malaikat penyelamat dan maut kadang 11 12

97 15 4
                                    

"saat itu aku sedang tertidur lelap, sampai aku mendengar sesuatu-"

Mungkin ini sudah ke seribu kali ya Wesley satu itu menceritakan apa yang terjadi semalam, aku yang duduk tepat di belakang kerumunan orang yang penasaran itu saja bosan mendengarnya.

Sarapan kali ini aula besar berisik dengan topik Black di kamar Grifindor, ah bukan lebih tepatnya Black di depan Wesly.

"Menyeramkan sekali ya." Kata Anabel yang baru saja mencuri dengar apa yang Wesly katakan. "Aku tidak bisa membayangkan kalau itu aku."

"Aku bisa." Kataku sedikit berbisik, aku melirik Alex dan dia tersedak makanannya. Sepertinya kami satu pemikiran.

Tentunya kalau itu dia Black pasti sudah sakit telinga, teriakan Anabel memang yang paling menyeramkan. Untung saja itu tidak terjadi, karna aku jelas akan kasian dengan telinga Black.

"Kenapa Black tidak membunuh Wesley ya?" Pertanyaan Patrick yang akan aku tanyakan juga seandainya aku tidak tahu yang sebenarnya. "Black adalah penjahat tingkat atas, membunuh seperti itu pasti akan mudah baginya, iya kan. Tapi kenapa tidak dia lakukan?"

Mudah saja, karna bukan Wesley tujuannya. Black di film benar-benar tidak tertebak, tapi memang petunjuk sudah muncul dari awal. Dari yang aku perhatikan, mulai dari sapu dan kucing Granger. Aku sering mendengar Wesley dan Granger bertengkar karna kucing Granger hendak memaksa tikus Wesley. Itu adalah petunjuk. Kucing itu tahu kalau Wormtail adalah Animagus, dia tahu tikus itu jahat. Entah bagai mana aku berpikir Black dan kucing itu bekerja sama.

"-ada Troll!" Kata Anabel. Entah bagai kata Troll itu bisa menarik perhatianku. Sepertinya dia sedang menceritakan apa yang dia lihat saat menuju ke sini.

"Santai saja, mereka tidak akan melukai kita." Kata Roland, berusaha menenangkan Anabel sambil meneguk minumannya.

"Ada Troll?" Tanyaku pada Helen di sampingku.

"Iya, mereka di sewa untuk menjaga wanita gendut."

"Mereka? Apa wanita gendut sudah baik-baik saja?"

"Iya, dia baik-baik saja. Dia ingin kembali bekerja kecuali di berikan penjagaan, dan dipilih lah dua Troll itu."

"Hah? Apa yang mereka harapkan dari Troll menghadapi Black."

Helen tertawa, dia pun berpikir demikian.

"Kira-kira bagai mana ya Black bisa masuk? Ini sudah kedua kali nya loh."

Lewat patung nenek sihir.

Ya, tidak ada yang tahu jalan itu kecuali si kembar Wesley, the golden trio dan the Marauders, keempat bocah nakal yang berhasil menciptakan sesuatu.

Oh, dan sekarang aku, tapi mereka tidak tahu kalau aku tahu. Haha, ini terasa menyenangkan.

Sore ini, seperti biasa, aku mengunjungi menara Astronomi untuk berlatih Patronam ku. Tapi entah bagai mana hari ini aku benar-benar tidak fokus, apa aku memikirkan Black? Tidak sepenuhnya. Lebih tepatnya aku memikirkan The Marauders.

Saat aku di duniaku aku berteman dengan sorang penggemar berat Harry Potter, aku tidak terlalu dekat dengan orang itu tapi sesekali aku mendengar dia menceritakan buku itu dengan penuh semangat. Aku mendengar kalau keempat bocah pembuat peta itu menindas Snape, bukan sekedar menindas meledek dan mencaci biasa, mereka bahkan memantrai Snape sampai si hidung bengkok itu hampir mati.

Benarkah itu?

Dari atas menara ini aku melihat Snape bersama Mcgonagall berjalan bersama memasuki kastil, mereka seperti sedang berbincang membicarakan sesuatu yang sangat serius.

Si Paling HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang