ARCHILLES 051 [ Last ]

3.4K 89 9
                                    


Dengan sedikit terseok, langkah kakinya menyusuri lorong rumah sakit, beberapa tetes darah terjatuh pada lantai yang dingin, sedangkan sosok itu hanya melangkah ke depan dengan tatapan tajam.

Seringai di bibirnya terbentuk saat menyadari keadaan rumah sakit yang dapat mempermudahnya mencapai tujuan, sepertinya si bajingan bodoh itu menarik semua pasukannya.

Tangan penuh luka, Andreas memutar kenop pintu cepat lalu setelahnya menendang kayu itu itu dengan kuat, menciptakan bunyi menyakitkan pada gendang telinga. Seringainya kembali muncul saat melihat seorang gadis tengah berbaring di atas brankar tanpa rasa waspada.

Andreas membawa tubuhnya mendekat, menatap dengan jelas bagaimana wajah di bawah cahaya remang-remang. Lalu matanya menyorot tajam, berpikir bagaimana bisa gadis itu tertidur tenang di atas penderitaan yang Andreas alami.

Secara perlahan pergerakannya membawa kedua tangannya pada batang leher gadis itu, mencengkeram nya perlahan sebelum menyalurkan tenaga yang secara spontan membuat gadis itu membuka matanya.

“An—dreas?!”

Andreas menyunggingkan senyumnya sebagai sapaan, lalu dengan tangannya yang mencekik leher gadis itu semakin kencang. “Lo harus mati, sialan!”

Tubuhnya berontak hebat, kedua tangannya bergerak acak berusaha menyalurkan rasa sakit, “Lep..as, gue..”

Laki-laki itu mendekatkan wajahnya, menatap wajah Haera lebih jelas dengan mata membulat sempurna, seperti orang kesetanan, “Semua salah lo, kalau lo gak ancam gue untuk ngelakuin itu, semua ini gak akan terjadi.”

Tangan kaku Haera menggapai wajah Andreas, mendorongnya sekuat tenaga berusaha menjauhkan keduanya, satu tangan yang lain mencengkeram tangan besar Andreas di lehernya. “Ngg... lepas!”

“Kalau gue mati lo juga harus mati, sialan!” Andreas berucap dengan wajah penuh amarah.

Tubuh Haera kejang-kejang, saluran pernafasannya di tutup dengan sempurna, namun tubuhnya terlalu lemah untuk melawan laki-laki bajingan seperti Andreas, terlebih pengaruh suntikan yang Aergeus berikan masih ber-efek.

Sadar hidupnya di ambang kematian Haera dengan sekuat tenaga melemparkan dirinya ke samping, membuat cekikan Andreas terlepas namun berakibat juga pada tubuh Haera yang kesakitan setelah terjatuh pada lantai yang keras.

Gadis itu berusaha untuk bangkit, namun dengan sialnya kakinya kehilangan seluruh tenaga.

Melihat itu Andreas terkikik senang, langkah kakinya bergerak santai menghampiri Haera yang masih terbaring tidak berdaya, lalu bertekuk sebelah kaki di hadapan gadis itu, “Aergeus melakukannya dengan sempurna, lo tahu bagian yang paling gue suka?”

Gadis itu tidak menjawab, matanya menatap penuh amarah pada Andreas yang sedang mengembangkan senyum nya. “Lihat lo di perlakukan selayaknya seekor anjing.”

“Bajingan!” Umpatnya dengan satu uraian air mata terjatuh.

“Lo gak bisa perlakuin gue kayak gini, lo ambil keputusan yang salah.”

Andreas tersenyum meremehkan, “Gak berubah, lo tetap angkuh bahkan dalam keadaan kayak gini.”

“Okay, gue akan buat lo paham, bagaimana seekor anjing seharusnya di perlakukan.” Lanjutnya.

Andreas bergerak maju, sedangkan Haera bergerak mundur, menyeret tubuhnya dengan kedua tangan. “Gue akan buat lo menyesal seumur hidup!”

No, gue akan ikut mati setelah pastikan lo terkirim ke neraka.” Ucapnya santai. Langkah kakinya terhenti saat melihat bagaimana gadis itu merangkak sekuat tenaga untuk menggapai pintu, menyeret tubuhnya hanya dengan kedua tangan.

ARCHILLES♤ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang