5. I Need an Explanation

1.4K 156 10
                                    

Menjelaskan semua yang terjadi padanya, membuat Eunseo tersenyum tak mengerti, tak masuk akal, namun ini terjadi secara nyata.

"Tapi katamu, kamu ketemu cucu dari kakek tua bangka itu?"

Sooji mengangguk dan bersandar pada sofa itu. "Ya.. maka dari itu gue butuh bantuan Lo."

Eunseo terkikik, "Lo gak perlu minta pun gue bakal bantu, sepupu. Oh ya.. Lo mau ambil alih perusahaan lagi? Sama ambil ketua The Clown?"

Sooji mengalihkan perhatian nya pada jendela besar di hadapannya yang memperlihatkan luasnya kota ini. Dan menghela napas.

"Lo gakpapa? Kalau gue masuk lagi?"

"Loh gakpapa lag. Perusahaan butuh Lo, The Clown butuh Lo, gue juga. Gue gak bisa memimpin ini semua seperti Lo, Bona."

Sooji menggeleng, "saat ini gue Sooji. Bukan Bona lagi. Apa bisa?"

"Bisa! Lo bakal gue bantu, gue sebagai wakil Lo."

Sooji tersenyum tipis. Dan mengangguk, "kabarin gue kalau perlu apa-apa. Gue juga bakal kabarin Lo."

Eunseo tersenyum dan tentu setuju. "Yoi."

Jam tangannya dilirik sudah menampilkan jam terakhir dimana vote Pyramid Game ke 16 dimulai. Kamis hari ini.

"Gue buru-buru harus pergi, Eunseo. Gue bakal kabarin Lo. Gue juga bakal shareloc dimana rumah gue."

Ia berdiri dan melangkah ke motornya, diikuti Eunseo.

"Gue tunggu, Ji. Bilang ke gua kalau Lo butuh apa-apa."

Helmnya terpakai dan mengangguk, kemudian memacu motor nya dengan cepat ke arah sekolah Baekyeon.

_-_-_-_

Jaeun hanya bisa menghela napas. Seperti baru saja ditipu, oleh Sooji. Gadis itu malah bolos sekolah sampai akhir pelajaran, dan sekarang hampir tiba untuk voting sistem itu.

Semenjak Sooji keluar dari rumah sakit, mereka tak bisa mengetahui rencana lebih lanjut dari Sooji yang berpikiran untuk menghentikan ini semua.

Do ah telah bersiap di depan, ia hanya melirik kursi Sooji yang kosong. Dan berbalik menggambarkan segitiga seperti Piramida.

"Dengan ini, Pyramid Game ke 16, dimulai."

Jaeun, Ji ae, Jaehyeong, juga Yerim khawatir dengan Sooji, yang tak datang hari ini. Dan akan berpotensi mendapat rank F, karena gadis itu tak login.

Harin terdiam saat akan mengisi nama siapa saja yang akan ia vote. Rasa nya ingin memilih Sooji, tapi dilihat nya Sooji tak datang.

Padahal Sooji baru saja sampai di parkiran motor. Dengan terengah-engah dia berlarian ke arah tangga.

"Kalian bisa cek hasil vote kalian."

Yerim, rank A. Jaeun, Ji ae dan Jaehyeong masih tetap rank D. Seulki juga rank D. Hanya Sooji yang di rank F. Ko Eubyeol, rank D ke rank A.

Teman-teman Sooji hanya bisa pasrah melihat Sooji yang di rank F, karena hari ini ia tak masuk.

BRAK!

Sooji membuka pintu kelas dengan keras. Tapi saat menatap semuanya yang terperangah melihatnya. Dan melihat Dayeon, Wooyi, dan Seol ha yang tersenyum senang. Do ah menatap datar dan penuh intimidasi pada Sooji, karena ia membuat Harin sedih.

"Oh.. sial." Gumam Sooji, karena ia menyadari bahwa terlambat untuk nya datang.

"Sooji.." Batin Harin. Sooji bersandar pada kusen pintu. Dan menatap handphone nya, dan terkekeh kecil melihat chat Harin.

Harin
Online

Sorry..
Aku tadi ada urusan
Gak bisa aku lewatin urusan itu.
Maaf sayang.

Dia memasukkan handphone itu. Kemudian masuk ke kelas, dengan menghela napas.

TAP...

Suara pintu itu ditutup olehnya. Dan peregangan.

Bruk!

Ia terpental ke loker di belakangnya, untung ada tasnya yang melindung punggungnya. Dan menatap Seol ha yang menarik kerahnya. Membuat Jaeun dan yang lain tak tinggal diam. Harin mengepalkan tangannya karena tak bisa berbuat apa-apa.

Jaeun menyentak tangan Seol ha yang memegang kerah Sooji. Yerim membantu Sooji agak menjauh dari mereka.

Do ah berdeham, "rank F akan dimulai besok, Dayeon."

Dayeon terkekeh pelan, dan menepuk-nepuk pipi Sooji. "Bersiaplah besok, anjing kecil. Ini akan jadi neraka buatmu."

Sooji tersenyum tipis, ia memberikan jari tengahnya pada Dayeon. "Oke makasih peringatan nya, Dayeon."

_-_-_-_

Sooji meletakkan tasnya di kursi dan pergi meninggalkan ruangan kelas itu. Harin diam-diam mengikuti nya, tanpa disadari semuanya.

"Ah geblek emang.. gue telat." Umpat nya di dalam kamar mandi, dan kemudian membasuh wajahnya yang muram.

"Sooji, kamu gak papa kan?"

Terkejut dan menoleh pada seseorang yang baru saja masuk dan mengunci pintu kamar mandi. Gadis itu terpaku menatap gadis lainnya yang memegang pipinya, memeriksa kondisi nya.

"Punggung kamu gak sakit kan?"

Menggeleng pelan dan menggenggam kedua tangan yang berada di pipinya. "Aku gak papa, Harin, jangan khawatir. Aku gak selalu lemah."

Harin, gadis itu menghela napas. "Kenapa kamu telat? Karena kamu gak login, kamu jadi gak bisa terpilih."

"Aku kan udah chat kamu. Maaf kalau aku balas nya lama."

Harin cemberut dan gelisah juga khawatir, "kenapa jadi kamu yang F, aku gak mau kamu F. Ji.."

Sooji menghela napas dan memeluk Harin, menenangkan nya. "Maka dari itu aku mau Pyramid Game ini dihapuskan."

Mendengar itu Harin yang menikmati pelukan itu, membuatnya melepas secara kasar pelukan di antara mereka berdua. Menatap tajam Sooji.

"Kamu kan aku udah bilang, aku sama sekali gak mau hapus Pyramid Game ini."

Sooji yang mendengar itu terdiam, "kenapa? Kamu mau liat orang menderita terus? Kita sebenarnya apa sih?"

Harin memandang sendu dirinya. "Aku kira kamu udah biarin Pyramid Game berjalan apa adanya.."

"Jawab aku dulu, Rin."

"Salah kamu yang gak masuk hari ini!"

Menahan marah Sooji memukul wastafel dengan keras. "Kamu egois."

Sooji melangkah ke pintu kamar mandi dan hendak membukanya.

"Kamu udah tahu semuanya tentang aku, Ji. Tapi kenapa kamu seolah-olah gak tau apapun?"

Memang iya, dirinya tak tahu apa pun mengenai Harin, karena apa? Karena ia bukan Sooji yang asli. Mungkin Sooji asli tahu, tapi mengapa tak ada satupun ingatan tentang mereka masuk kepadanya?

Just You and Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang