menyenangkan, tapi sesaat aku jadi merasa bodoh

103 21 2
                                    

Selama libur natal setiap hari aku mengunjungi menara astronomi untuk berlatih mantra patronam. Ada yang ingin protes karna aku mempelajarinya terlalu lama?

Asal kamu tahu saja, mantra ini lumayan sulit. Di sini memang tertulis mantra tingkat tinggi, aku saja sampai heran bagai mana si Potter bisa mempelajarinya dengan waktu yang sangat singkat. Hari ini dia ada pertandingan melawan Ravenclaw, dia pasti sudah menguasai mantra ini untuk jaga-jaga kalau dia kembali di hampiri Dementor seperti pertandingan sebelumnya.

Aku duduk menyandar pada dinding dengan buku mantra tingkat tinggi di pangkuanku dan tongkat di tangan. Di sini tertulis kalau aku hanya melakukan seperti biasanya aku merapalkan mantra, hanya saja aku harus memikirkan hal menyenangkan juga.

Aku sudah melakukan semua yang buku ini minta! Kenapa patronam ku belum juga muncul sih?!

Baiklah, kali ini aku yakin akan berhasil.

Aku berdiri meninggalkan buku itu, mulai berdiri tegang sambil mengacungkan tongkat. Pikirkan hal menyenangkan!

"Expecto patronam!" Seruku, tapi tidak ada yang keluar. "Expecto patronam!" Masih tidak ada yang berubah. "Expecto–"

"Emily?" Aku terkejut mendengar suara seseorang memanggil namaku. Saking terkejutnya aku sampai menjatuhkan tongkat di tanganku.

"Sedang apa kamu di sini?" Ah, si Hufflepuff itu.

"Kamu yang sedang apa. Seharusnya kamu pergi menonton Quidditch bersama yang lain." Aku menunduk mengambil tongkatku.

"Hufflepuff kalah, untuk apa aku menontonnya lagi?"

Oh iya ya. Pertandingan saat hujan deras itu ya, pertandingan yang membuat Nimbus 200-nya hancur. Kalau bukan karena hujan mungkin aku sudah bisa PDKT dengan Cedric.

"Oh iya. Bukankah sapu Potter rusak, bagai mana dia bisa bertanding?"

"Saat natal dia di beri kiriman oleh orang asing, mungkin kamu tidak mendengarnya karna seminggu ini sapu itu di sita profesor Mcgonagall. Lagi pula kalau dia tidak ada sapu dia bisa pakai sapu sekolah."

Orang asing? Siapa lagi si tanpa nama yang baik hati ini? Ada beberapa orang yang mungkin melakukannya pertama Dombeldor, kedua Lupin, ketiga Trelawney (tapi tidak mungkin dia sih), dan terakhir Black.

Domby terlalu sibuk memikirkan hal lain tidak mungkin dia yang membelinya, aku juga merasa dia tidak se update itu masalah apa yang populer di kalangan anak muda. Lupin, ah dia mah, bajunya saja lusuh bukankah lebih baik dia membuang uangnya untuk jas baru dari pada harus membelikan Potter. Trelawney, aku akan menghapusnya dari daftar aku juga tidak tahu kenapa aku harus memasukannya dalam list ini.

Berarti sapu itu dari Black, kita tahu seberapa Black menyayangi Potter dia hanya di salah paham kan, jadi mungkin sapu anonim itu pemberian dari Black. Seharusnya dia tinggalkan catatan berisi 'form your godfather'. 

"Kamu sedang belajar mantra tingkat tinggi?"

Enggak gua lagi belajar masak. Buta! Bisa baca gak sih itu buku tulisnya apa? Bahasa Nordic kah tulisannya?!

"Iyaa." Jawabku singkat padat dan jelas, tidak dengan tatapan tajam atau nada sinis. Aku sedang jadi anak baik hari ini.

"Kamu memang berbakat ya, apa yang kamu pelajari?" Kini dia bolak balik halaman buku itu.

Aku menghampirinya dan membukakan halaman tentang patronam.

"Ini yang kamu pelajari?! Ini kan mantra tingkat tinggi."

"Jangan berlebihan begitu, aku belum menguasainya kok." Aku mengangkat tongkatku. Lihat lah akan aku tunjukkan kalau kamu tidak perlu memujiku berlebihan seperti itu.

Si Paling HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang