16. Traitor

1.2K 153 51
                                    

Beberapa jam sebelumnya.

"Ja Eun."

Jaeun yang tengah memasak ramyeon untuk dimakan berdua menoleh pada gadis itu. "Ke.. kenapa, Rin?"

Harin menopang dagu nya di meja makan, "dimana Sooji? Kok dia ilang?"

"A-aku gak tau, dia lagi ada urusan. Mau makan ramyeon?" Tanya Jaeun mengangkat panci di tangannya ke tengah meja.

"Boleh." Mereka menikmati makanan itu, dan Harin seakan tersadar. "Ja Eun, hari apa sekarang?"

Jaeun mendongak, "Sabtu, kenapa? Kan sekolah libur, jangan bilang kamu mau sekolah."

Harin berdeham dan menaruh sumpit nya. Lalu bangkit dari duduknya, "gaklah. Gue juga punya urusan."

Gadis itu menjauh dari ruang makan, Ja Eun menatap punggung gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Tapi akhirnya ia mengangkat bahunya dan kembali menghabiskan ramyeon yang sudah dimasak.

SAT!

BUGH!

Saat Ja Eun telah menyelesaikan makan nya, tiba-tiba ada yang memukul tengkuknya hingga pingsan.

"Maaf, Ja Eun."

_-_-_-_

Now.

Sooji merasakan jantung nya seakan berhenti, perasaan aslinya keluar. Menatap gadis yang kini menodongkan pistol padanya. Dengan napas yang tersengal-sengal.

"Kenapa? Kaget?" Tanya Baek Hyun Joong yang terkekeh puas, karena telah melihat ekspresi wajah Sooji.

Gadis itu tampak tak mendengar Baek Hyun Joong, dia terpaku pada seseorang di sampingnya. "Kenapa..? Harin?"

Gadis itu, Harin menatap datar dirinya. Tidak, kenapa? Apa dia telah salah menyimpulkan sifat asli Harin? Sakit, sesakit ini rasanya pengkhianatan. Padahal, perlahan dirinya merasa nyaman akan keberadaan gadis ini.

Langkah nya terdengar, menghampiri Baek Hyun Joong. Harin menyerahkan sebuah map.

"Kakek, ini. Map yang kakek mau."

Baek Hyun Joong melepaskan rangkulan kedua anak buahnya, dan dengan cepat mengambil map. Itu perlahan sudut bibirnya terangkat.

"Lihat lah, gadis Sung. Perusahaan ayahmu, akan menjadi milikku."

Mengeraskan rahangnya saat mendengar itu. Dan melirik Sunghwa, mereka membuat kode dalam tatapan mereka.

"Harin.. jadi selama ini aku masuk perangkap mu?"

Ditanya seperti itu hanya membuat Harin mengalihkan pandangannya dari Sooji. Pergerakan itu membuat Sooji tertawa gila, dan mengusak rambutnya ke belakang.

Dia menghela napas, seakan-akan tidak rela bahwa baru saja ia dikhianati. Mata nya yang berkaca-kaca menatap Harin dengan tajam.

"Aku terlalu percaya diri, kalau cintamu tulus."

"Itu kebodohan mu, Sooji." Harin menggenggam erat pistol yang ada di tangan nya.

Sooji terkekeh dan beralih ada Baek Hyun Joong. "Kakek tua itu pasti senang, udah mematahkan hati seorang gadis polos. Tapi di sini ada satu kesalahan."

Baek Hyun Joong menyernyit heran.

"Saya gak sebodoh itu. Kim Bona, itu licik, dan cerdas dari yang anda kira, loh."

"Kim Bona sudah mati, setelah perusahaan Sung di tangan saya. Perusahaan nya akan jadi milik saya!"

Sooji melangkah maju, dan anak buah Hyun Joong termasuk Harin langsung menodongkan senjata padanya. Dia terkekeh dan mengangkat tangannya.

"Ups.. mereka cepet baperan ya, Tuan Baek."

Baek Hyun Joong menggeram, "Cepet kasih tau apa maksud mu."

"Saya tak akan pernah memberikan perusahaan saya pada orang asing seperti anda."

"A-apa?"

Tangan yang terangkat itu mengkode, dan lalu mengepal.

CTRAK!

Sekali tebasan pada dua anak buah di sebelah kiri dan kanan Baek Hyun Joong langsung terbelah, kepalanya menggelinding ke bawah. Eunseo keluar dari belakang Hyun Joong membawa katana panjang penuh darah.

Sunghwa langsung memukul dua orang di belakang nya, memukul tangannya dan menembak tepat di kepala.

"Sial!" Maki Hyun Joong dalam hati.

Harin mencoba menembak, dengan cepat Sooji menendang pistol itu. Lalu menendang dada Baek Hyun Joong dengan tendangan Spinning Back Kick membawa tumitnya ke arah ulu hati kakek tua itu.

"

Khaa!" Erangnya. Dirinya tumbang dan tak bergerak.

"Ka.. kakek!" Harin menghampiri tubuh kakeknya, menggoyangkan tubuh ringkih itu. Sooji menatap dingin gadis itu, dan merampas map itu.

"Thanks, udah datang tepat waktu Eunseo."

Eunseo menatap sinis Sooji, "Lo harus bayar gue lebih. Capek gue habisin anak buah Baek di luar tuh."

Sooji terkekeh pelan dan menyerahkan map itu pada Eunseo, "tolong jaga ini dulu."

Eunseo mengangguk dan mengambilnya. Lalu melangkah ke arah Sunghwa. Sooji kembali menatap Harin yang terisak kecil.

"Bodoh. Kakek mesum gitu masih dipertahankan," ujarnya dan mendekati tubuh kakek itu.

Gadis itu mendongak dan menatap marah ada Sooji. "Walaupun gitu, dia udah bawa gue dari jalanan!"

Melihat itu Sooji menghela napas. "Jalanan? Jadi kamu bukan cucu kandung?"

"Iya! Puas Lo, tau itu, kan?!" Bentak Harin dan menarik kerah Sooji dengan kasar. Memukul-mukul bahu Sooji keras, tapi tak ada rasa bagi Sooji.

"Gue gak ada siapa-siapa lagi, brengsek!" Tangis Harin.

"Udah tau palsu, tapi tetap bertahan di keluarga itu." Gumam Sooji dan membiarkan Harin menumpahkan kekesalannya.

"Sunghwa, Eunseo. Bawa Harin ke tempat gue."

Dua orang tersebut langsung menarik tubuh Harin, tapi gadis itu memberontak.

"Lepasin! Lepasin tangan kotor kalian!" Berontak Harin, yang akhirnya keluar dari tempat itu.

Sooji menatap sendu pintu yang telah tertutup itu, dan mengambil salah satu pistol dari mayat yang tergeletak.

DOR!

DOR!

DOR!

Tembakan berkali-kali dilepaskan pada tubuh Baek Hyun Joong itu, tepat di kepala dan di jantung. Memastikan kematian itu benar-benar terjadi pada kakek tua, bau tanah itu. Lalu perlahan dia menurunkan pistol itu.

Air matanya mengalir pelan, "selama ini, ku gak dianggap?"

Tertawa pelan saat ia menyadari selama ini memang Harin tetep kekeh menjalani Pyramid Game, yang termasuk rencana mereka. Dan menunduk.

"Apa aku gak pantas dicintai?" Gumamnya, sambil menatap kedua tangannya yang bergetar.

_-_-_-_

Halo gais! Kayaknya besok aku gak update. Karena besok aku UTBK! Tolong doain yang terbaik buat aku yaa. Semoga aku masuk ke universitas negeri yang aku inginkan. Dan terimakasih yang gak pernah absen baca dan vote. Thank you all! ❤️

Just You and Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang