Hogsmeade part 2

104 23 5
                                    

Hogsmeade lagi.

Yup, hari ini ada kunjungan ke Hogsmeade lagi. Teman-temanku yang lain sudah siap pergi, mereka sempat menanyakan ku apa aku benar-benar tidak ikut lagi seperti sebelumnya. Mereka bilang di sana adalah tempat yang menyenangkan, mereka tidak tahu kalau aku sudah pergi ke sana. Tapi tempat itu hanya desa biasa dengan keajaiban dunia ini.

Apa aku ikut saja ya? Kalau aku tidak ikut lagi atau memilih pergi melalui jalan rahasia di patung nenek tua itu, biasa-biasa Aron menganggap aku tidak punya teman lagi. Bagai mana dia menilai ku hari itu benar-benar menyebalkan, mau-maunya dia mendekatiku dan bersikap baik padaku hanya karna alasan seperti itu.

Aku meloncat turun dari kasurku, dan mengambil tongkat ku. Aku akan ikut tapi jika semua orang sudah pergi aku akan kembali tidur.

Aku mengenakan mantel tebal dari Tommy dan beberapa alat tempur melawan udara dingin lainnya. Aku sudah berpakaian lengkap, kalau sampai semua orang sudah pergi aku bakar kastil ini.

"Emily?" Yup, kebakaran besar tidak akan terjadi hari ini. Helen terlihat cukup terkejut saat melihat aku turun kamar dengan pakaian tebal. "Bukankah kamu bilang kamu tidak akan ikut."

"Iya, tiba-tiba aku merasa malas untuk bermalas-malasan." Aku ikut duduk di samping Helen, di sofa depan perapian. "Kenapa kamu masih di sini?" Hanya dia satu-satunya orang di ruangan ini, apa dia tidak jadi ikut.

"Aku menunggu Alex, dia sedang mencari sepatunya."

"Bisa ceroboh juga ya dia."

"Ok, ayo pergi- loh Emily?" Talk to devil, orang yang sedang bicara muncul. Alex berdiri di depan tangga dengan wajah terkejutnya.

"Sudah siap kan, ayo kita pergi sebelum tertinggal yang lain." Aku langsung bangkit mengabaikan keterkejutan Alex, karna selanjutnya dia akan meledekku.

"Wah, keajaiban apa ini? Apa hari ini matahari terbelah dua?"

Tuh kan, dasar manusia-manusia didikan Patrick.

Kami berlari sekuat tenaga menuju gerbang keluar kastil, semua orang sudah mulai pergi kami harus menyusul Mcgonagall yang berjalan paling belakang. Tentunya karna aku belum menunjukkan surat perizinan ku.

Aku berlari paling depan dari Helen dan Alex. Jangan tanya soal lari aku ini jagonya kabur.

"Profesor!"

"Oh, ya ampun Emily." Dia tampak terkejut melihatku muncul dengan menyodorkan surat disampingnya. "Kamu mengejutkanku."

Aku tahu. "Kali ini saya memutuskan untuk ikut pergi ke Hogsmeade."

"Kamu hampir saja terlambat untuk itu." Dia mengambil kertas perizinan ku.

"Emily... kamu... cepat sekali." Kata Alex yang baru saja menyusul ku, nafas dia dan Helen tampak sangat terengah-engah.

"Sekarang kalian harus mengejar teman-teman kalian."

"Ok. Ayo!"

"Yang benar saja!?" Alex menghela nafas beratnya, dia melihat aku berlari tidak habis pikir.

"Siapa yang sudah membuatnya sangat bersemangat seperti ini? Kenapa kita yang harus kena?!" Protes Helen.

Welcome to Hogsmeade!

"Wah luar biasa! Ini terlihat seperti... desa!" Kataku sambil berlari kecil di jalan setapak desa tersebut.

"Aku berani taruhan ini karna kelas mantra profesor Flitwick." Bisik Alex pada Helen.

"Aku berani taruhan kalau dia akan jatuh-"

Si Paling HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang