dari sebelumnya(?)
Membuat Enggar tampak kebingungan atas panggilan namanya yang terus terlontar.
"Gar, Enggar!
Bangun!!"
Byur!
Efek rasa pening akibat alkohol yang di konsumsi semalaman suntuk masih terasa pada kepala Enggar. Di tambah kondisi aneh yang di rasakannya sekarang membuat kepala pening ini dipaksa untuk berpikir keras.
"Jadi tadi pagi kita gak ada yang liat sunrise? Atau main voli di pantai gitu?" Ulang Enggar atas penjelasan yang sebelumnya Viko berikan.
"Iya, pada kesiangan semua, apalagi lo jam 4 sore ini baru bangun. Kalo ga gue guyur pake air juga sampe besok kali lo gak buka mata." Tutur Viko.
'Berarti, kejadian tadi cuma mimpi.' Batin Enggar berspekulasi.
"Udah deh ayo keluar, yang lain udh kumpul di meja makan." Ajak Viko.
"Ada Bayu juga?"
"Ya iya lah kocak, pake nanya. Buruan keluar." Dia lebih dulu pergi dari kamar itu meninggalkan Enggar yang masih merutuki diri.
"Hha shit, kenapa mimpi gue jauh banget sampe situ sih. Tck!" Kesalnya.
.
Malamnya mereka kembali mengadakan party untuk menutup malam liburan di sini. Dengan tema garden berbeque di samping villa.
Kini mereka semua membagi tugas, Libra dan Bayu mendekor tempat dan meja di luar villa. Sagi menyiapkan camilan dan minuman. Romi membuat nasi. Viko, Angga, dan Dika memasak mie dan makanan penutup di dapur dalam. Sedangkan Enggar dan Leon mereka yang membakar daging menggunakan alat berbeque.
Di sini terlihat semua orang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka, begitupun Enggar yang tangannya sibuk membolak balik daging di atas bara. Namun, pikirannya justru berkelana memikirkan seseorang yang berada di depan sana.
Menatap Bayuan yang tengah bercanda bersama Libra. Senyuman manisnya dan suara tawanya yang lucu membuat Enggar merasa rindu.
Tapi tak lama sekelebat ingatan buruk pun muncul, tentang sikap temannya yang tampak terang-terangan mendekati orang yang kini ia suka.
"Lo suka sama Bayu?" Tutur Enggar tanpa menatap orang yang diajaknya bicara, dan malah fokus pada daging di atas bakaran api.
Leon yang mendengarnya, sedikit menoleh pada Enggar.
"Bukan urusan lo." Balas Leon acuh.
"Ga malu lo deketin mantan pacar temen lo sendiri." Sindir Enggar.
Leon menghela nafas kasar. "Kenapa tiba-tiba tanya kayak gini, lo ga suka gue deketin kak Bayu?" Tanyanya balik.
Enggar menoleh menatap tajam Leon di sebelahnya. "Iya, mending lo jauhin Bayu sekarang dari pada pertemanan kita hancur."
Leon menelisik wajah sahabat yang sudah sedari kecil berteman dengannya itu. Hanya dari melihat raut wajahnya saja Leon sudah paham dengan tujuan Enggar yang sebenarnya.
"Setelah semua yang terjadi akhirnya lo beneran jatuh cinta sama kak Bayu..." Tebakan Leon.
"... Apa lo gak malu? Lo udah bohongin dia, lo udah anggap dia sebagai orang lain, bahkan lo udah putusin dia secara sepihak tanpa kejelasan. Lo pikir kak Bayu gak punya hati dan masih mau terima lo setelah tau semua tabiat brengsek lo ini? Otak jenius lo di buat mikir lah Gar, jangan gampangin semua hal." Cerca Leon membuat Enggar cukup tersulut.
"Lo udah omongin itu semua ke Bayuan?" Tanya Enggar dengan rahang mengeras, tangan terkepal kuat dan sorot mata marah yang ia berikan. Namun, Leon tak sedikitpun ciut.
"Iya Bayu udah tau semuanya, dan sekarang dia udah sadar tentang kebusukan hati lo."
"Sialan!"
Buagh!
.__________.
.
.
.
.
.
.
.
.
lucii uda kasii clue gede lohhh di chap sebelumnyaa
Tapi, kalian udah di kasih petunjuk tidak mau mengertii 😭🫵
Jadi intinya dua chap sebelumnya itu cuma mimpi atau imajinasi enggar aja, karena penyesalan nya udah putusin bayu, dan perasaan cemburunya yang membuat enggar berkhayal jika dia balikan sama bayuan, di tambah dia sempet mabuk juga jadi pikirannua udah gak karuan.
Pokoknya gituuu, hubungan enggar bayuan di pending dulu adem ayem nya ya wakk
Bye byee lah see u next chapters
Vote & follow janlupp yah cintaa😘luCigaratte-
Komen ☞
☟ Click Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
My Libra [BL]
Teen FictionSagita dan Libra merupakan saudara yang tak pernah akur. Tapi kok sekarang jadi... "emh mas ah, pelan-pelan." "Hahh, dikit lagi dek." ... Bisa gitu ya? Sagita Sakya Herigan (18) Libra Mallory Herigan (14) ____________________ #1 posesif #1 seme #...