gak tahan sama mahkluk baperan

171 37 1
                                    

Potter dan Malfoy masih saling menatap dengan bengis. Ah, tidak hanya Potter yang menatap lawannya dengan penuh emosi, sedangkan Malfoy hanya menatap santai potter sambil tersenyum tipis.

Aku akui kemampuan anak-anak Slytherin mengintimidasi memang hebat, hanya Anabel saja yang jadi pengecualian, aku jadi curiga topi itu rusak saat menyeleksi asrama untuk Anabel.

"Potter! Potter, lihat di belakang mu! Dementor! Dementor!" Malfoy berseru kencang sambil menunjuk ke belakang Potter dengan wajah panik yang sangat meyakinkan.

Hanya orang bodoh yang sudah berkali-kali menamatkan film seris ini dan masih mengikuti arah Malfoy menunjuk. Setelah sadar itu hanya tipuan Potter menatap Malfoy kesal bukan main, sedangkan Malfoy, dia dan kedua temannya hanya tertawa mengenakan tudung jubahnya dan berpura-pura menjadi Dementor. Konyol, tapi tampak menyenangkan.

"Ooooooooh, lihat!" Kata gadis bernama Lavender menunjuk ke belakang kami. Seketika semua berbalik ke arah gadis itu menunjuk. Kami semua sama terpanahnya dengan apa yang kami saksikan.

Hippogriff! Mereka benar-benar cantik indah dan menawan. Mereka! Ya, benar tidak hanya satu tapi ada beberapa lainnya. Aku tidak menyangka Hagrid akan membawa satu kawanan sekaligus seingatku dia hanya membawa Bucekbeak.

Mereka benar-benar keren, tampak gagah walau leher mereka diikat dengan kalung yang terbuat dari kulit tebal yang terhubung dengan rantai yang di pegang Hagrid. Seperti kuda, mereka pun memiliki banyak warna dari yang putih, hitam, coklat terang dan gelap dan yang paling mencolok tentunya Hippogriff bewarna silver kesayangan para fans, Bucekbeak. Dia yang paling mencolok di sini. Aku tahu aku tidak perlu menjelaskan lagi seperti apa para Hippogriff yang gagah itu.

"Ayo maju!" Kata Hagrid pada makhluk-makhluk luar biasa yang berjalan di belakangnya. Ia membawa makhluk-makhluk itu ke dekat pagar tempat kami berada dan mengikat mereka di sana, kami sedikit mundur saat para Hippogriff itu berada di depan kami.

Mereka memang makhluk indah yang mengagumkan tapi melihat paruh dan cakar tajam itu siapa yang tidak ngeri?

"Hippogriff, cantik kan mereka." Kata si pria besar itu sambil melambaikan tangannya pada makhluk-makhluk itu.

Para murid terlihat terkejut di awal tapi kini mereka mulai mengagumi keindahan makhluk itu. Bagai mana transisi dari bulu kuda ke bulu burung di tubuh mereka adalah satu hal yang masih belum bisa di terima otakku sekalipun hal itu sudah ada di depan mata. Mereka ini makhluk yang luar biasa.

"Nah, maju sedikit…"

Dengan penuh hati-hati kami maju mendekat beberapa langkah.

"Satu hal yang perlu kalian tahu Hippogriff ini makhluk yang sensitif, angkuh dan gampang tersinggung. Jangan sekali kali kalian hina Hippogriff ini, karna mereka bisa menghabisi kalian."

Menghadapi makhluk sensitif memang bukan keahlianku (termasuk manusia), jadi sepertinya aku harus berhati-hati sebelum hal buruk terjadi padaku sebagai mana Malfoy nanti.

"Kalian harus tunggu sampai si Hippogriff bergerak lebih dulu. Itu berarti sopan. Kalian berjalan ke arahnya, membungkuk, lalu kalian tunggu. Kalau dia membalas membungkuk berarti kalian di izinkan menyentuhnya. Kalau dia tidak balas membungkuk lebih baik kalian cepat pergi. Jadi, siapa yang ingin mencoba?"

Kami serempak mundur sebagai bahasa halus penolakan, aku ingin tapi aku sulit membuat hubungan baik dengan makhluk sensitif.

"Tidak ada yang mau?"

Para Hippogriff mulai mengibaskan sayapnya yang besar menciptakan angin berhembus kencang, seolah sudah tidak tahan di ikat. Tuh, aku tidak bisa berurusan dengan yang seperti itu.

"Baiklah, Harry kamu saja." Kata Hagrid yang baru menyadari hanya dia yang tidak melangkah mundur. Potter juga tampak celingukan bingung bagai mana bisa dia sendirian beberapa langkah di depan teman-temannya yang lain.

