"bukankah sudah jelas peraturannya nona Hormen?"
Ya, aku tahu, tidak boleh berlebihan di lorong. Aku tidak perlu diingatkan juga kali, lagi pula yang jatuhkan aku bukan dia tidak kah dia bilang maaf, atau apa lah. Aku terus mengomel dalam hati sambil menepuk-nepuk bajuku yang sedikit berdebu karna terjatuh.
Aku melirik ke belakang, punggung si tukang murung itu sudah cukup jauh. Mungkin hari ini moodnya sedang baik, dia hanya mengatakan itu dengan wajah seram nya lalu pergi. Tidak seperti yang aku pikirkan, sepertinya tahun ini aku tidak akan berurusan dengan dia seperti tahun lalu.
BTW, kalo gak salah inget di tahun pertama dia mau detensi gua tapi gak jadi-jadi, apa jangan-jangan udah tahun kemaren?
"Hahaha, lihat siapa yang baru saja mencari masalah dengan profesor Snape." Aku mendengar tawa menyebalkan, tidak seperti Patrick maupun Malfoy.
"Arus!" Kataku sambil menatap tidak suka anak itu.
"Namaku Ikarus tahu!"
"Oh begitu ya. Maaf ya, kamu tidak penting bagiku jadi aku sering lupa namamu." Kataku santai sambil memungut bukuku yang terjatuh.
"Keterlaluan sekali kamu! Kamu tidak tahu sedang berbicara dengan siapa!"
"Aku tahu! Anak sok jago yang suka cari masalah kan, anak yang bahkan bisa aku buat jatuh dengan satu mantra."
"Percaya diri sekali kamu, kita bahkan belum mencobanya."
"Bukankah itu sudah jelas?" Kataku sambil mengerutkan kening seolah mempertanyakan apa yang baru saja dia katakan.
"Kamu hanya bermain teori. Hanya karna kamu memiliki nilai lebih tinggi di kelas mantra, bukan berarti kamu akan menang berduel denganku." Dia mengeluarkan tongkatnya, dia benar-benar ingin menyerang ku sekarang? Dasar anak bodoh.
"Kamu serius sekali sih."
"Kenapa kamu takut, heh?" Dia mengacungkan tongkatnya padaku. Lihat lah anak angkuh satu ini, dia bahkan tersenyum sok keren di depanku. Apa dia merasa lebih kuat dari ku? Hah, dia tidak tahu.
"I–Ikarus…" aku mengangkat kedua tanganku membiarkan buku di tanganku kembali jatuh dan memasang wajah ketakutan terbaikku. "Maaf… a–aku tidak akan menggangu kamu lagi…"
"Bagus, akhirnya kamu sadar juga–"
"Bones!"
Beng! Kartu as ku muncul.
"Apa yang kamu lakukan pada teman asrama mu sendiri?" Nenek Mcgonagall datang dengan wajah marahnya, tentu dia kesal sekali melihat ada perundungan di sekolah ini. "Kamu tidak boleh menodongkan tongkatmu pada teman sendiri!"
"T–tapi profesor–"
"Kamu melakukan kesalahan besar tuan Bones. 10 poin dikurangi dari asrama Slytherin!"
"Apa? Tapi profesor, ini salah paham!"
"Jangan anggap aku tidak melihatnya dengan mata kepalaku sendiri Bones! Kamu tidak bisa membodohi ku, sekarang ikut aku ke ruanganku untuk hukuman selanjutnya! Sedangkan kamu Hormen, sebaiknya kamu segera kembali ke asrama mu."
"Baik profesor." Kataku bersikap seperti anjing yang patuh pada tuannya. Sebenarnya aku sudah melihat si nenek McDonald's ini dari jauh dan aku menggunakan kesempatan itu untuk menjebaknya. Ini benar-benar menyenangkan!
Mcgonagall pun pergi membawa Arus, saat anak itu menoleh ke belakang dengan tatapan bingung dan kesalnya aku menyempatkan diri untuk melambai padanya dan menunjukkan jari tengahku yang penuh cinta padanya.
Hate you to the moon and back, Arus.
Sekarang dia tahu dengan siapa dia berurusan, jangan ada yang berani-beraninya macam-macam denganku karna aku punya seribu satu cara mengatasi makhluk-makhluk seperti si Arus ini.
∅
Arus benar-benar sukses membuat mood ku membaik beberapa hari ini, apa lagi begitu tahu kalau dia dihukum membersihkan kamar mandi selama seminggu penuh, tanpa sihir! The bast day ever!
