8. Love Us

1.5K 154 14
                                    

Harin menatap Tetua Baek yang tengah duduk di hadapannya. Dengan tegang ia berdiri.

"Mana binaran matamu yang selama ini nenek lihat, Harin?" Tanya Tetua Baek dengan datar menatapnya.

Harin tersenyum tipis dan menghela napas diam-diam. "Nenek—"

"Jika kamu ingin meminta sesuatu, nenek selalu memberikan. Balasan nya, dengan keberhasilan rencana mu, Harin."

Padahal ia sangat ingin mengakhiri ini, tapi neneknya malah seperti ini. "Tentu, nek."

"Pergilah, sekolah yang benar." Neneknya kembali menatap buku di tangannya. Harin mengangguk dan berpamitan.

Saat di depan pintu masuk, ada seorang gadis yang tengah menunggunya di depan. Membuatnya membulatkan mata.

"Sooji.."

Gadis itu menoleh dan bangkit dari duduknya, "ayo berangkat, tadi aku udah bilang ke supir kamu."

Tanpa menunggu jawaban Harin, Sooji menarik lembut gadis itu, ke mobil yang dibawanya. "Tadinya, aku mau bawa motor, cuman takut nya kamu gak nyaman kalau pake motor."

Apa ini? Kenapa Sooji berubah-ubah sikap terhadap dirinya? Sooji membukakan pintu untuk Harin. Lalu menutup nya saat Harin masuk dengan kaku. Dirinya masuk ke kursi pengemudi. Harin menatap mata Sooji dengan intens, membuat gadis itu gugup menatap Harin.

"Ke.. kenapa, Rin?"

"Kamu lagi tarik ulur ya?" Tuduh Harin.

"Loh.. tarik ulur apa?" Jujur ia bukannya tarik ulur. Tapi belum terbiasa, terlebih yang pacaran sebenarnya Sooji asli dengan Harin. Bukan dia. Mana dirinya tak berpengalaman dalam hal ini.

"Itu! Kemarin kamu kayak ngejauh, sekarang kamu malah gini." Wajah Harin yang cemberut membuat Sooji terkekeh. Imut sekali.

"Maaf."

"Eh tapi, kamu gak papa kan? Kemarin kan kamu pingsan."

Wajah nya ditangkup oleh Harin.

"Gakpapa, sayang." Dielusnya tangan Harin di wajah nya.

Oke, itu mampu membuat Harin salah tingkah. Langsung dilepas dari wajah Sooji kedua tangannya itu.

"Okeh, kita berangkat!"

Mobil itu melaju dengan kecepatan normal. Menuju sekolah Baekyeon. Sooji menatap jalanan. Setelah kemarin ia, Eunseo dan Sunghwa mendapatkan rekaman CCTV itu, dia bertekad untuk melanjutkan kehidupan penuh misteri ini. Membuat ia tertarik.

"Do ah, gue sama Harin, sering gak berangkat bareng dulu?"

"Sering, cuman biasanya Harin turun duluan."

Sooji melirik Harin yang sedang menikmati jalanan melalui kaca mobil sampingnya. Dan berdeham, "Rin.. kamu mau turun duluan kayak biasa, atau mau langsung bareng aja?"

Bertanya dengan hati-hati agar tak ada kesalahan. Kalau perempuan sudah ngambek itu susah untuk dibalikin mood-nya. Tapi ia juga perempuan, yak.

Harin tampak menyernyit memikirkan, "kalau kita bareng aja, gak papa? Aku tau mereka bakal aneh, cuman.."

"It's okay. Bareng aja kita, Rin."

Mereka akhirnya sampai diparkiran. Dengan Sooji yang terlebih turun duluan, dan membukakan pintu untuk Harin. Kemarin Sooji sempat baca-baca artikel, 'cara romantis memperlakukan pacar perempuan mu.'

Harin menggigit bibir bawahnya, dirinya kembali membiasakan Sooji yang sekarang. Hampir seperti biasanya. Ia turun dan berjalan beriringan menuju kelas, dan ditatap oleh beberapa murid yang lewat.

"Itu kenapa mereka liatin kita, Rin?" Tanya Sooji sedikit berbisik pada Harin. Harin terkekeh kecil mendengar itu.

"Mereka gak biasa liat kita bareng. Yang mereka tau, kita itu musuh."

Sooji mengangguk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Kamu gakpapa kita kayak gini?"

Keduanya menginjakkan kaki di anak tangga terakhir. Dan sampai di lantai dimana kelas 2-5 berada. Harin tersenyum tipis dan menggeleng, lalu menatap sendu Sooji.

"Kamu yang mau kita Backstreet, Ji." Ujar Harin sembari menggenggam tangan Sooji. Langkahnya terhenti, membuat Sooji juga berhenti.

"Aku pikir, dengan sikap kamu ke aku, kamu juga bakal buang aku, kayak mereka." Lanjut nya sembari menggenggam erat tangan Sooji, dan menunduk menatap genggaman itu.

_-_-_-_

BRUK!

Tubuh Sooji dilempar begitu saja ke dinding. Mereka baru saja menyelesaikan pelajaran olahraga, maka dari itu, Sooji, Dayeon, Woo yi dan Seol Ha masih memakai baju olahraga.

"Hei.. liat, cuman segini dia bisa melawan?" Ledek Dayeon.

Seol Ha tersenyum sinis dan kakinya terus menendang-nendang Sooji yang kewalahan.

"Masih saja sok, mau buat Harin di pihak Lo juga? Gak bakal bisa!" Geram Woo yi.

Sooji terkekeh kecil dan terengah-engah mendengar mereka. Seol ha menghentikan tendangan nya dan menyorot tajam ada Sooji.

"Aduh.. bodoh. Kalian bully gue di luar kelas?"

Sooji kembali memberikan jari tengahnya. Berpura-pura seperti korban yang tak berdaya.  Diam-diam ia melirik seseorang yang sedang bersembunyi di balik pohon besar, menyoroti mereka dengan kamera.



Just You and Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang