"Jadinya gak nginep?"
"Ho'oh."
"Terus.. Lo bawa dia kabur gak akhirnya?"
Pertanyaan itu menghentikan pergerakan nya yang sedang bersandar di balkon. Teleponnya masih di telinga dan melirik ke dalam kamarnya. Terdapat seorang gadis yang masih tertidur dan terbungkus selimut.
"Bukan kabur sih bilangnya. Ih gimana ya ngomong nya, pokoknya dia udah di kamar gue sekarang."
Gadis yang sedang bertelepon itu mendudukkan diri di salah satu kursi di balkon dan menatap langit gelap gemerlap, disambut hembusan angin malam.
"Jir, lu gak ngapa-ngapain dia, kan?"
Ya enggak lah! Mana gue ngerti gituan." Gerutu nya diakhir kalimat.
Hanya dibalas tawa kecil diseberang sana. Lalu mereka terdiam.
"Eunseo.."
"Ya?"
"Baek Hyun Joong udah sangat keterlaluan."
"Sooji, dengerin gue. Lo sendiri yang buat rencana ini, yang bakal berjalan bertahap. Lo jangan anggap Lo jalanin sendiri, masih ada gue, masih ada The Clown, masih ada perusahaan Lo yang ada di sisi Lo."
"Thanks, Eunseo."
"Lo kek sama siapa aja."
Mata itu terpejam saat semilir angin menyentuh kulit. Saat akan menjawab, sepasang tangan memeluk leher nya dari belakang.
"Sayang.. kamu kenapa di luar? Gak dingin?"
"Anjir. Saha eta, Ji? Harin?"
Mengabaikan Eunseo, "udahan dulu, ya. Ayang gue bangun."
"Heh! Tunggu dulu bantet!" Kemudian teleponnya ditutup sepihak oleh Sooji.
TUT!
Sooji mendongak dan mengusap lengan seseorang itu. "Kenapa bangun, hm?"
"Gak ada kamu di sisi aku. Jadi aku bangun."
Pernyataan itu membuat nya terkekeh, dan bangun dari kursi. Memeluk pinggang gadis nya. Membuat gadisnya itu mengalungkan tangannya ke leher Sooji.
"Harin.."
"Ya?"
"Kalau.. aku balas perbuatan Kakek kamu itu, apa kamu bakal marah?" Tanya nya dengan hati-hati. Dia hanya bertanya agar bisa melegakan sedikit hatinya.
Harin menggigit bibirnya, dan meletakkan kepalanya di bahu Sooji. "Entahlah, tapi terserah kamu. Aku udah gak sanggup buat ngelayanin tua bangka itu.
Dehaman Sooji terdengar di telinga Harin, "Ngelayanin apa maksudnya? Sebelum nya dia nyentuh kamu dimana aja? Kamu belum diapa-apain kan? Gak nyamp—"
Harin menutup bibir Sooji dengan jari telunjuk nya, dan menatap nya.
"Gak.. gak nyampe itu kok. Tapi.. hukumannya kadang buat aku ngerasa kotor."
Mata Sooji menggelap mendengar itu, "dimana? Dimana aja tua bangka itu nyentuh kamu?"
Tangan nya ditarik masuk ke kamar Sooji, dan menutup pintu balkon. Hanya mereka berdua, dan penerangan yang cukup remang. Harin membuka gaun tidurnya perlahan.
Tuk..
Gaun tidurnya itu meluncur kebawah menampakkan lekuk tubuh Harin. Bukannya apa, Sooji malah melangkah mundur saat Harin maju ke arahnya.
"I.. itu kenapa dibuka?"
"Katanya mau liat, dimana aja aku di sentuh."
Tangan lentik Harin menggapai tangan Sooji, menariknya ke dadanya, dan meraba ke bawah menggunakan tangan Sooji yang sudah lembab karena keringatan. Dengan gerakan sensual dan menggairahkan.
"Emak apa ini?!" Batin Sooji berteriak panik.
"Sooji?"
"Sooji."
"WOI! SUNG SOOJI. ISH, KIM BONA!"
Suara ngoroknya terputus, dan tubuhnya terlonjak kaget, saat mendengar suara kaget tepat di telinganya, "Hah apa? apaan?!"
"Lu teleponan sama gue ampe tidur ya, mana ngorok, anjing?"
Tidur? Astaga yang tadi hanya mimpi, matanya menatap sekitar dan ternyata ia masih di balkon. Apa-apaan mimpinya tadi? Kenapa dirinya ikut mesum seperti kakek tua bangka, bernama Baek Hyun Joong itu.
Matanya menoleh ke dalam kamarnya, gadis itu masih tertidur nyaman dan tenang, nampak tak terganggu olehnya.
Dengan napasnya tersengal-sengal, "oh. Sorry. Gue ketiduran."
Yang diseberang sana, Eunseo, malah tertawa ngakak dan berdeham menahan tawa. "Dahlah, tidur Lo. Besok masih sekolah kan."
Wajah Sooji memerah, dan mulutnya menggigit-gigit kecil kukunya. "Iya, udah ah!"
Lalu telepon itu terputus. Sooji meletakkan handphone nya di sakunya. Dan menutup wajahnya menggunakan kedua tangan nya. Memukul kepalanya dengan malu yang di ubun-ubun.
Udah ketiduran saat telepon, kemudian ngorok? Dan memimpikan hal yang aneh-aneh!
"Arghh.. bisa gila gue!" Gumamnya lalu masuk ke kamar setelah menutup pintu balkon.
_-_-_-_
Suara burung yang berkicau dan sinar mentari pagi yang menerangi bumi ini. Membuat Sooji mengerjapkan matanya, karena terganggu. Tangannya pegal, dan ia menurunkan pandangan nya.
Harin. Tidur di pelukannya. Saling berpelukan. Aduh otak korslet. Tapi, wajah damai gadis yang masih terlelap itu sangat cantik, bersih, imut, dan membuat hatinya berdebar. Matanya tidak bisa teralihkan dari Harin.
"Sung Sooji! Bangun, woi. Bapak Lo dah dibawah!" Suara familiar itu menyadarkan nya, suara Jaeun.
Jaeun yang diluar mengetok pintu, dan dari samping nya, mendekat. Dan membuat Jaeun tersentak kaget, "eh paman. Halo."
Jaeun meringis saat melihat ayah dari Sooji itu terkekeh pelan mendengar panggilan pada Sooji.
"Nak!"
"Iya, Ayah, Jaeun!" Jawab nya saat dia sudah lepas dari Harin. Dan sudah berada di depan pintu.
Suara menguap dari belakang terdengar, membuat Sooji menoleh pada gadisnya.
"Harin? Mandi abis itu pakaian, kita sekolah ya, sayang." Langkahnya mendekati Harin yang terduduk di atas tempat tidur.
Harin tersenyum dan mengangkat tangannya. "Hehe. Mau gendong, Ji."
Imut. Jadi gak kuat liatnya. "Ayo."
Sooji hanya menggendongnya untuk mengantar nya ke kamar mandi. Lalu turun ke ruang makan. Ada Jaeun sedang menonton.
"Wah, dah rapih aja lo, Jaeun."
Jaeun mendelik kesal. Lalu menarik Sooji duduk di sampingnya. Dan berbisik, "ji. Lo punya hubungan apa sama Harin?"
Sudah bisa ditebak, apalagi saat Jaeun membantunya kemarin.
"Gue.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You and Me [End]
RomanceTransmigration Books #2 *Beberapa bagian diambil dari drama asli* Kim Bona, seorang pengusaha terkenal, dan memiliki suatu organisasi mafia rahasia yang terkenal. Hanya memiliki sepupunya, yaitu Eunseo. Bona tak menyangka dirinya akan mati, dan berp...