29. We Can('t)

995 118 8
                                    

Hari ini kepulangan Sooji dan Bona, keduanya berada di satu mobil dengan Doah dan tuan Seo. Tapi duo di belakang yang tak lain ialah Bona dan Sooji malah bertengkar.

"Lo anjim banget, Bon. Kenapa gak ngomong kalo Lo nyulik Harin dari Baek, dibawa ke rumah gue?!" Teriak Sooji.

"Itu bukan nyulik, ya! Gue cuman bawa gak nyulik. Lo tau kan gimana keluarga Baek," desis Bona. "Kalo nyulik itu bawa secara paksa." Lanjutnya.

"Terus nanti gimana gue hadepin Harin? Nanti gue kaku atau gue gak sesuai Lo?" Panik Sooji, ambil mengerucutkan bibirnya. Napasnya cukup cepat.

"Udah deh gak usah sok imut, jijik gue. Lagian kalo dia suka sama Lo, dia bakal terima apa adanya Lo. Gimanapun sifat Lo kali," jelas Bona. Wajahnya dipalingkan ke luar jendela, menatap jalan luar. Berdecih pelan.

Dari kacamata nya, Doah hanya bisa melirik Bona. Sedangkan Tuan Seo hanya terkekeh pelan dan menggeleng mendengar pertengkaran kedua orang di kursi belakang, dan kembali fokus menyetir mobil.

"Kita sampe," ujar Doah suaranya dingin. Mendengar itu Bona langsung mendongak menatap Doah yang ada di kursi depan, dan kembali mengalihkan pandangannya.

"Loh, cepet banget?" Bingung Sooji.

Tuan Seo hanya tertawa, "kalian asik berantem, jadi gak kerasa."

"Untung camer, kalo gak udah disungkem pake pistol dah tuh mulut. Eh, aduh, durhaka gue sama orang tua." Gerutu Bona dalam hati.

_-_-_-_

Saat Sooji dan yang lain masuk ke rumah Sooji, dua orang yang sedang mengobrol, yang tak lain Harin dan Jaeun segera menoleh ada mereka.

"Harin!" Seru Sooji dengan senyum, sambil berlari kecil ke arah Harin. Dan memeluk tubuh Harin erat, membuat Jaeun melongo dan merasa menjadi nyamuk. Sooji menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher sang kekasih.

"Astaga.. Sooji." Harin tersenyum merasa geli di lehernya.

"Kangen~" rengek gadis yang memeluk tubuh Harin, dan mengecup bibir lembut dari Harin.

Harin hanya terkekeh, "baru juga berapa waktu gak ketemu. Kamu juga sih kok lama pulangnya, katanya cuman mau meeting."

"Eung.. maaf." Sebenarnya Bona sudah menceritakan semua yang dirinya perbuat saat menjadi Sooji, agar Sooji tahu akan berbuat apa. Ya, kecuali mengenai hal-hal aneh seperti ciuman atau semacam nya lah. Bona malu dan segan menceritakan itu.

Dari tempatnya Bona tersenyum tipis menatap keduanya, Doah hanya dapat mengelus lembut tangan nya. Membuat gadis itu menengok pada Doah yang berusaha menenangkan nya.

"Oh iya! Harin, Jaeun, aku mau kenalin kalian ke seseorang." Sahut Sooji, sambil melangkah tergesa-gesa, mengajak dua gadis itu ke tempat Bona, Doah, dan Tuan Seo.

Harin yang diajak membulatkan matanya saat melihat orang yang di depan nya. Jaeun tersenyum ramah, dan dibalas senyum juga oleh Bona.

"Kenalin, ini Bona, Kim Bona." Senyum Sooji, sambil memukul kecil bahu Bona, membuat Bona menatap sinis ada Sooji.

Gadis itu, Harin, berdeham, merasa gugup menatapnya, seorang pemilik perusahaan Kim, yang diiming-imingi sudah meninggal atau menghilang, sekarang di depan matanya.

Perlahan tangan Harin terulur. Tersenyum ramah, "senang berkenalan dengan Anda, Nona Kim. Saya Harin, Baek Harin."

Mata tajam itu menatap uluran tangan Harin, tangan lembut dan halus itu di depannya, tapi ia mengabaikannya. Dia tak tahu harus merespon apa. Doah hanya menggigit bibir bawahnya pelan menatap Bona. Tuan Seo seperti menonton drama sedari tadi.

Bona berdeham meresponnya tak menyambut uluran itu, dan mengalihkan pandangannya pada Sooji. "Ji, gue duluan, gak ada lagi yang penting, kan? Gue pergi duluan."

Rasanya sedikit aneh ketika dirinya direspon aneh, mata Harin hanya dapat melihat punggung Bona menjauh.

"Harin, Jaeun, Ji. Gue sama ayah juga pergi duluan, ya!" Pamit Doah. Lalu menyusul Bona.

"Gue gak bisa berinteraksi santai sama Harin. Ah, bisa gila gue!" Batin Bona.

_-_-_-_-_

Kini Bona berada di markas The Clown, setelah mendengar kabar yang sangat telat dari Eunseo, bahwa Min young dan Sunghwa menghilang, dan bisa disimpulkan mereka tertangkap, membuatnya pusing.

Tubuh nya baru saja keluar dari rumah sakit, tapi harus diketahui olehnya hal rumit ini. Begitu tahu bahwa Baek sedang menyandera keduanya. Tubuh nya bersandar pada kursi kebanggaan nya. Markas sepi kali ini, hanya ada dirinya, dan Doah.

"Bona.." Panggil Doah pelan, dan mendekatkan diri nya ke sebelah Bona, tangannya naik ke kening Bona, dan memijit nya.

"Hm?" Bona memejamkan matanya, menikmati pijatan dari Doah. Yang dipijat hanya bisa menghembuskan napas.

"Jangan terlalu mikirin, aku gak mau kamu sakit karena ini." Pinta Doah, dia sangat khawatir akan keadaan Bona.

"Gimana aku gak mikirin, mereka itu anak buah aku, Doah." Bona mendongak dari duduknya.

"Kamu udah terlalu banyak pikiran. Setidaknya biarin diri kamu istirahat dulu. Kamu terlalu mikirin tentang Harin, sekarang anak buah kamu, It's okay if you take a break from your worries." Doah agak menekankan nama Harin, di ucapannya.

Matanya mengerjap menatap sang gadis berkacamata, dan menenggelamkan wajah nya diperut gadis yang berdiri di depannya ini.

"Um.. iya. Aku istirahat bentar, abis itu aku mau meeting sama Eunseo, boleh?" Tanya Bona sedikit tak jelas karena wajahnya tenggelam ke perut Doah.

Doah hanya bisa menghela nafas, tangannya mengelus sayang rambut panjang Bona. "Okay.. okay.."

Bona terkekeh dan mengeratkan rangkulan nya di pinggang Doah.

"Wait for me, Doah."

Just You and Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang