Kemarin aku dan keluargaku pergi berlibur ke Irlandia, di sana benar-benar menyenangkan kami sekeluarga banyak menemukan binatang yang keren, aku bahkan melihat naga berduri Irlandia yang terkenal itu, aku yakin kamu pun pasti akan terkesan juga melihatnya.
Aku membawa kamu oleh-oleh, aku harap kamu suka. Sayang kamu tidak ikut menginap di rumah Delia, di sana aku menceritakan banyak hal, Delia juga memberikan kami permen kristal yang sangat manis. Dia bilang dia akan memberikanmu saat kita bertemu di sekolah nanti.
Aku tidak sabar berkumpul dengan kalian di Hogwarts, saat tiba di sana aku akan menceritakan banyak hal padamu.Anabel Meridana.
Itulah isi surat yang dibawa seekor burung hantu tak ku kenal yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah saat aku hendak membuang sampah. Surat itu datang bersamaan dengan sebuah kemeja merah kotak-kotak, oleh-oleh dari Irlandia yang Anabel berikan untukku.
Aku harap aku juga dapat melakukan hal menyenangkan seperti teman-teman ku yang lain. Beberapa hari yang lalu aku mendapat surat dari Delia yang bercerita kalau dia dengan keluarganya baru saja pulang dari Swiss, dia bahkan membawakan aku banyak sekali coklat lezat.
Belum lagi Galia, orang yang jarang berbicara denganku sekalipun kita berada di satu kamar yang sama, aku bahkan terkejut saat mendapat surat darinya, sekarang kita sering sekali saling berkirim surat. Dia bercerita kalau dia sedang berada di Amerika untuk mengunjungi salah satu sepupunya yang tinggal di sana. Dia tidak memberiku oleh-oleh dari perjalananya, sebaliknya di terus menerus mengingatkanku tentang tugas liburan.
Tugas liburan? Apa itu tugas liburan? Aku tidak mengenal hal merepotkan seperti itu, apa lagi di saat liburan yang dimana aku tidak bisa berlibur seperti yang lain, apa tugas itu ingin membuatku gila? Sudah tidak bisa jalan-jalan di tambah banyak tugas pula, liburan ini benar-benar tidak terasa seperti liburan lagi!
Kalau saja bukan karna Tommy yang berkerja di kementrian sihir, pasti saat ini dia sudah memiliki banyak hal menarik untuk diceritakan pada teman-temannya. Sayangnya, akhir-akhir ini Tommy amat sibuk dia bisa tiba-tiba ada di rumah dan tiba-tiba tidak ada, panggilan tugas mendadak terus saja menghiasi hari-hari Tommy yang sibuk. Aku tidak tahu apa yang membuatnya sibuk, dan aku juga tidak ingin tahu, yang perlu aku tahu hanyalah aku adalah anak Hogwarts yang paling menyedihkan karna hanya menghabiskan masa liburannya berdiam diri di rumah.
Aku benar-benar bosan, beberapa jam yang lalu Tommy mendapatkan panggilan mendadak dari kementrian sihir padahal hari ini dia sudah berjanji padaku kalau kami akan pergi ke supermarket bersama untuk belanja bulanan. Kalau begini terus aku saja lah yang mengerjakan seluruh kegiatan rumah.
Sayangnya Tommy juga melarang ku keluar rumah sendiri tanpa pengawasannya, itulah alasan kenapa aku tidak bisa ikut bermalam di rumah Delia seperti yang lain. Padahal aku sangat ingin pergi ke sana tapi Tommy ini terlalu paranoid akan sesuatu yang aku sendiri tidak tahu. Aku benar-benar di isolasi dalam rumah!
Setelah selesai membersihkan rumah aku mengambil sebuah apel dan sebilah pisau, menyalakan televisi dan duduk di atas sofa sambil mengupas apel. Aku biarkan surat dan baju dari Anabel di atas meja dapur, aku biarkan pula tumpukan tugas sekolahku yang sama sekali belum pernah aku sentuh selama liburan ini.
Sebuah berita tersiar di televisi, seorang presenter menyampaikan sesuatu dengan menampilkan foto seorang pria kurus pucat dengan rambut berantakan, benar-benar seperti pria tak terurus dengan tatapan mata gila. Pria itu terlihat cukup menyeramkan.
"...Masyarakat diperingatkan bahwa Black membawa senjata dan sangat berbahaya. Telah disediakan beberapa telpon khusus, bagi siapa saja yang melihat Black harus segera melaporkan."
Tampaknya buronan kelas kakap, lihat saja tampangnya, dia benar-benar seperti seorang penjahat hebat. Mungkin dia alasan kenapa Tommy jadi sangat waspada dan melarang ku keluar rumah, yaa walaupun aku menguasai beberapa ilmu bela diri tapi kalau berhadapan dengan buronan kelas kakap begini pasti aku akan langsung mati. Jelas aku bukan saingannya.
Intinya aku harus berhati-hati kalau melihat pria gondrong berpenampilan seperti gelandangan, mungkin saja itu si buronan itu, ah aku lupa namanya. Tapi sepertinya aku tidak perlu khawatir sebentar lagi kan aku akan pergi ke Hogwarts, di sana manusia biasa seperti mereka tidak akan bisa melukaiku, jalankan melukai memasuki dunia itu saja aku rasa tidak mungkin Muggel itu lakukan.
"Ah, iya!" Aku langsung bangkit dari dudukku dan mematikan televisi, aku bergegas naik kelantai atas menuju kamarku.
Aku lupa aku belum mengerjakan tugas liburanku. Gawat! Kalau aku tidak segera mengerjakannya, seminggu lagi aku akan kembali ke sekolah raksasa itu dan akan jadi masalah besar kalau aku tidak mengerjakannya.
Di kamarku aku langsung mengeluarkan buku sejarah dan mantra yang cukup tebal yang aku yakin jika aku melempar kepala seseorang dengan buku ini orang itu pasti akan pingsan, aku yakin itu.
Aku mulai membuka buku catatanku mencoba mencatat sejarah sihir yang menjadi PR ku kali ini. Aku selalu benci sejarah dia seperti dongeng tanpa akhir yang harus selalu kita ingat setiap adegan kecilnya, merepotkan saja.
Buku sudah di depan mataku, pena bulu pun sudah di tanganku, tapi yang aku lakukan hanya melamun bertopang dagu sambil menatap ke luar jendela. Aku tidak tahu apa yang harus aku isi di kertas perkamen sialan ini.
Kenapa sih harus ada yang namanya tugas liburan, kalau memang para pengajar ingin memberikan murid-muridnya istirahat otak seharusnya dia tidak perlu memberikan tugas seperti ini! Kalau begini kan otak kami jadi tidak benar-benar istirahat.
Ah, kenapa aku malah memikirkan hal seperti ini sih seharusnya aku mengerjakan tugas!
Aku kembali memfokuskan diriku pada buku catatan kosong di hadapanku. Aku memutar-mutar pena buluku di tangan sambil membalik-balik buku sejarahku, mencari kira-kira apa yang akan aku tulis, apa aku tulis saja surat untuk Anabel bilang padanya kalau aku mau lihat tugas yang dia buat.
Saat aku sudang asyik memainkan pulpenku, pulpen itu jatuh ke lantai dan terhempas masuk ke kolong ranjangku.
Ah, sialan ada-ada saja sih! Aku kan malas mengambilnya tapi itu pulpen buluku satu-satunya, pulpen yang membuatku di hina profesor mata galak. Tapi sekarang tulisanku sudah jauh membaik, selama setahun belakangan ini aku terus melatih kemampuan menulis ku. Trauma, aku hampir saja ditertawakan satu kelas.
Aku berbaring di lantai untuk melihat kolong ranjangku, di bawah sana sangat gelap dan berdebu seperti satu abat tidak pernah di sentuh. Aku menemukan pulpenku, tapi aku juga menemukan sesuatu yang menarik di bawah sana.
Aku mengulurkan tanganku dan mengambil benda itu, itu sebuah buku berdebu. Aku menepuk sampul kulit buku yang berdebu itu, buku itu memiliki ukiran bulan dengan serigala yang seolah menatap bulan itu dan ukiran yang menggambarkan bunga membingkai gambar serigala dan bulan itu, buku itu memiliki sentuhan warna emas yang membuatnya makin terlihat cantik.
Sepertinya aku pernah lihat buku ini, tapi di mana ya!
"HOLLY COW! GUA MASIH DI GAME!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Paling Hogwarts
FanfictionWelcome back Emily! Siapa sangka ternyata perjalanan Sarah AKA Ara di dunia Harry Potter belum selesai. Ia kira setelah menyelesaikan cerita pertama dari seris film terkenal itu ia akan bisa kembali ke kehidupannya yang normal. Tapi ternyata itu tid...