33. For you

869 100 15
                                    

Kini dirinya sedang dalam perjalanan ke arah gedung, dimana seseorang itu berada, menambah rasa ingin balas dendam. Mobil nya berhenti tidak terlalu jauh dari gedung itu.

Matanya memandang gedung itu, dimana Kim Dayeon berada, Tangannya memegang alat yang tentunya diketahui apa itu.

"Semua sudah ditempat, Nona."

Bona mendengar itu dari walkie talkie nya. Terdiam, apakah keputusannya untuk seperti ini adalah benar. Tapi mengingat wajah shock Sooji, dan wajah pucat Doah yang masih teringat jelas dibenaknya, membuat nya tak ragu. Dia sudah tak peduli, karena kalau mengenai hal ini, dirinya selalu senang menyiksa orang-orang jahat.

Dia melirik sekitar, anak buahnya sudah ada di dalam dan di sekitar lokasi. Keluar dari mobil, memastikan tempat sepi. Lalu langkah tegaknya menuju lobby gedung itu.

Matanya tertuju pada Dayeon dan juga Eunbyeol yang sedang bermain kartu.

Dirinya memilih mendengarkan dari balik tembok dengan seksama.

"Lo gak takut, kalau Lo diburon?". Tanya Eunbyeol sedikit takut, sebenarnya dia tak lagi ingin memiliki sangkut paut akan masalah ini.

"Gue udah bilang ke ayah gue, buat nutupin kasus itu. Tenang aja, gue gak bakal ketangkap, My father knows what to do."

Dayeon mengeluarkan kartu terakhir nya, dan dia yang menang akan Eunbyeol yang masih memiliki 3 kartu di tangan nya. Dayeon menunjukkan seringainya.

"Lagipula, gue juga gak suka Doah, dia bikin gue muak, kayak anjing penurut."

Dari balik dinding kumuh itu, Bona benar-benar dibuat semakin marah, bisa-bisanya Dayeon menghina gadisnya. Dia melangkah keluar dari balik tembok itu, derap langkah beratnya bergema dalam gedung kosong itu.

"Dayeon.." suara datarnya mampu membuat siapa saja yang mendengar akan merinding.

Keduanya berpaling menatap seseorang yang datang itu. Dan berdiri kaku, melangkah mundur.

"L.. lo.. bukannya Baek Hyun Joong sudah membunuh Lo?!" Teriak Dayeon.

Eunbyeol membulatkan matanya ketika dia sadar siapa orang ini, Bona, Kim Bona. Seseorang yang seharusnya sudah terbunuh saat itu.

"Jadi kalian ada campur tangan nya akan kematian saya?" Geram Bona.

Bona menendang meja di depannya, dimana kartu di atas meja menjadi berhamburan. Tangannya melepaskan kunci pistolnya, dan menembak berantakan seluruh tempat.

"Saya.. saya gak ikut-ikutan, Nona. Saya tidak tahu apa-apa." Dengan suara bergetar Eunbyeol bersujud di kaki Bona.

Dayeon menggertakkan giginya, "Eunbyeol! Apa-apaan Lo?!"

Bona menatap datar Eunbyeol, dia hanya melewati gadis itu, dan terus melangkah ke Dayeon yang sudah terpojok. Pistolnya terangkat ke kening gadis itu.

"Gue bakal penjarain Lo, bajingan?! Lepasin gue, ternyata CEO terkenal adalah seorang pembunuh, hm?" Dengus Dayeon dengan seringai.

Bona tak menjawab. Dan semakin mendekat. Kemudian, suara memekakkan telinga terdengar.

DOR!

DOR!

Eunbyeol hanya bisa bergetar dalam posisinya ketika suara tembakan itu menggelegar. Ketakutan menyelinap ke dalam tubuh nya. Matanya melirik ke belakang.

Kondisi Dayeon saat ini, bahu terkoyak akibat rentetan peluru, kakinya lesu tak punya tenaga. Napasnya berat, ia meraung.

Lagi dan lagi, suara tembakan itu terdengar. Akhirnya Bona berhenti saat Dayeon telah menghembuskan napas terakhirnya.

Just You and Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang