jangan terlalu kepo kalo gak mau kena masalah apa lagi ke mine character

121 24 1
                                    

Topik kecelakan Potter di pertandingan Quidditch menjadi sangat sering aku dengar beberapa hari terakhir.

Saat pertandingan sabtu lalu Potter mengalami kecelakaan, mengikuti apa yang dibicarakan anak-anak Grifindor katanya Potter terjatuh karna bertemu Dementor. Kalau tidak ada Domby yang memperlambat jatuh anak itu saat ini dia pasti sudah tinggal tubuh yang patah-patah.

Kasihan sekali ya anak itu, setiap tahun ada saja kecelakaan yang menimpanya. Tahun pertama pingsan karna bertemu om Valdi, tahun kemaren kebeset taring uler tau ini jatoh. Besok apa lagi?

"Kemarin itu benar-benar mengerikan." Kata Patrick. Bisa tidak sih orang-orang berhenti membicarakan masalah itu, Potter sendiri saja sudah sadar walau masih di rumah sakit sekolah.

"Hal seperti itu biasa terjadi di pertandingan, apalagi pertandingan besar." Timpal Delia si paling paham soal Quidditch.

Menurutku sih ini gara-gara si Domby gila. Bisa-bisanya dia membiarkan pertandingan ini berlanjut di saat hujan gila yang ternyata sampai badai petir begitu. Aku tahu pertandingan Quidditch memang biasanya terdapat korba tapi-

Ini murid lu anak durjanah. Mikir lah sedikit, udah tua otak gak dipake sayang bener. Liat kan sekarang the GC lu yang kena. Abis itu nyamperin Dementor, ngomel ke Dementor. Kalo dia jatoh gara-gara petir mau lu datengin tuh petir? Mau lu omelin petirnya?

"Aku yakin Potter tidak akan bermain sebaik sebelumnya lagi." Kata Patrick membuyarkan lamunanku.

"Kenapa begitu?"

"Ih, kamu tidak lihat sih bagai mana pohon Dedula perkasa menghancurkan sapu Nimbus 200 nya hingga berkeping-keping."

"Wow, gila." Aku lupa soal yang satu itu, saat ini mood Potter sedang buruk sekali.

Aku tahu Delia pasti sudah menyelundupkan bunga, coklat atau surat ucapan untuk Potter yang sedang sakit dan bersedih.

Hari ini para para murid mengunjungi Hogsmeade lagi, di pagi ini di mana salju di luar setinggi satu jengkal tanganku. Tentunya aku tidak ikut, kedua kalinya aku melewati kunjungan ke Hogsmeade aku jadi berpikir untuk apa aku berlari meminta tanda tangan Tommy waktu itu. Peluh ku terasa sia-sia, lagi pula tidak ada yang mengatakan kami mengunjungi Hogsmeade di musim dingin.

Kalau sedang tidak melakukan apapun seperti saat ini aku sering terpikirkan untuk mengirim surat untuk Tommy. Aku sudah menuliskan surat itu, aku hanya perlu memanggil Khonsu dan mengirimkannya. Tapi aku bimbang antara memenuhi rasa khawatirku atau mematuhi perintah Tommy sebagai ayahku.

Ah sudah lah!

Aku mengabaikan pesan Tommy, aku akan mengirimkan surat ini. Memangnya apa sih hal buruk yang bisa menimpanya hanya karna surat, dia ini anggota penting Auror. Tidak ada yang berani macam-macam dengan anggota Auror.

Aku akan pergi ke menara burung hantu untuk memberikan surat ini pada Khonsu.

Aku mengambil jaket tebal ku dan pergi keluar kamar. Walau pun aku ada di dalam kastil udara di sini benar-benar dingin, terutama di musim dingin begini di tambah di menara di mana angin kencang selalu membawa udara dingin yang menusuk.

Perjuanganku menaiki tangga sempat terhenti di lantai tiga. Aku tidak mengerti dengan dunia ini, mereka memiliki sihir yang bahkan lebih hebat dari teknologi Muggel zaman sekarang, kenapa mereka tidak menggunakan sihir itu untuk membuat benda berguna seperti lift? Apa mereka tidak memikirkan nasib remaja jompo sepertiku?

"Moony, Wormtail, Padfoot dan Prongs." Aku mendengar suara seseorang yang setengah berbisik. Mereka menyebutkan nama panggilan anggota the Marauders.

Kalau aku tidak salah ingat Moony untuk Lupin, Wormtail untuk Pettigrew, Padfood Black dan Prongs untuk bapak Potter. Apa yang mereka bicarakan sih? Aku jadi penasaran.

Si Paling HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang