26. Chaos

1K 123 26
                                    

D-Day.

Mata nya menatap sendu tanggal pada kalender di depan nya. Baginya ini akan menjadi hari dimana kejahatan Baek terungkap. Tapi artinya sebentar lagi pula dirinya menjadi Sooji berakhir.

Perlukah dirinya bersenang-senang dan setidaknya menikmati hari tenang bersama Harin. No way.

Dengan blazer membalut tubuhnya, tentu berpakaian formal, kakinya melangkah masuk ke dalam gedung, dimana acara pertunangan Shim da Baek akan dilaksanakan. Topeng pesta yang menutupi wajahnya memiliki kesan anggun.

"Ready?" Ujarnya pelan ada alat komunikasi di telinganya yaitu anting. Mereka menyamarkan wajah mereka masing-masing dengan topeng, kecuali Do ah, karena dirinya termasuk seseorang yang diundang secara sah.

"Eunseo, ready." Berada di belakang panggung, dirinya duduk bersandar dan tersembunyi. Dan dapat memasang USB, dengan menyambung nya pada monitor besar dekat panggung.

"Sunghwa, Ready." Di bagian atas, hanya staff yang bisa masuk, tapi para staff sudah tumbang. Laptop dalam pangkuan, bersiap untuk menyebarkan pada publik, hal yang akan dibuka hari ini.

"Min young, Ready." Dengan senjatanya yang ada ditubuhnya, bersiap dengan kemungkinan yang terjadi

"Do ah.. ready." Sebagai pembawa acara, dan sekaligus menjadi seorang yang akan melakukan gimmick.

Beberapa menit berlangsung, dan sampai pada acara utama. Tentu saja acara dimana Eunjung dan Harin akan maju ke panggung.

"Harin, majulah.. jangan kecewakan nenek seperti kakek mu itu, ingat kami yang sudah merawatmu." Senyum neneknya membuat buku kuduk nya merinding. Dengan terpaksa Harin membalas senyuman itu.

"I.. iya nek. Kalau gitu Harin akan naik." Heels nya bersuara, saat langkah yang diambilnya dengan berat itu. Harapannya agar keluar dari situasi ini hanya secercah.

Berharap.. Sooji datang. Tapi itu hanya khayalan, sementara saat kemarin itu, Sooji melihat nya sendiri. Bersama Eunjung, walau tak sengaja.

Eunjung yang sudah menunggu di atas panggung dengan senyum tipisnya melihat Harin yang tampil cantik. Tangan nya terulur membantu Harin naik ke panggung

Sedangkan, Sooji hanya dapat mengepalkan tangannya saat melihat itu. Mengalihkan pandangannya sebentar.

"Ji, kami butuh perintah."

Suara itu membuat Sooji tersentak dan kembali fokus. Mengkode matanya pada Do ah, yang tentu dimengerti gadis berkacamata itu.

"Music starts." Isyarat Do ah pada orang-orang di sistem suara. Padahal di sana hanya ada Eunseo, yang sudah memasang USB. Dengan seringai jari itu menekan start. Di luar pintu, ada Min young yang berjaga.

Sunghwa dengan lincah mengetik dan membuat live dalam gedung itu, dengan kamera mengarah dari seluruh arah.

"Wooyi? Sayang. Kamu akan aku buat bersih kok namanya. Tenang aja. Jadi nurut, ya?" Suara Baek Hyun Joong terdengar dari video yang ditampilkan.

Semua pengunjung terdiam dan terperangah. Sedangkan keluarga Baek mulai panik.

"Apa-apaan ini?!" Bentak nenek Baek.

"Uhm.. Hyun Joong.. janji ya?" Baek Hyun Joong meremas pinggang gadis di pangkuan nya.

Di video, juga berganti pada Hyun Joong yang memerintahkan ayah dan ibu Baek untuk membunuh Kim Bona.

"Astaga? Kim Bona yang itu?"

"Iya! Pantas saja perusahaan Kim sedang tak terlalu menonjol. Walau sepupu dari Kim masih mengurus nya."

"Tapi, bagaimana keadaan nona Kim? Saya benar-benar kecewa dengan perusahaan Baek."

Suara gemuruh dari para tamu menyesakkan keluarga Baek. Harin menggigit bibir bawahnya, tangannya bergetar pelan. Namun, sosok dengan topeng di wajahnya menarik pelan dirinya turun dari panggung. Tapi, ia tak takut, malah terasa nyaman akan sentuhan itu. Membawa menjauh dari panggung itu. Menyisakan Eunjung yang bengong dan turun juga, mencari keberadaan Harin.

"Hentikan! HENTIKAN VIDEO ITU!" Teriak nenek Harin dengan histeris.

"Ayah? Ibu? Tapi aku gak mau dijodohin sama Eunjung." Suara Harin terdengar bersumber dari video itu.

"Kamu gak bisa nolak, Harin. Kamu tau, kamu berhutang budi sama keluarga Baek, karena kamu bisa hidup dengan nyaman di sini!" Sentak ayahnya.

"Sungguh? Keluarga Baek seburuk itu? Kasian Baek Harin, pasti tertekan di dalam keluarga itu." -Knetz2018-

Komentar dari berbagai orang di situs online live yang Sunghwa buat, membuat berbagai kecaman pada keluarga Baek. Semua tersebar begitu saja.

"Sialan!"

"Akh!! Matikan!" Ayah Baek berlari ke panggung dan menghancurkan panggung, juga membanting layar lebar itu.

Para tamu satu persatu keluar dengan kecewa. Sepertinya mereka akan mempertimbangkan apakah masih tetap bekerjasama dengan Baek, atau tidak.

Keluarga Shim maju mendekati keluarga Baek yang masih histeris.

"Kalau saya tau kalian begitu buruk, saya tidak akan menjodohkan anak saya." Ujarnya sambil menarik kasar kerah ayah Baek.

"Yakk! Jangan menghina kami!"

"Baek, sampai sini hubungan kita."

Eunjung ditarik keluar dari gedung, matanya yang sendu melirik seseorang yang ada di ujung. Ketika sadar siapa itu, membuatnya memberontak, dan berlari ke sosok itu.

"Yerim!"

Gadis berambut pendek itu langsung memeluk Yerim. Dengan sedih dan air mata yang menetes.

"Yerim. Maaf. Maafin aku."

Yerim mengelus punggung Eunjung dengan halus. Perlahan dilepaskan pelukan erat sang gadis, mata mereka beradu pandang. Mata sendu dari gadis berambut pendek, dan mata tegar dari Yerim.

Tangan halus itu mengelus pipi dari Eunjung, dan menggeleng. "Aku maafin kamu."

Eunjung tersenyum senang, tapi kata selanjutnya membuat dunianya hancur.

"Tapi aku gak bisa lanjutin hubungan ini, Shim. We're done."

"Enggak! Gak, Yerim. We're not! Aku.. aku bakal perjuangin hubungan kita, aku janji. Jangan gini!" Seru Eunjung dengan memegang bahu Yerim. Air matanya sudah mengalir deras.

"Kita sampai kapanpun gak bisa, Eunjung."

"Shim Eunjung!" Suara berat itu di belakang Eunjung, membuat getaran ketakutan pada gadis berambut pendek itu.

"Udah berapa kali ayah bilang, kamu jangan dekat-dekat lagi sama dia!" Bentak sang ayah, yang saat detik itu juga menyeret pergi Eunjung. Tapi dirinya menyentak kasar tangan sang ayah.

"Ayah! Le.. lepasin Eunjung. Eunjung gak mau jauh dari Yerim! Udah cukup segalanya aku ikutin kemauan ayah!"

PLAK!

"JADILAH ANAK YANG PENURUT, Eunjung!" Tekan sang ibu. Matanya bergetar dan perlahan melihat ibunya, ini pertama kalinya dirinya dipukul oleh sang ibu.

Siluet tangan itu kembali terangkat, namun dirinya tak merasakan sakit. Yang tadinya matanya terpejam, kembali terbuka.

"Yerim.."

"Nyonya, dan tuan Shim. Maaf mengganggu kalian, tapi saya dan Eunjung tak akan dekat lagi. Saya berjanji itu." Eunjung melihat Yerim yang berkata begitu sambil menahan tangan sang ibu.

"Bagus! Pergilah!"

Yerim tersenyum tipis, dan melirik Eunjung. Langkahnya membawa tubuhnya keluar dari gedung itu.

"Semua sudah kacau. Sekalian saja buat hancur berantakan dan tak bisa lagi diperbaiki, lebih baik menjadi mati rasa. Daripada merasakan sakit lagi." Batin Yerim. Mata gadis itu mendongak melihat seseorang menunggu nya.

Ia memeluk gadis itu. "Aku.. lakuin itu. Aku putusin dia, Ji ae."

Just You and Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang