"Gue bener-bener gak nyangka, selama ini, Lo gak bener-bener mati, Bon. Gue ngerasa lega sekaligus bingung, kenapa Lo bisa satu darah sama Sooji?" Tanya Eunseo yang tengah bersandar pada dinding.
Dirinya menatap Bona yang duduk di sampingnya. Keduanya bersila, bedanya dipangkuan Bona ada kepala Doah yang memejamkan mata nya. Sambil sesekali mengelus rambut gadis itu.
"Ya gue gak tau. Yang gue inget waktu kecil gue dibesarkan di keluarga Kim, dan gue lupa apa yang terjadi," jawab Bona sambil menunduk menatap wajah tenang Doah.
"Terus? Sooji gimana responnya?" Tanya Eunseo sambil menyesap kotak minum nya.
"Yah dia tuh mau nanya ke ayah nya. Gue curiga ada sesuatu, cuman gue takut itu cuman kekhawatiran gue doang."
Bona menyisir pelan rambut Doah menggunakan jari-jari nya, menatap wajah gadis ini membuat senyum nya terukir.
"Gue juga mau cari tau." Lanjut Bona.
"Umm.. terus gimana kabar nya Sooji?"
Gadis itu menoleh pada Eunseo. "Dia besok udah mulai sekolah."
Eunseo mengangguk kecil. "Gimana Harin?"
Pertanyaan itu sangat sensitif baginya, mengapa Eunseo memancing?
"Kenapa Lo nanyain itu?" Sewot Bona.
Eunseo meremas kotak minum nya yang telah kosong. "Cuman nanya aja, gue takut Lo belom bisa move-on dari Harin. Gue gak bisa hakimin Lo, tapi jangan kasih Doah harapan dengan masih adanya Harin dalam hati Lo, Bon."
Sebelah alisnya terangkat mendengar Eunseo yang sok bijak. Dengan terkekeh seperti menutupi sesuatu, Bona menjawab, "Lo pikir gue tipe orang kayak gitu? Gue tau kok hal itu. Gue gak kasih Doah harapan, gue udah omongin itu sama Doah, Eunseo."
Keduanya tak sadar, gadis yang dibicarakan mendengar itu dibalik kepura-puraan nya dalam tidur. Wajahnya semakin ditenggelamkan dalam perut Bona.
_-_-_-_
Dua pasangan sedang menikmati acara TV di depan mereka, menampilkan film yang dipilih dengan kesepakatan. The Handmaiden. Pilihan Harin sih sebenarnya, Sooji yang agak polos hanya mengikuti.
Sooji duduk bersila, dengan Harin di sampingnya. Awal-awal memang terlihat normal di mata Sooji, lama-lama terlihat adegan-adegan di luar batas otak Sooji.
Sedikit desahan terdengar mengalun dari televisi. Harin hanya dapat melirik Sooji, apakah ada respon dari sang kekasih. Keduanya agak gelisah.
Sooji juga melirik Harin, dan mereka bertatapan. "Harin, kamu udah pernah nonton ini, ya? Kok kayak gini sih?"
Wajah keduanya semakin berdekatan. Harin berucap, "aku baru pertama kali, sekarang ini sama kamu."
"Iyakah?"
Sooji terkekeh, dan bibir keduanya bersentuhan dengan lembut. Mengecap rasa masing-masing. Rasanya Sooji semakin jatuh pada Harin, dan begitu sebaliknya.
"HOAMMMM!" Seseorang menguap keras dekat mereka. Membuat Sooji dengan cepat menjauh kan diri dari Harin, membuat ciuman itu terlepas.
Sooji melirik seseorang itu, yaitu Jaeun. Dengan mata setengah tertutup, berjalan limbung ke arah dapur tanpa menghiraukan kedua gadis yang ada di sofa.
Sekarang tengah malam, seharusnya sudah tidur. Tapi Harin dan Sooji, malah nonton di ruang tengah. Ide yang buruk bagi Sooji.
"Lebih baik kita tidur, Rin." Sooji tergesa-gesa beranjak dan berlari dari ruang tengah ke kamar nya. Meninggalkan Harin yang mengerucutkan bibirnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/366596735-288-k300979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You and Me [End]
عاطفيةTransmigration Books #2 *Beberapa bagian diambil dari drama asli* Kim Bona, seorang pengusaha terkenal, dan memiliki suatu organisasi mafia rahasia yang terkenal. Hanya memiliki sepupunya, yaitu Eunseo. Bona tak menyangka dirinya akan mati, dan berp...