Sudah beberapa hari ini Malfoy tidak masuk dia hanya terus berada di kamarnya dengan tangan yang di perban. Aku pikir dengan semua keajaiban sihir di dunia ini luka seperti itu dapa mudah di sembuhkan, kalau aku tidak salah ingat Tommy pernah menyembuhkan tanganku yang terluka kembali seperti semula. Dengan madam Pomfrey semua akan jauh lebih mudah, iya gak sih?
Tapi sepertinya hari ini dia akan hadir di kelas ramuan dengan tangan diperban, tadi aku melihat dia keluar dari kamarnya bersama 2 teman bulatnya itu. Aku juga melihat Pansy menanyainya dengan penuh perhatian, aku baru menyadari kalau gadis itu memang menyukai Malfoy. Mungkin dia menyukai anak papa itu karna kekayaannya. Semua orang tahu keluarga Malfoy, keluarga paling kaya dan berpengaruh di dunia sihir Inggris.
Kami semua sudah berada di ruang kelas ramuan yang seperti biasa dingin, lembab, gelap dan menyeramkan, setiap kali aku berada di sini aku merasa seperti ada di film horor. Tapi aku tidak melihat keberadaan Malfoy, apa jangan-jangan dia tidak jadi masuk kelas? Jangan bilang lukanya bertambah parah sampai membuat ia harus kembali ke madam Pomfrey.
Snape masuk ke ruangannya dengan jubah andalannya yang berkibar seperti bendera merah-putih di upacara senin pagi. Aku jadi membayangkan kalau dia memakai jubah dengan warna merah-putih dan bergelantungan di ujung tiang bendera lapangan sekolah.
Sesegera mungkin aku menutup mulutku, menahan agar tawa ini tidak keluar, aku tidak ingin jadi pusat perhatian.
"Ada apa?" Tanya Helen yang tepat berada di sampingku.
"Ah tidak, bukan apa-apa." Mana mungkin aku menceritakan isi kepala liar ku ini. Ah sial, aku harus menahan tawa sekuat mungkin!
Kelas kali ini Snape menjelaskan pada kami cara membuat cairan penciut, jelas ini adalah hal yang harus kami perhatikan secara teliti kalau tidak ingin menerima kata-kata pedasnya. Walaupun ada buku, aku jelas tidak akan melupakan film the half blood prince dimana dia memperbaiki isi buku yang menurutnya keliru. Di buku jelas tertulis 3 tetes jus lintah tapi dia hanya memasukkan satu tetes, jelas itu adalah bagian yang dia revisi. Tentu harus aku catat di buku kesayangan.
Setelah selesai memberikan demonstrasi dengan kuali berisi cairan hijau mendidih, Snape menyuruh kami membuat seperti yang telah dia contohkan. Jelas ini tidak akan mudah, selain karna kelas ramuan yang sudah seperti kelas kimia, di kelas ini juga mental kami para murid di asah. Setelah keluar dari game ini aku yakin aku tidak akan mendapat kesulitan jika mendaftarkan diri jadi militer, tempat ini sudah seperti uji mental militer.
Baru kami akan memulai membuat ramuan Malfoy datang dengan tangan yang di perban. Pertanyaannya, apa dia benar-benar baru saja dari madam Pomfrey atau hanya sengaja terlambat untuk pamer freefilagenya sebagai anak Slytherin.
"Maaf profesor, saya terlambat." Katanya santai sekali.
"Duduklah." Si sialan satu ini juga ramah sekali, dengan mudahnya dia mengatakan 'duduklah'.
Malfoy pun mengambil duduk di antara Potter dan Weasley. Sengaja sekali! Aku lihat dia mulai menyuru-nyuruh mereka berdua dengan alasan tangannya.
Sudah lah kalau aku sibuk memperhatikan mereka ramuan ini tidak akan selesai.
Aku mulai mengupas dan memotong bahan-bahan yang di butuhkan. Percaya lah, para manusia jijik-an tidak akan betah ada di kelas ini, bagai mana tidak? Di sini semua hal menjijikan menjadi makanan sehari-hari, limpa tikus, cairan kental aneh menjijikan lintah, potongan ulat. Ini hanya sebagian kecil dari hal menjijikan yang pernah aku hadapi di kelas ini, setelah keluar dari game ini aku benar-benar akan jadi seseorang yang sangat berbeda.
"Hey tunggu Helen!" Kataku cepat menahan tangan gadis itu, dia hampir saja memasukkan lebih dari satu tetes cairan lintah.
"Ada apa?" Gadis itu menatapku heran, dia tidak sadar dia hampir melakukan kesalahan.
"Jangan masukkan lebih dari satu tetes."
"Apa maksudmu? Di buku tidak tertulis seperti itu."
"Ya, aku tahu. Tapi percaya lah, itu yang profesor lakukan."
Walau sempai sesaat menimbang-nimbang perkataanku, Helen mengikuti nasihatku dan hanya memasukkan satu tetes cairan kental menjijikan itu. Aku meminimalisir sesedikit mungkin kemungkinan Snape menghampiri mejaku, aku masih trauma dengan kejadian 2 tahun yang lalu, masalah tulisan.
"Jingga, Longbotten?" Suara yang menarik perhatian seisi kelas setelah hening sempat membiarkan kami fokus. Suara itu berasal dari Snape di depan meja Longbotten. Mah ini yang aku hindari.
Pria itu mengangkat sendok kuali itu tinggi-tinggi membuat semua orang dapat melihat warna jingga ramuan Longbotten. Hah, kasihan anak itu dia kena lagi kan.
"Coba katakan padaku, apa ada yang dapat menembus tulang tengkorak mu yang tebal itu?" Wow, inspirasi sindiran baru aku yakin itu akan berguna.
"Apa kamu tidak mendengar dengan jelas? Hanya satu limpa tikus yang diperlukan, bukan kah sudah aku tegaskan satu tetes jus lintah saja sudah cukup…"
Aku melirik Helen yang juga melirikku, dengan bahasa mata aku sampaikan 'apa ku bilang'. Sekedar mengingatkan kalau aku sudah menyelamatkannya.
"…Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu mengerti Longbotten?" Tanyanya pedas. Satu hal yang harus kamu lakukan hanya berhenti menjadi guru killer, mudah.
"Maaf, sir." Kata Granger. "Saya bisa membantunya memperbaikinya."
"Seingatku aku tidak memintamu pamer miss Granger."
Apaan sih si gondrong satu ini, dia kan hanya ingin membantu temannya. Aku malas sekali menyaksikan drama sialan ini, lebih baik aku kembali pada ramuan ku yang sebentar lagi selesai. Aku memang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi tapi setidaknya aku tahu si gondrong akan kembali pada Longbotten untuk menguji ramuan buatannya menggunakan peliharaan si culun itu.
Tak lama ramuan ku selesai aku hanya tinggal mengaduknya sampai mendidih lalu ramuan ini bisa di gunakan.
"Semuanya berkumpul!" Kata profesor kelas kali ini sebelum ramuan ku sempat mendidih.
Kamipun berkumpul mengelilingi meja Longbotten demi melihat bagai mana nasib katak kesayangan anak itu.
"Kalau dia berhasil membuat cairan penyusut kataknya akan kembali menjadi kecebong. Kalau, seperti yang tak kuragukan lagi, dia salah membuat ramuan kataknya akan keracunan."
Hanya itu? Tidak ada hal yang menarik seperti katak itu akan punya kemampuan memperbanyak diri dengan cepat, menjadi tembus pandang atau buff menarik lainnya?
Snape memegang katak itu dengan tangan kirinya dan satu tangan lagi mengambil beberapa tetes ramuan buatan Longbotten. Apa ini sebuah pertanda kalau dia tidak kidal? Beberapa saat kami menunggu apa yang akan terjadi pada katak itu, sampai…
PLOP!
Seketika katak itu berubah menjadi kecebong, ramuan Longbotten berhasil. Aku yakin dia mendapat bantuan dari si pintar Granger.
"Lima poin di potong dari asrama Grifindor." Kata Snape setelah memberikan katak itu ramuan penawarnya. "Sudah ku larang kau membantunya miss Granger. Kelas bubar."
Dan begitulah kelas ramuan hari ini selesai, sedikit merasakan tekanan batin, tapi karna aku hanya tokoh latar jelas pria itu tidak akan banyak berinteraksi denganku. Aku jadi kasihan dengan anak-anak Grifindor, Snape selalu berusaha mencari celah untuk merugikan mereka. Sebagai seorang guru tidak seharusnya dia membawa masalah pribadi ke lingkungan sekolah.
Dia guru terparah setelah guru perlindungan terhadap sihir hitam tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Paling Hogwarts
FanfictionWelcome back Emily! Siapa sangka ternyata perjalanan Sarah AKA Ara di dunia Harry Potter belum selesai. Ia kira setelah menyelesaikan cerita pertama dari seris film terkenal itu ia akan bisa kembali ke kehidupannya yang normal. Tapi ternyata itu tid...