...
Dua minggu sudah berlalu, dan selama itu juga Xennia absen dari sekolah. Dokter Arthur bilang dirinya harus istirahat total, ditambah lagi Kakeknya yang semakin posesif menjadi jadi. Dan hari ini Xennia akan kembali sekolah, itu pun berkat ia mogok bicara selama dua hari lamanya.
Trak
Xennia menoleh pada kunci yang di lempar tepat di depan gadis itu, kemudian menatap Kakeknya penuh tanya, "Kunci mobil?"
Bagas berdeham kecil, "Kamu gunakan itu ke sekolah."
"Xenni bisa naik taksi, Kek."
"Bawa mobil itu atau kamu kembali absen dari sekolah?" Pertanyaan yang penuh ancaman itu membuat Xennia mendengus.
"Xenni berangkat, Nek, Kek." Tanpa lupa Xennia mengecup singkat pipi kedua pasangan tua itu, yang di balas senyuman oleh keduanya.
"Hati-hati, sayang."
Dengan sedikit berlari Xennia keluar dari rumah, gadis itu terdiam sebentar di depan pintu sebelum mendesah pelan. Hari ini turun hujan, gadis di balut sweater biru itu tersenyum kecil, tidak pernah berubah, sejak kecil Xennia memang menyukai hujan.
Lagu Xoxosos milik Keshi terputar di dalam mobil, mengalun indah di tengah derasnya hujan, sesekali gadis itu ikut bernyanyi atau sekedar gumaman kecil.
Setelah memarkirkan mobil gadis itu tak langsung keluar, merapikan rambut dan membenarkan slayer hitam yang melilit indah pada pergelangan tangannya. Mendesah pelan sebelum akhirnya membuka pintu.
"Itu, orangnya?"
"Memang mirip sih sama yang di foto, kayaknya memang dia."
"Gue udah pernah beberapa kali papasan sama dia, memang cantik tapi jarang senyum."
"Kayaknya pendiam."
"Kalau gak salah namanya Xennia, kan?
Xennia mematung di tempat, ia tidak salah dengar, kan? Kalau tidak salah namanya disebut. Xennia menatap sekeliling, orang-orang memperhatikannya, tidak salah lagi, memang ia lah yang sedang menjadi perbincangan. Tapi karena hal apa?
Dengan pandangan lurus gadis itu berjalan di tangan koridor, membelah kerumunan orang yang sedang membicarakannya. Saat memasuki kelas, gadis itu langsung di hadang oleh Kalila dan Lavanya.
"Foto itu cuma editan, kan?" tanya Kalila.
Xennia mengernyit, "Foto? Foto apa?"
"Lo gak tau apa yang lagi di bicarain anak-anak?" Lavanya berucap pelan.
"Bisa langsung jelasin aja? Udah cukup gue kebingungan karena datang-datang langsung di gosispin."
"Ini bukan lo, kan?" Tanya Kalila seraya menunjukkan sebuah foto yang ada di handphonenya.
Mata Xennia membola. Foto itu? Foto dirinya, dan Aergeus yang sedang... berciuman. Tidak, tapi Aergeus yang sedang menciumnya.
"Itu bukan lo kan, Xennia?" tanya Lavanya memastikan.
"Itu... gue,"
"Lo gak ada hubungan apa pun sama Kak Aergeus. Coba lo lihat lagi, gak mungkin lo, kan?"
"Vanya-"
"Ya?"
"Itu memang gue." Gadis itu berucap lirih sambil menatap Lavanya. Matanya berkaca kaca, nafasnya memburu, ia di landa amarah saat ini. Siapa yang mengambil foto itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHILLES♤ [END]
Teen FictionSeinna Batra Archilles meninggal dunia sebagai tokoh antagonis. Dan datangnya Xennia dengan wajah yang mirip namun dengan karakter yang bertolak belakang. ... Kejadian itu kembali terulang, hanya saja dengan posisi yang berbeda. Sebuah kesalahan...