Seperti biasa aku selalu menunjukkan semangat yang sangat minim di hari pertama tahu ajaran baru. Siapa yang tidak akan malas kalau kemarin kamu baru saja menjalani hari yang panjang di kereta dan besoknya, tepatnya hari ini, kamu sudah dipaksa untuk memulai kembali kegiatan sekolah. Di tambah pelajaran pertama akan dimulai bersama nini-nini muka galak Mcgonagall!
"Aku pikir kamu suka transfigurasi, Emily."
"Iya, tapi gak hari ini." Delia benar soal aku suka kelas ini, tapi di saat seperti ini yang aku suka hanya menghabiskan waktu berhargaku di atas kasur empuk dan hangat.
Kalau kamu punya masalah tulang sepertiku sebaiknya kamu berharap tidak pernah menginjakan kaki ke sekolah ini. Saat ini kakiku benar-benar mati rasa, aku sampai berharap Tommy menarik ku dari sekolah ini.
"Ya, beberapa hari yang lalu saat aku baru saja selesai membeli buku aku melihat Dementor di jalan menuju pulang." Aku mendengar seseorang berbicara di belakang ku.
"Sungguh?! Seperti apa rupanya?"
"Aku tidak melihatnya jelas, yang aku lihat hanya sosok berjubah hitam yang terbang di langit, wajah sosok itu tertutup tudung aku sama sekali tidak bisa melihat wajahnya. Tapi hanya dengan melihatnya dari jauh aku sudah bisa merasakan dingin dan rasa takut yang menusuk sampai ke tulang-tulang, benar-benar menyeramkan…"
"Kalian berlebihan!" Seru seseorang lain, sepertinya aku kenal suara itu.
Karna orang itu berbicara dengan cukup kuat semua anak di sana sampai menoleh ke arahnya. Seperti biasa si haus perhatian itu, Malfoy.
"Aku yakin mereka tidak se-menyeramkan itu, kalian hanya melebih-lebihkan saja."
"Tapi saat di kereta itu…"
"Kalian ini payah, apa kalian takut hanya dengan hal seperti itu. Jangan sampai kalian jadi sepayah Potter."
"Kamu ini kenapa sih?" Entah keberanian dari mana, saat ini aku menatap si pirang itu dengan tatapan menjijikkan.
"Apa?" Tentu saja dia balas menatapku kesal, di tambah dua pengawal gendutnya yang mengimpitnya itu membuat Malfoy terlihat semakin kecil.
"Emily, apa yang kamu lakukan?" Bisik Anabel ke padaku. Aku melakukan apa yang ingin aku lakukan!
"Aku pikir kamu hanya senang mencari masalah dengan si Potter itu, ternyata kamu memang senang mencari masalah dengan semua orang ya."
"Apa ini? Apa kamu merasa tersindir?" Dia berjalan mendekatiku, aku tahu dia ingin mengancam ku. Tapi aku tahu aku jauh lebih kuat darinya, sekalipun dia menyerang ku saat ini aku tahu apa yang harus aku lakukan.
"Aku hanya sedang memperingati mu. Kamu mengatakan Potter payah, tapi jangan anggap kami lupa siapa yang kalah berduel dengannya tahun lalu." Aku mengatakan hal itu bukan untuk membela Potter, mana mungkin aku membela anak itu, bagai mana pun aku masih kesal dengannya.
Aku melakukan ini dengan harapan bahwa Malfoy bisa sedikit saja memperbaiki sikap menyebalkannya itu. Aku tahu dia lumayan manis, tapi dengan sikapnya yang seperti itu aku khawatir dia akan jadi jomblo abadi.
Orang-orang di sekitar mulai berbisik membicarakan apa yang baru saja aku katakan. Jelas sekali posisi Malfoy saat ini. Dia hendak membuka suara tapi aku lebih dulu menyelanya.
"Apa? Kamu ingin mengadukan ini pada ayahmu itu? Katakan saja, aku tidak takut dengan keluarga Malfoy."
Sudah lah aku tidak punya waktu untuk masalah sepele seperti ini. Aku langsung berbalik pergi meninggalkan mereka.
"Emily, kamu mau kemana? Kelasnya bukan ke sana!" Delia mencoba mengingatkanku.
"Katakan pada profesor, hari ini aku bolos." Kataku santai seolah kelas ini hanya sebuah pilihan menu.
Aku tahu seharusnya aku tidak melakukan itu, karna saat aku sampai di salah satu lorong sepi barulah aku merasa begitu bodoh.
Sialan, apa sih yang gua pikirin?! Kenapa harus kaya gitu sih, kaya ga ada cara lain aja.
Gerutuku dalam hati sambil terus mencaci maki diri sendiri, apa yang baru saja aku lakukan?! Bisa-bisa aku merubah alur cerita, untungnya yang ada di sana hanya sebagian kecil dari anak-anak Slytherin. Tapi masalahnya gosip mudah sekali menyebar, hanya butuh hitungan jam sampai cerita itu menyebar ke seluruh sekolah. Aku benar-benar–
"Hebat." Kata seseorang di belakang ku yang langsung membuatku menoleh ke belakang. "Yang tadi itu lumayan juga."
Hah, siapa lagi anak ini? Mau apa dia di sini, seharusnya kan dia ada di kelas transfigurasi bersama yang lain.
"Kalau tidak ada urusan yang mendesak denganku segeralah pergi. Aku tidak ingin dituduh mengajakmu bolos."
"Tenang saja itu tidak akan terjadi." Yakin sekali anak ini.
Sebenarnya siap sih dia, dia bersikap seolah sudah mengenal baik sosok Emily, tapi aku saja tidak mengenalnya.
"Sudahlah berhenti mengikuti ku, aku sedang tidak ingin di ikuti penggemar." Kataku sambil melambaikan tangan memintanya pergi.
"Sombong sekali kamu! Siapa bilang aku penggemarmu, aku lebih memilih mengikuti Malfoy dari pada mengikuti kamu tahu!" Dia sedikit berteriak, ya ampun mudah sekali sih emosinya terpancing.
"Kalau memang begitu kenapa kamu mengikuti ku ke sini? Apa sekarang kamu mau menyangkalnya? Mengatakan kamu memang ingin bolos atau semacamnya." Aku dapat melihat kedua tangan anak itu yang mengepal kuat saking kesalnya.
Hah, kenapa sih aku harus berurusan dengan anak yang bahkan tidak aku kenal ini. Merepotkan sekali.
Baru saja aku ingin melangkah meninggalkan anak itu aku melihat tangannya bergerak seolah ingin mengambil sesuatu dari balik jubahnya. Tongkat sihir!
Baru aku akan ikut menggenggam tongkat yang aku sembunyikan di balik jubah ku seseorang menginterupsi gerakan kami dengan suara lantangnya.
"Hey, apa yang kalian lakukan di sini!" Aku spontan menoleh ke belakang. Ah, profesor McDonald's yang aku rindukan.
"Emily, Ikarus! Apa yang kalian lakukan di sini? Bukan kah sekarang seharusnya kalian berada di kelas transfigurasi." Omelannya yang sangat khas.
"Maaf profesor, kami memang sedang menuju ke sana." Kataku berbohong.
"Kalian tidak terlihat demikian." Dia menatap kami dengan tatapan tajamnya yang meneliti.
"Kamu tahu kalau kamu adalah salah satu murid yang sulit aku percaya, Emily." Tidak perlu mengatakannya saja aku sudah tahu. Padahal aku salah satu murid yang sangat rajin menghadiri kelasnya, kalau perlu di ingatkan aku pernah membantumu membawakan buku-buku beratmu, kamu bahkan membiarkanku melihatnya, bagai mana ia bisa mengatakan seperti itu pada murid yang rajin di kelasnya.
"Apa pun alasan kalian berdua saat ini aku anggap ini tidak pernah terjadi, jadi sekarang kalian kembali lah ke kelas sebelum aku tiba lebih dulu. Aku harus mengambil beberapa barang di ruanganku."
Aku dan Ikarus serempak menghela nafas lega saat Mcgonagall berbalik meninggalkan kami.
"Ingat Emily, ini terakhir kalinya." Katanya tanpa menoleh ke arah kami. "Dan Ikarus lebih baik kamu tidak terlalu dekat dengan orang-orang pembuat onar."
Heh! Apa maksudnya barusan?! Jadi aku pembuat onar gitu? Sialan sekali memang nini-nini satu itu, asal kamu tahu saja ya dia ini pembuat onar lebih parah dari aku tahu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Paling Hogwarts
FanfictionWelcome back Emily! Siapa sangka ternyata perjalanan Sarah AKA Ara di dunia Harry Potter belum selesai. Ia kira setelah menyelesaikan cerita pertama dari seris film terkenal itu ia akan bisa kembali ke kehidupannya yang normal. Tapi ternyata itu tid...