Jangan anggap dirimu sial Potter, sejujurnya kamu memiliki beruntung yang sangat besar (dengan kesialan yang tak kalah besar juga).

"Bagus Harry, kita lihat bagai mana kamu akan berkenalan dengan Bucekbeak." Hagrid melepas rantai milik Bucekbeak dan membawanya menjauh dari yang lain, ia pun melepas kalung Hippogriff itu.

Yang lain menatap dengan seksama berbeda dengan Malfoy dengan tatapannya yang berharap hal buruk terjadi pada rivalnya itu.

"Santai saja Harry, buat kontak mata dan jangan berkedip. Hippogriff tidak mempercayai orang yang terlalu banyak berkedip."

Semua menanti apa yang akan terjadi dengan seksama, tidak seperti aku yang tahu apa yang akan terjadi. Potter menunduk semua menatap khawatir, lalu Hippogriff itu menatapnya dan tak lama menunduk. Hah aku bosan aku sudah melihatnya berkali-kali, yaa walau tidak secara langsung sih.

Semua tampak lega setelah melihat Potter tidak terluka sama sekali, Hagrid sangat girang bahkan dia menyuruh Potter naik ke atas punggung makhluk itu.

"Kamu naik ke situ, persis di belakang sendi sayap. Tapi hati-hati jangan sampai ada satupun bulu yang tercabut, dia tidak akan suka."

Satu-satunya yang membuat aku iri pada si tokoh utama ini hanya bagian ini, dimana dia menaiki Bucekbeak dan terbang bebas di atas langit. Itu benar-benar membuatku iri, sampai tanpa akal sehat aku berharap akulah pemeran utama.

Potter dengan Bucekbeak terbang bebas di atas kami membuat yang lain bersorak riuh iri. Siapa yang tidak ingin terbang dengan makhluk perkasa itu? Setelah dua putaran mereka pun mendarat di samping Hagrid.

"Siapa yang mau coba lagi?" Kali ini para murid mulai sedikit lebih berani dan bersedia berhadapan langsung dengan para Hippogriff.

Hagrid pun mulai melepaskan para Hippogriff itu satu persatu. Semua murid mulai menghampiri Hippogriff berharap mereka tidak perlu membungkuk terlaku lama di depan makhluk angkuh itu.

"Jangan melamun saja, ayo!" Patric menarik belakang jubahku dan hampir membuatku jatuh.

Ah, sialan anak ini! Kenapa dia senang sekali merusuh sih?! Dia membawaku ke depan seekor Hippogriff berwarna hitam legam dengan mata emas mengkilat yang menatap kami tajam.

"Dia kelihatan gagah bukan." Kata Patrick padaku.

Dia memang benar warna hitam mengkilat yang indah dan mata emas yang terang membuat Hippogriff ini terkesan elegan, ya walau pun tidak sekeren Bucekbeak sih. Tapi aku tidak dapat mengatakan itu di depannya atau aku akan dapat masalah.

"Hey, apa yang kamu lakukan?! Ayo menunduk!" Bisik Patrick sambil menendang kakiku. Untuk kedua kalinya aku hampir saja terjatuh.

Aku pun ikut menunduk. Cukup lama.

"Apa dia sudah menunduk?" Bisik Patrick.

Aku mengintip dan elang setengah kuda di hadapanku masih berdiri angkuh seolah kami tidak ada. "tidak, belum."

"Lama sekali punggungku pegal." Keluhnya.

Aku pun begitu, sudah dibilang aku tidak terbiasa dengan makhluk keras kepala seperti ini. Apa aku menyerah saja, sudah tidak pandai terbang dengan sapu tidak dapat menjinakkan Hippogriff pula. Ternyata takdirku memang berakhir di darat.

"Ini salah kamu, kamu memilih Hippogriff yang keras kepala."

"Hey, jaga mulutmu! Bagai mana kalau dia mendengar mu!"

"Lihat yang lain saja sudah berhasil menjinakkan Hippogriff mereka, mau sampai kapan kita seperti ini?"

"Memangnya kamu memiliki ide yang lebih baik–"

Tiba-tiba saja suara teriakan nyaring menginterupsi kalimat Patrick, kami langsung berdiri tegak mencari sumber suara. Para murid lain juga menatap ke sumber suara bertanya tanya apa yang terjadi.

"Aku hampir mati!" Suara teriakan Malfoy. "Aku hampir mati, lihat aku! Dia membunuhku!"

Serius? Yang benar saja anak manja satu ini. Selamat Malfoy, aku nobatkanmu sebagai anak ter-pick me se-Hogwarts.

Si Paling HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang