ARCHILLES 011

3.4K 140 2
                                    

Xennia bertemu dengan Haera di parkiran, lalu memutuskan berjalan beriringan memasuki sekolah sambil mengobrol kecil.

"Btw, Xennia, foto yang ke sebar itu memang lo, ya?"

"Foto?" Jujur saja, sejak di rumah sakit ia melupakan hal itu, namun sekarang Haera kembali mengingatkannya akan hal menyebalkan itu.

"Foto Aergeus, itu beneran lo?"

Xennia sangat ingin mengumpat, namun ia hanya bisa memasang senyuman, "Kenapa gak lo tanyain sama Kak Aergeus aja? Bukannya kalian deket? Lo sepupunya Kak Theo, kan?" Nada yang keluar sedikit ketus, Haera tersenyum kaku menyadarinya.

"Sorry, mungkin lo lagi gak mau bahas ini,"

"Gue memang gak mau bahas itu. Kalau lo mau tahu, lo bisa tanya Kak Aergeus. Kalau gitu, gue duluan." Kepalang kesal, Xennia tidak memedulikan kesopanan lagi. Gadis itu berlari memasuki kelasnya.

Tatapan murid lain tak luput dari pandangan Xennia, mereka ternyata masih membicarakannya. Walau yang Xennia tangkap hanyalah sebuah celaan dan makian. Xennia berusaha tidak peduli, gadis itu tetap memasang wajah tenang seperti biasanya.

"Xennia,"

Xennia yang baru meletakan tasnya menoleh, menatap pada Kristal, kakak kelasnya. "Kenapa?”

"Lo memang suka rebut punya orang lain, ya?" Air muka Kristal sama sekali tidak enak di pandang, sangat keruh.

Xennia sendiri mengernyit, "Gue benci basa basi di pagi hari kayak gini, Kristal. Just say that, apa yang gue rebut?" Kakak kelasnya ini sedang melabraknya, dan Xennia bukanlah orang yang akan diam saja ketika di perlakuan seperti ini.

Kristal mendengus, ia tidak menyangka Xennia akan mampu menatapnya dengan tatapan datar, "Pertama posisi dancer, dan sekarang Aergeus. Lo apa-apaan, hah?! "

Xennia menghela nafas jengah, "Pertama, gue singkirkan lo dari posisi dancer karena gue lebih layak dari lo. Gue lengserin posisi lo secara terhormat. Dan kedua, gue rasa lo bukan siapa-siapanya Aergeus. Apa gue salah?”

Entah Xennia terlalu berani atau gadis itu bosan hidup, murid lain yang melihatnya sudah ketar ketir. Kristal itu tukang bully, dan semua orang terlalu tahu itu sampai tidak berani berbuat macam-macam.

Kristal yang mendengar penuturan Xennia kesal bukan main, gadis itu dengan cepat menjambak rambut Xennia dengan kuat, "Jalang gak tahu diri, lo!"

Xennia balas menjambak rambut Kakak kelasnya itu, sudah di katakan bahwa Xennia tidak akan diam saja.

Acara jambak menjambak itu menarik banyak perhatian, banyak murid yang menonton di jendela, ada juga beberapa dari mereka memilih masuk untuk melihat lebih jelas.

Tidak ada yang berani memisahkan, mereka sibuk dengan handphonenya masing-masing, tentu saja mengabadikan momen tersebut.

"Lepasin tangan lo, anjing!

Xennia tidak memedulikan ucapan Kristal, gadis itu menjambak rambut panjang Kristal dengan kuat, lalu mendorongnya ke belakang, hingga jambakan keduanya terlepas.

"Lo memang harus di kasih pelajaran!" Kristal mengangkat tangannya, hendak menampar Xennia sebelum sebuah tangan  besar mencengkeram pergelangan tangannya kuat hingga gadis itu meringis.

"Lo sentuh dia, lo mati detik ini!" Aergeus menggeram marah, cekalannya pada tangan Kristal semakin kuat, seakan ia ingin menghancurkan tangan mulus itu detik ini juga.

Kristal sendiri meringis sakit, "Lepas, tangan aku sakit."

"Lo yang harus di kasih pelajaran, Kristal." Kristal merinding, suara Aergeus begitu rendah.

ARCHILLES♤ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang