Ruangan itu dipenuhi teriakan memilukan, Xennia yang terikat di sudut ruangan menggigit bibir kuat, satu titik merah terlihat pada permukaan bibir bawahnya.Setelah sosok bernama Erlangga menutup kembali matanya, Xennia mendengar suara-suara asing memasuki ruangan. Xennia tidak dapat menebak, namun sepertinya ada sekitar empat orang lain memasuki ruangan yang sama. Setelahnya Xennia hanya mendengar perkataan-perkataan menjijikkan dan tangisan dari Haera.
Xennia mendengar Haera berteriak setiap kata-kata sialan itu terlontarkan, sedangkan matanya terasa perih saat kain itu terlalu kuat mengikatnya. Pergelangan tangannya juga mendapat luka gesekan saat gadis itu mencoba melepaskan diri.
Sesaat tiba-tiba saja hening, Xennia menundukkan kepalanya mencoba mempertajam pendengarannya. Xennia tidak mendengar apapun, namun saja dagunya di cengkeram dengan kuat membuatnya tersentak, Xennia bahkan tidak mendengar suara langkah yang mendekat.
“Lepasin gue, sialan!” Xennia berbicara pelan, tenggorokannya terasa tercekat.
“Apa yang harus gue lakuin sama lo?” Siapa?! Xennia tidak mengenali suara ini.
“Apa yang lo lakuin sama Haera?” Xennia merasa dagunya nyaris patah, itu begitu menyakitkan saat cengkeramannya semakin kuat.
“Kenapa? Lo mau dapat perlakuan sama? Gue bisa kasih kalau lo mau.” Sosok yang berbicara ini, suaranya terdengar begitu rendah.
Xennia kembali menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit, namun beberapa detik setelahnya Xennia dapat merasakan kebas saat tangan besar itu melepaskan cengkeramannya.
Semuanya berlalu cepat, Xennia tidak menyadari apapun. Saat sebuah tangan bergerak di tengkuknya, menyentuh titik sensitifnya, kemudian setelahnya Xennia tidak merasakan apapun. Gadis itu kehilangan kesadarannya, tepat saat teriakan Haera kembali terdengar.
...
Matanya mengerjap pelan, beberapa detik mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya. Xennia menatap langit-langit putih bingung, di mana ia berada?
Irisnya menyebar ke setiap sudut, namun pandangannya tertutup oleh sosok yang tengah menunduk menatap khawatir padanya. Aergeus, apa itu artinya ia selamat?
“Hei, gimana perasaan lo?” suara itu begitu lembut mengalun, rasanya Xennia ingin menangis saat suara itu begitu nyata di telinganya.
“Kak Aergeus?” Xennia tidak mendengar suaranya keluar, sampai Aergeus membantunya meneguk segelas air.
“Kenapa gue bisa ada disini?”
Aergeus terdiam sejenak, “Apa yang lo rasain?”
Xennia tidak menanggapi, gadis itu tetap keras pada pertanyaannya. Kenapa ia bisa berada di sini? Apa yang terjadi?
“Lo baik-baik aja sekarang, jangan khawatir tentang apapun.”
Xennia juga melihat ada yang berbeda. Aergeus terlihat lebih diam, laki-laki itu selalu berusaha menghindari tatapan matanya. Dengan ragu tangan Xennia bergerak meraih lengan baju laki-laki di hadapannya, membuatnya menipis jarak. “Kasih tahu gue, apa yang terjadi? Lo datang ke tempat itu dan tolong gue, itu kenapa gue ada di sini, i know. Gimana yang lain? Siapa mereka? Lo kenal mereka? Gimana sama... Kak Haera?”
Tangan Aergeus meraih kepalan tangannya, menggenggamnya pelan membawanya turun. “Sorry gue gak datang tepat waktu, semuanya baik-baik aja. Lo harus istirahat.”
Xennia menggeleng pelan, “Liar! Semuanya gak baik-baik aja, kan? Apa yang terjadi sama Kak Haera?”
“Lo gak tahu, Xennia?” Xennia hanya tahu kalau semuanya tidak baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHILLES♤ [END]
Teen FictionSeinna Batra Archilles meninggal dunia sebagai tokoh antagonis. Dan datangnya Xennia dengan wajah yang mirip namun dengan karakter yang bertolak belakang. ... Kejadian itu kembali terulang, hanya saja dengan posisi yang berbeda. Sebuah kesalahan...