"Amnesia?" Tanya Do ah dengan terkekeh, tak habis pikir dengan Sooji. "Lo amnesia tapi gak bilang sama Harin? Kenapa? Lo sebenarnya cuman pakai dia buat kebutuhan Lo? Buat bisa hapus Pyramid Game dari dalam?"
Sooji mengepalkan tangannya. Gadis di depannya tak mengerti apa-apa tentang dirinya. Bahkan pernyataan terakhirnya sama sekali tidak digubris. Bisa kah ia mencurigainya sebagai dalang dalam kecelakaan itu?
'Sooji asli' tidak diperbolehkan untuk menceritakan semua yang dia lalui, dia perlu menjalani nya sendiri. Trust issue.
"Gue.. amnesia, dan gak mau buat Harin khawatir."
Saat bicara seperti itu Sooji mengalihkan pandangannya dari Do ah.
"Justru dengan begini, dia khawatir, Ji."
Helaan napas terdengar di tengah keheningan. "Jawab jujur gue, Do ah."
Do ah dan Sooji saling bertatapan.
"Apa yang terjadi ke gue itu, ada hubungannya sama kalian?"
Do ah menggeleng, "gue gak tau, waktu main paint-ball, Lo ditemuin udah gak sadarkan diri di salah satu bangunan."
_-_-_-_
Bel pulang sekolah berbunyi, buru-buru Sooji pergi keluar kelas tanpa menunggu yang lain. Itu tak luput dari pandangan Harin, yang hanya bisa menghela napas.
"Ngapa itu anak?" Tanya Jaehyeong yang menggandeng Jaeun.
"Tau, makin aneh aja."
Do ah menenteng tasnya dan berjalan ke Harin. Walau pikiran nya terhenyak ke pembicaraan antara dirinya dengan Sooji.
"Jangan bilang ke Harin tentang amnesia gue. Biar gue yang jelasin sendiri."
Kata terakhir dari Sooji, saat sosok itu berlalu keluar dari UKS.
"Harin, aku boleh nebeng gak? Kan udah biasa." Sahut Wooyi tiba-tiba dari belakang Do ah. Sejak Ko Eubyeol naik rank, dia malah duduk bersama Harin, dan Wooyi terusir.
"Woo.. Harin mana mau sama Lo, sana sana." Usir gadis yang memakai kawat gigi.
"Lo gak usah ikut campur deh, Byeol!" Teriak Wooyi.
Harin yang diam pun di tarik pelan oleh Do ah, meninggalkan dua orang yang tengah beradu argumen. Berjalan ke tangga beriringan.
"Sooji bakal jelasin semua ke kamu, Rin."
Ucapan Do ah pada Harin yang membuat Harin tentu saja terkejut. Tapi dilihatnya gadis berkacamata itu sudah meninggalkan nya tepat di depan mobil jemputan nya.
"Maksudnya?" Gumam Harin.
_-_-_-_
Gadis itu memacu motor nya ke alamat yang diberikan Do ah padanya. Penampilan nya cukup tertutup, jaket hitam dan topi.
"Eunseo, bawa Jo Sunghwa ke alamat yang gue kirim," ujarnya di telpon. Dan dengan cepat mematikannya.
Motornya diparkirkan. Dan masuk perlahan dengan akses mudah, karena memiliki kartu akses yang dibuat oleh Eunseo. Dan masuk ke tempat Paint-ball. Dia memasuki bangunan-bangunan itu satu persatu.
Dan kemudian menganalisa, yang mungkin bisa menjadi barang bukti.
"Ada CCTV rupanya," gumamnya saat mendongak beberapa sudut ruang dari gedung kosong tempat Paint-ball ini. Lalu keluar menemui Eunseo.
"Yoo bro. Gue udah nemuin pusat sistem nya." Ucap Eunseo dengan semangat.
Sooji mengangguk dan mengikuti sepupu nya itu, memasuki sebuah ruang, yang bisa dikatakan sebagai pusat sistem. Di sana ada Jo Sunghwa yang sedang mengotak-atik laptopnya.
"Gimana Sunghwa? Ketemu?"
Sunghwa mendongak menatap seorang asing di belakang Eunseo. "Siapa gadis itu, Seo?"
"Sep.. eum sobat gue, bro. Udah udah, gimana ketemu rekaman CCTV nya?"
"Ye, berhasil. CCTV nya sempat dihapus oleh seseorang, cuman gue bisa balikin lagi."
Janggal, seperti sudah direncanakan. Kemudian, keduanya merapat pada Sunghwa. Menonton setiap CCTV pada tanggal dimana anak kelas 2-5, sekolah Baekyeon sedang melakukan permainan paint-ball.
"Ini.. Baekyeon, kan?" Tanya Sunghwa dengan menyernyit. "Baek yang bunuh Bona, kan, Seo?"
Eunseo meletakkan jari nya di depan bibir nya, "sst. Dah fokus cari wajah nih bocah."
Ditunjuk Eunseo, membuat Sooji mendatarkan wajahnya. Tak sopan.
"Itu, di CCTV 18." Tunjuk Sunghwa sembari membesarkan gambar.
Mereka memperhatikan pertengkaran seorang gadis, dengan Sooji.
"Karena Lo, gue gak bisa deket sama Harin lagi, Sooji! Mati aja Lo, Sialan!"
Mereka tertegun mendengar itu. Sooji yang bisa mengetahui siapa wajah gadis yang tengah menggenggam erat kepalanya dan membenturkannya. Genggaman itu melemah, saat di CCTV lain datang kelompok lain.
Di saat itulah, Sooji ditemukan oleh dua orang teman sekelasnya.
"Tanggal berapa ini, Sunghwa?" Tanya Sooji sembari memegang kepalanya, dan mundur.
Sunghwa menyernyit heran, karena orang di sampingnya mengetahui namanya hanya bisa menjawab, "tanggal 15 April."
Eunseo dan Sooji saling menatap.
"Tanggal yang sama dengan kematian gue sebagai Bona."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You and Me [End]
RomantikTransmigration Books #2 *Beberapa bagian diambil dari drama asli* Kim Bona, seorang pengusaha terkenal, dan memiliki suatu organisasi mafia rahasia yang terkenal. Hanya memiliki sepupunya, yaitu Eunseo. Bona tak menyangka dirinya akan mati, dan berp...