◕◕◕
Gadis itu mengusap keringat yang ada di keningnya, kemudian tangannya meraih botol minum yang ia letakan di atas tas biru muda milik gadis itu. Lantas mengambil handphone setelah meletakkan kembali botol mineralnya.
"Udah jam empat." Gumamnya.
Gadis itu mulai beranjak, meraih tasnya kemudian handphonenya, tanpa lupa mematikan musik yang membantunya berlatih.
Kakinya mulai melangkah keluar aula, jam sekolah berakhir pada jam tiga, namun ia memilih menggunakan satu jam lagi untuk berlatih balet dengan menggunakan aula sekolah yang memang sudah kosong.
Perihal gerbang sekolah memang selalu di tutup setiap jam lima sore.
Dan sekarang sudah jam empat lewat tiga belas menit, gadis itu masih memiliki waktu untuk perjalanan menuju tempat ia kerja paruh waktu. Bukan tempat besar, hanya sebuah cafe kecil namun cukup ramai di datangi para remaja. Mereka biasanya meluangkan waktu untuk menyantap sajian atau hanya menumpang menggunakan wifi gratis untuk belajar selepas pelajaran terakhir berakhir.
"Udah datang?" Sapaan ramah menyambut kedatangan Xennia.
"Aku gak pulang ke rumah dulu, Mbak." Lalu gadis bernama Xennia itu menjawab seraya tersenyum ramah.
"Masih sisa sepuluh menit, ganti baju sana, sama ada makanan di loker kamu, dimakan ya."
Alisnya lantas terangkat kecil. "Makanan?"
"Nyonya besar yang kasih, dia kan memang baik banget sama kamu."
"Tante Yira?" Xennia mengernyit bingung, gadis itu kemudian menatap wanita di hadapannya dengan pandangan tidak enak.
Cika, gadis berumur dua puluh dua tahun itu tersenyum, "Mungkin dia memang berniat banget buat jadiin kamu menantunya."
"Apaan sih Mbak, ada-ada aja. Duluan deh, Mbak."
"Iya, jangan lupa di makan."
"Sip, Mbak."
Xennia membuka lokernya, matanya menangkap kotak makan di sana, bibirnya tersenyum, Tante Yira memang selalu perhatian padanya.
Perihal menantu tadi, Tante Yira memang memiliki seorang putra, katanya usianya hanya berbeda satu tahun. Dan selama satu lebih ia bekerja di sini, tidak sekalipun ia melihat putranya itu. Dengan kata lain, ia tidak mengetahui paras yang sering orang lain katakan sangat rupawan itu.
Sebelum mengambil kotak bekal itu, ia lebih dulu meraih seragam kerjanya, hanya kemeja putih panjang dan rok hitam selutut.
Setelah selesai berganti pakaian, gadis itu mengambil kotak bekal tersebut lalu membukanya, bibirnya kembali menyunggingkan senyum, Tante Yira memang selalu tahu apa ia suka.
Kemudian tangannya meraih handphone di saku rok yang ia kenakan, membuka room chat dan mengetik sesuatu di sana.
Xxnie:
Makanannya udah Xenni terima, Tante.
Tante Yira:
Gimana? Suka gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHILLES♤ [END]
Teen FictionSeinna Batra Archilles meninggal dunia sebagai tokoh antagonis. Dan datangnya Xennia dengan wajah yang mirip namun dengan karakter yang bertolak belakang. ... Kejadian itu kembali terulang, hanya saja dengan posisi yang berbeda. Sebuah kesalahan...