Terkadang aku meledeknya dengan melemparkan sampah masuk ke dalam kamar mandi pria. Melihat wajah kesalnya adalah healing terbaik yang aku dapatkan sejauh ini.
"Kamu dan Ikarus sedang ada masalah? Akhir-akhir ini aku melihatnya menatapmu dengan kesal."
"Sungguh?" Aku tertawa mendengar apa yang Alex katakan.
Kami baru saja selesai kelas trasfigurasi, karna aku dan Alex belum menyelesaikan rangkuman kami di hukum di larang keluar kelas sebelum menyelesaikan beberapa soal dari si tua McDonald's. Sebenarnya Patrick pun belum selesai, tapi dia melakukan trik curang dengan menyalin tugas Anabel secara diam-diam. Memang kurang ajar anak satu itu.
"Hey, aku serius! Apa yang terjadi di antara kalian?"
"Aku hanya bercanda dengannya dan tampaknya kini kami semakin dekat." Aku masih tak bisa menghentikan tawaku. Kami memang sangat dekat.
"Keliatannya tidak begitu." Alex menatapku penuh curiga.
"Sudah, tidak perlu terlalu di pikirkan. Aku dan dia memang selalu penuh cerita, kamu tidak perlu mengkhawatirkan ku, dia tidak akan berani macam-macam untuk beberapa saat ini."
Karna Mcgonagall mengatakan akan mengawasi Arus selama beberapa minggu ini agar anak itu tidak lagi mengganggu aku atau anak lain. Itu bagus, aku jadi bisa bebas melakukan apapun padanya karna saat ini dia seperti kucing kecil galak yang ciut dikerumuni anjing Pitbull.
"Ada apa?" Tanyaku saat Alex menoleh ke belakang cukup lama, siapa yang dia perhatikan?
"Anak itu, tadi kita berpapasan dengannya di depan kelas trasfigurasi sekarang kita bertemu lagi dengannya."
Aku ikut menoleh ke belakang dan melihat gadis berjubah Grifindor membawa banyak buku.
"Granger, dia pasti sibuk menghadiri banyak kelas."
"Dari mana kamu tahu?"
"Hey, dari satu sekolah dia lah anak paling haus belajar. Aku juga dengar dia mengikuti banyak kelas sekaligus, kalau aku jadi dia aku pasti sudah muntah dengan semua buku itu." Aku tahu karna aku menonton filmnya, aku juga tahu kalau dia menggunakan kalung yang dapat membawanya ke masa lalu.
"Kamu juga haus belajar kan."
"Aku?" Aku tertawa hebat. Aku? Haus belajar? Ya ampun mana ada, aku jadi khawatir Alex butuh kacamata.
"Aku melihatmu sering membaca buku mantra tingkat tinggi."
"Oh itu. Aku melakukannya hanya karna penasaran, tidak seperti anak itu yang belajar mati-matian. Dia belajar karna ingin mengetahui segalanya jadi dia berjuang keras, aku belajar hanya karna ingin tahu beberapa hal karna itu aku masih kena hukuman." Kami pun tertawa bersama, entah apa yang lucu tapi hal itu terasa pantas untuk ditertawakan.
"Kamu menarik juga."
"Hah?" Aku menatap bingung wajah Alex yang berusaha menyelesaikan tawanya. Apa maksudnya barusan?
"Iya, kamu menarik. Kamu menyenangkan, memiliki pemikiran yang unik kamu juga bisa jadi orang baik dan jahat di waktu yang bersamaan. Aku pertama kali bertemu gadis se-menyenangkan kamu. Apa ada yang salah?"
"Haha, tidak. Aku pikir kamu bilang aku menarik untuk dijadikan monyet percobaan."
"Hahaha, justru aku pikir kamu yang lebih mungkin melakukan itu padaku."
Hah, apa sih yang aku pikirkan!
Aku melirik Alex yang sedang tertawa menceritakan kronologi kemungkinan aku menjadikannya monyet percobaan untuk uji kemampuan mantra ciptaanku.
Kalau sampai sesuatu terjadi dan merusak pertemanan kami aku akan menyalahkan mu, Delia!
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Paling Hogwarts
FanfictionWelcome back Emily! Siapa sangka ternyata perjalanan Sarah AKA Ara di dunia Harry Potter belum selesai. Ia kira setelah menyelesaikan cerita pertama dari seris film terkenal itu ia akan bisa kembali ke kehidupannya yang normal. Tapi ternyata itu tid...