ARCHILLES 049

2.1K 81 0
                                    


Aergeus kembali setelah melakukan beberapa urusannya.

Telinganya mendengar gemercik air dari kamar mandi saat tidak menemukan Xennia di ranjangnya, lantas Aergeus hanya menunggu sambil bermain dengan benda tipis miliknya. Lalu matanya menangkap Xennia yang keluar kamar mandi dengan rambut panjangnya  yang sedikit basah, “Lo cuci rambut?”

Xennia berjalan santai kembali ke ranjangnya, “Niatnya, tapi belum bisa.” Ucapnya dengan bibir yang sedikit maju.

“Mau ketemu Theo?”

Xennia menoleh cepat, “Ketemu Kak Theo?”

“Hm, gue bantu lo cuci rambut setelahnya.”

Xennia yang awalnya terlihat bersemangat terlihat lesu beberapa saat terlewati, “Kak Theo memang mau ketemu sama gue?”

“Hm-hm,” Aergeus terlihat merapikan beberapa helai berantakan yang terasa basah. “Rencananya dia yang mau datang kesini, tapi keadaan lo lebih baik dari dia.”

“Sakitnya cukup parah?”

“Kehilangan cukup banyak tenaga, beruntung hanya itu setelah dia lewati banyak waktu makan. Kekebalan tubuhnya cukup bagus, itu cukup membantu.”

Xennia menghela nafas, masih merasa ragu untuk bertemu yang satu itu. “Kita undur aja? Jadwal temunya.”

Aergeus tersenyum, “Masih belum mau ketemu?”

“Bukan gitu, cuma sedikit ragu, khawatir juga.”

Aergeus sedikit menundukkan kepalanya, “Lupa apa yang gue bilang?”

“Jangan takut apa pun, jangan khawatir tentang apapun. Gue inget, tapi tetep aja...” Bukan hanya Aergeus yang mengatakannya, tentu saja Xennia ingat setelah mendengarnya beberapa kali.

“Bukannya ada gue?”

Xennia tersenyum singkat, “Okay, ada lo.”

Aergeus tersenyum, lantas membawa Xennia menuntunnya menuju kamar Theo. Aergeus menyadarinya, bagaimana kepala Xennia melirik kesana-kemari menyusuri penjuru rumah sakit, lalu setelahnya melemparkan tatapan memojokkan padanya.

“What?”

“Mereka semua ngapain disini?” Xennia jelas kaget. Rumah sakit memang sudah biasa ramai, namun bukan itu yang menarik perhatian Xennia, melainkan banyaknya wajah-wajah yang cukup ia kenali, walau ia tidak mengenal nama mereka semua, namun jelas saja Xennia mengetahui kalau mereka adalah anggota Zervanos.

“Berjaga-jaga lebih baik Xennia.”

Bukan kah ini cukup belebihan?

Xennia sesekali menundukkan kepalanya saat beberapa dari mereka secara terang-terangan menyapanya, itu hal yang bagus, tapi akan jauh lebih bagus jika mereka berpura-pura tidak melihatnya, seolah mereka hanya fokus pada tugas yang mereka tekuni, jadi supaya profesional.

Terlebih mereka semua menanggalkan jaketnya, seolah identitas Zervanos tengah mereka sembunyikan rapat-rapat.

Xennia sampai pada tempat Theo.

Gadis itu menghela nafasnya dalam-dalam, tangannya juga tanpa sadar mencengkeram tangan Aergeus cukup kuat, Xennia benar-benar di landa gugup. “Jangan pergi dari sisi gue.”

Laki-laki itu mengangguk. "Trust me.”

Lalu dengan keberanian yang tipis Xennia memutar kenop pintu, mendorongnya pelan membuka akses antara dirinya dengan Theo. Nafasnya tercekat saat kedua netra mereka bertemu, sepertinya Theo sudah memprediksi pertemuan mereka, karena terlihat hanya Xennia yang gugup.

ARCHILLES♤ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang