31. Danger

1.1K 118 21
                                    

"Gue udah muak sama Sooji, Byeol. Gu pake mobil gue. Cara lo bakal berguna sekarang!" Decih Dayeon yang sedang berjalan ke arah mobilnya. Saat ini pulang sekolah, matanya mengawasi pergerakan Sooji.

Eunbyeol menggigit bibir bawahnya, "Lo yakin? Padahal gue cuman bercanda nyaranin itu. Gua gak mau terlibat!"

Dayeon tersenyum miring menatap Eunbyeol, "gue bisa sendiri, dasar pengkhianat. Sana Lo! Gue bakal bunuh Sooji, demi apapun Sooji udah buat Harin berubah total."

Dayeon meninggalkan Eunbyeol sendiri, dan masuk ke dalam mobilnya. Eunbyeol yang gelisah hanya dapat kabur dari sana. Dan bergumam, adios.

Dari kejauhan Sooji melangkah bersama teman-teman nya termasuk Harin dan Doah. Mengobrol riang dan itu begitu menyakitkan bagi Dayeon.

"Bentar, tadi kan kalian minta traktir, gue beli Subway dulu, ya?" Tunjuk Sooji ke seberang sekolah. Dengan ruang meninggalkan teman-temannya.

"Oi! Jangan lupa saos gue, Lo suka lupa!" Teriak Jaehyeong. Jaeun yang disebelah hanya menjauhkan kepalanya dari gadis itu.

Sooji mengacungkan jempol saat di atas garis Zebracross.

Doah terkekeh sambil melihat chat yang baru saja masuk. Pesan dari Eunbyeol, tumben?

'Ketua kelas.. Sooji, dalam bahaya.'

Doah membulatkan matanya, dan mendongak,  matanya melihat mobil yang melaju cepat  ke arah Sooji dengan sengaja.

Doah berlari tanpa ragu. "SOOJI!!"

Teman-teman Sooji, termasuk Harin melihat kejadian itu di depan mata mereka.

BRAKK!

_-_-_-_-_

Bona terperangkap saat masuk ke markasnya. Ruangan nya berantakan, anak buah Baek mengelilinginya, membuatnya terpojok. Pistol mengarah ke pelipis nya, tangannya dipaksa terangkat.

Saat tadi ia dikabari oleh Eunseo, bahwa Min young dan Sunghwa telah kembali, dia tahu seharusnya dirinya tak sebodoh itu percaya. Dia tak menyalahkan ketiganya, mereka hanya ingin bertahan hidup dengan cara itu.

Matanya bergulir menatap Eunseo yang sudah tertunduk lemas, wajah memerah dan berkeringat, luka tembak dipahanya, meyakinkan dirinya bahwa gadis itu dipaksa.

Menatap Min young dan Sunghwa yang tak jauh berbeda. Namun, ketiganya nampak jatuh ke pikiran masing-masing.

"Lihatlah.. ternyata Kim Bona yang menjadi otak dari kekacauan di pesta ku yang besar kemarin itu." Suara bariton itu lancang memasuki telinganya.

PLAK!

Bona ditampar keras oleh ayah Baek itu. "Ini gara-gara kamu mengacaukan pesta ku."

BUGH!

"Ini.karena kematian Baek Hyun Joong."

Bona merasakan bau amis dan rasa aneh di sisi bibirnya. Dia tahu itu darah.

Pukulan kesekian itu, membuat pilu Eunseo, Min young, dan Sunghwa.

"Lepasin Bona, tua bangka!"

Teriakan Eunseo diabaikan, dan tubuhnya malah ditendang lagi.

Bona meludahi wajah ayah Baek itu, dan terkkeh pelan. Walau nyeri karena luka diujung bibirnya, tak membuatnya takut.

"Ternyata kelakuan keluarga Baek itu bejat semua, kecuali Harin. Harin memang tak sepatutnya masuk ke keluarga keji ini, dia terlalu polos untuk keluarga anehmu ini!"

Ujung pistol yang dipegang ayah Baek itu memukul kepalanya hingga berdarah. "Jangan belagak kamu."

"Bicara sopan dengan tuan Baek, wahai nona." Kata orang itu dari belakang nya. Suara itu, hanya dapat membuat Bona diam-diam tersenyum tipis.

"Hei, Baek. Lepaskan anak buahku, atau kamu tau akibatnya." Bona mendongak dan menatap tenang pada Baek.

Membuat laki-laki paruh baya itu geram karena sosok nya tak dapat membuat Bona gentar.

"Memang seorang CEO perusahaan Kim yang rupanya memiliki kelompok mafia ini tak bisa dianggap jalang lemah!" Ejek nya.

Bona menggertakkan giginya. Dan sepatunya mengetuk tiga kali. Itulah kode nya. Semua inti The Clown keluar dan menembaki kepala anak buah dari ayah Baek.

"Apa-apaan?!" Teriak nya, sambil bersembunyi dibalik pilar. Ini terlihat Dejavu.

Bona pun terlepas, ternyata anak buahnya sudah sampai. Dan salah satunya sudah menyamar, mengingatkan nya bahwa mereka telah sampai.

Eunseo, Min young, dan Sunghwa bangkit saat tali yang diikat pada mereka terlepas. Eunseo dengan Katana, Min young dengan senjata pistol nya, doang Sunghwa seperti kunai pada film ninja.

"Perang!"

Tapi rasanya ada hal yang janggal. Gelisah di hati Bona, rasanya tak enak, pikiran nya melantur pada orang lain. Dia tak ingin hilang fokus, dia menembaki habis anak buah Baek yang tersisa.

_-_-_-_-_

"Doah.. Doah!"

Tabrakan tak terelakan. Perasaan gelisah yang Bona rasakan pun terjadi. Doah sempat mendorong Sooji, membuat gadis itu jatuh ke sisi jalan. Namun Doah terpental cukup jauh, kacamata nya lepas dan pecah.

Mobil itu sempat berhenti dan melihat kaca spion. "Doah.." gumamnya.

Dayeon menggenggam stir mobilnya, terlihat kacau. Dia kembali menjalankan mobilnya.

"Woi, jangan kabur!" Teriak Ji ae. Yerim menenangkan Ji ae dan menariknya ke Doah. Sooji terengah-engah dan shock setelah apa yang terjadi dibantu Harin berdiri.

"Sooji." Lirih Harin, lalu menatap Doah yang terkapar.

Orang-orang yang menyaksikan panik. Dan mulai menelpon ambulans.

"Doah!" Sooji jatuh di samping tubuh Doah yang terkapar. Darah mengalir dari kepala sang gadis yang telah menyelamatkan nya. Matanya masih sedikit terbuka.

"Ji.. lo gakpapa kan? Gue.. seneng setidaknya.. gue bisa jaga Lo.. kayak adik gue sendiri. Nanti jangan lupa.. bilang ke Bona ya, kalau gue.. keren udah nyelamatin Lo." Dengan terbata-bata Doah bicara, sempat tersenyum lelah.

Dan akhirnya pingsan. "Doah! Bangun Banjang!"

Semuanya terjadi begitu cepat. Bahkan pelakunya tak dapat dilihat lebih jelas. Ambulans dan beberapa mobil polisi sampai di tempat kejadian, menutup jalan itu. Dan membawa Doah sesegara mungkin ke rumah sakit.

"Kak Bona.. Lo gak kesini? Doah.. Doah butuh Lo sekarang." Batin Sooji dengan air mata yang mengalir, sambil memeluk Harin yang juga menangis menatap sahabatnya yaitu Doah dibawa.

_-_-_-_

Beberapa part lagi udah mau End. YEAYYY!

Just You and Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang