"para guru dan aku perlu melakukan pemeriksaan menyeluruh di seluruh kastil." Kata Dombeldor pada para murid yang kebingungan kenapa mereka harus berkumpul di aula besar.
"Demi keselamatan kalian sendiri kalian harus menginap di sini. Aku ingin semua Perfek menjaga semua pintu masuk ke aula ini dan aku menunjuk ketua murid laki-laki dan perempuan untuk menjadi penanggung jawab."
Lihatlah Percy Wesley si ketua murid laki-laki baru itu. Dia tampak amat bangga dengan tangung jawab yang di berikan padanya. Aku doakan sesuatu terjadi, sesuatu yang sangat membebaninya dan menjadi tangung jawabnya karna dia seorang ketua murid.
Dombeldor mengayunkan tangannya dan dengan ajaib semua meja dan kursi melayang merapat ke salah satu sudud, menciptakan ruangan besar dan kosong. Satu ayunan tangan lagi muncul ratusan kantung tidur ungu yang tampak empuk. Tapi se-empuk-empuknya kantung tidur kita tetap tidur di lantai yang keras dan rata.
"Selamat malam." Si tua alot itu pun keluar dan menutup pintu rapat dengan sihirnya. Mudahnya hidup dengan sihir.
Begitu si tua keluar ruangan ini ramai, para anak Grifindor menceritakan pada temannya yang lain tentang apa yang terjadi, berita ini terus berjalan dari satu telinga ke telinga lainnya.
"wanita gendut di serang." Kata Helen setelah mendapatkan banyak informasi dari teman Grifindor-nya.
Katanya wanita lukisan penjaga pintu masuk asrama Grifindor itu bertemu dengan Sirius Black, pria itu memaksa masuk tapi wanita gendut tidak mengizinkannya karna Black tidak memiliki kata sandi. Sepertinya si manusia gua itu kesal dan menyerangnya, kasihan lukisan itu jadi kena trauma.
Karna kejadian itu semua anak diungsikan ke aula besar, sementara waktu ini Hogwarts tidak aman. Kehadiran Black jelas membuat semua orang khawatir, kecuali aku! Aku tahu siapa yang dia incar bukan Potter apa lagi aku, yang dia incar tentu saja tikus Wesley, wormtail. Satu dari geng James Potter, atau bisa di bilang the Marauders.
"Aku tidak yakin bisa tidur malam ini." Kata Anabel yang tampak cukup ketakutan, dia berusaha menutup separuh wajahnya dengan kantung tidur.
"Aku tidak percaya jika dia bilang begitu." Bisik Delia di sampingku.
Aku hanya tertawa kecil, aku pun berpikir sama dengannya. Aku tahu situasi ini menyeramkan bagi kalian tapi soal Anabel yang tidak bisa tidur itu terdengar seperti hiperbola. Aku juga tidak yakin dapat tidur, bukan karna aku takut tapi lebih karna tempat kami tidur walau sudah menggunakan kantung tidur dingin musim ini masih bisa menusuk ke tulang-tulang belum lagi kami akan tidur di lantai yang kasar.
Sialan si Black ini, kenapa dia harus datang sekarang sih kenapa tidak nanti saja saat musim semi. Sepertinya aku akan kena flu.
"Semua masuk ke kantung tidur!" Teriak si rambut merah yang sok mengatur. "Ayo, ayo jangan bicara terus. Lampu padam 10 menit lagi!" Sialan, menyebalkan sekali sih suara itu. Kan sedang ada berita panas, wajar kalau kami berisik.
Sayangnya dia tepat berada di bawah naungan kepala sekolah, tidak ada yang bisa kami lakukan selain melakukan apa yang dia katakan.
"Anabel, ambilkan aku kantung tidur!" Suruhku pada anak yang mau-mau saja di suruh-suruh.
"Sialan kamu Emily. Bisa-bisanya kamu memperbudak Anabel." Tegur Alex.
"Loh, dia saja tidak keberatan kenapa kamu harus komplain?"
"Terima kasih, cantik." Kataku pada Anabel yang datang membawakan kantung tidur untukku.
"Sama-sama." Dia tersenyum lebar seperti orang yang di beri tambang emas Papua saja. Mudah sekali memanipulasi anak ini, dia mau saja mengambilkan ku kantung tidur di saat dia sendiri saja sudah mengambil untuk dirinya. Aku jadi khawatir dengan masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Paling Hogwarts
FanfictionWelcome back Emily! Siapa sangka ternyata perjalanan Sarah AKA Ara di dunia Harry Potter belum selesai. Ia kira setelah menyelesaikan cerita pertama dari seris film terkenal itu ia akan bisa kembali ke kehidupannya yang normal. Tapi ternyata itu tid...