6. Between Us

1.3K 144 7
                                    

Harin yang melihat Sooji terdiam. Hanya dapat terkekeh sendu.

"Apa semua itu cuman omong kosong, Ji? Semua yang kamu bilang ke aku."

Sooji memejamkan matanya, tangannya menahan diri di pintu. Kepalanya rasanya pusing, saat dirinya memaksa diri untuk berpikir. Harin semakin gencar untuk melampiaskan perasaan nya.

"Semua yang kamu bilang, kamu cinta aku, kamu bakal disisi aku. Kamu bilang perlahan kamu bakal bantu aku untuk sadar, tapi kamu malah yang buang aku!"

Tangan kanan nya menopang tubuh nya, dengan tangan kirinya memegang kepalanya. Membuat Harin termangu, dan dengan khawatir mendekati Sooji.

"Ji, kamu.. kamu kenapa?"

Saat Harin sudah didekat nya, tubuhnya tak dapat ditopang lagi. Ia pingsan dalam rengkuhan Harin.

"Sooji! Sung Sooji! Kamu kenapa?" Dengan panik Harin terduduk dan menaruh kepalanya Sooji dipangkuan nya. Perlahan membuka pintu kamar mandi dan berteriak memanggil pertolongan.

Akhirnya ia menelpon Do ah, yang tentu langsung diangkat oleh gadis berkacamata itu.

"Harin kamu dimana?"

"Do ah~ Sooji. Sooji pingsan."

Do ah dengan cepat berdiri dari tempatnya. Geseran kursi membuat murid lain menatapnya. "Kamu dimana sekarang?"

"Kamar mandi," jawab Harin dengan tersendat karena ia menangis melihat keadaan Sooji.

_-_-_-_

"Ini semua karena kamu, Rin. Kamu apain Sooji, sampai pingsan?" Tanya Jaeun. Ia memegang tangan Sooji erat, dan tak ingin melepaskan nya.

"Rin, Lo gak sadar sadar, ya!" Bentak Yerim. Sedangkan Jaehyeong dan Ji ae terduduk di sisi kasur Sooji.

Harin hanya menunduk menatap Sooji dengan khawatir. Ia menggigit kukunya gelisah.

Do ah menghela napas, "kita tunggu Sooji bangun. Dan dengar penjelasan dari nya."

Setengah jam menunggu, mata itu bergerak dan terbuka perlahan. Dan bernapas pelan.

"Ji? Kamu gakpapa?" Tanya Jaeun saat Sooji perlahan mendudukkan dirinya, dibantu oleh mereka. Dengan meringis memegang kepalanya, ia bersandar.

"Sooji.. maaf." Gumam Harin, ingin mendekati Sooji namun rasanya tak bisa.

"Kenapa lo bisa pingsan, Ji?" Tanya Yerim.

Sooji menyengir kecil. "Gue.. berusaha ingat. Cuman susah ya."

"Udah aku bilang, jangan paksain. Ingatan kamu bakal pulih perlahan kok."

Harin dan Do ah yang mendengar itu menjadi terdiam penasaran. Ingatan? Pulih perlahan?

"Ma.. maksudnya?" Harin menatap Sooji, yang kini juga menatapnya.

"Bukan apa-apa." Sahut Sooji langsung, ia mengalihkan pandangannya. 'Sooji asli' mendatangi nya disaat dirinya pingsan. Memberikan sebuah clue penting. Clue itu berputar di Harin. Selalu Harin.

Harin yang melihat Sooji seakan tak ingin menatap nya hanya dapat diam. "Kalau adanya gue di sini cuman buat kalian canggung. Gue pergi dulu."

Gadis berkacamata itu hanya dapat melihat punggung Harin yang menghilang dibalik pintu, ia tahu Harin sedang tidak baik-baik saja. Dan menatap teman-teman Sooji.

"Kalian bisa ke kelas duluan. Bel pulang sebentar lagi akan bunyi, biar gue yang urus Sooji," ujar Do ah.

"Tapi—"

"Jaeun, Ji ae, Jaehyeong, Yerim. Makasih dan temenin gue, cuman biar Do ah di sini dulu."

Yerim yang melihat keseriusan antara keduanya, menarik satu persatu kerah teman-teman nya.

"Uaa.. Yerim!" Jaeun yang ditarik berupaya menjaga keseimbangannya.

"Take your time, Ji." Jawab Yerim yang mengerti. Lalu mereka berempat hilang dibalik pintu. Meninggalkan keheningan antara Sooji dan Do ah.

"Lo buat Harin nangis, Ji. Lo gak tepatin janji Lo."

Sooji terdiam dan berkata, "gue gak ingat janji apa yang Lo maksud sebenarnya. Cuman—"

Do ah dengan kasar memegang kerah Sooji, membuat gadis itu berdiri di depan Do ah.

"Gue gak tau, ketua kelas bisa sekasar ini hanya karena Harin."

Do ah menggertakkan giginya. "Dia cinta Lo, Ji."

Sooji mengangguk. "Aku sadar itu, kok."

"Lalu kenapa?"

"Gue cuman mau nyadarin dia atas Pyramid Game yang dia buat."

Do ah mengeratkan genggaman itu, "tapi.. gak harus sampai begini kan?"

Helaan napas terdengar dari bibir gadis yang dicengkeram. "Gue cuman pengen yang terbaik untuk Harin."

Do ah mendorong kasar Sooji. "Lo yang terbaik buat dia."

"Tapi gara-gara gue deket Harin, gue masuk rumah sakit, dan buat gue amnesia!" Bentak Sooji dengan kasar, membuat Do ah terdiam.

"Orang itu ada di antara kalian, anak kelas 2-5. Dan gue gak bakal kasih ampun buat orang yang nyakitin gue!"

Just You and Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang