mungkin Hogwarts memang tempat yang menyenangkan

125 26 0
                                    

Akhirnya aku kembali ke kastil Hogwarts bersama para rombongan siswa, aku tidak bisa kembali melewati terowongan rahasia itu lagi karna toko sudah sepi dan gudang juga sudah di kunci. Selama perjalanan aku terus menempel dengan si bocah kematian Aron, aku harus bersembunyi dari teman-temanku yang lain.

Sebenarnya bisa saja aku mengatakan kalau aku ada di rombongan paling belakang, tapi sayangnya mereka terlalu pintar untuk kebohongan seperti itu. Mereka pasti bisa langsung menyadari kalau aku berbohong.

"Sampai jumpa lagi nanti." Kata Aron saat kami akan berpisah menuju ruang rekreasi masing-masing.

Tidak seperti ruang rekreasi Grifindor dan Ravenclaw yang berada di menara, ruangan Hufflepuff dan Slytherin cenderung di bagian bawah kastil. Kalau tidak salah ruang rekreasi Hufflepuff dekat dengan dapur, sedangkan kalau ruanganku masih harus menuruni beberapa tangga. Ya maklum saja karna ruangan kami bahkan terletak tepat di bawah danau.

"Memangnya kita akan bertemu lagi?"

"Tentu saja. Kenapa kamu berkata seperti itu?" Dia yang hendak beranjak meninggalkanku sampai berhenti menatapku dengan aneh. Seharusnya kamu pergi saja, lanjutkan perjalanan mu ke kamar.

"Karna aku tidak berharap bertemu dengan kamu lagi."

"Hahaha kamu jahat sekali ya. Sayangnya aku berharap kita bisa berjalan bersama lagi, harapanku biasanya terkabul loh."

Dih, emang boleh se-percaya diri ini?!

"Ya sudah kita lihat saja seberapa kuat pengaruh harapan kamu itu. Oh iya ini!" Aku melempar kotak permen segala rasa yang tadi aku beli di Honeydukes, untungnya dia tidak terlalu payah dan dapat menangkapnya.

Dia menatapku bingung.

"Anggap saja hadiah sudah menemaniku." Aku pun meninggalkannya dan menuruni tangga menuju ruang Slytherin.

"Hadiah karna sudah meminjamkan mantel dan syal?" Dia sedikit berteriak.

Aku tidak menjawab bahkan tidak menoleh, aku hanya mengangkat tinggi-tinggi jari tengahku. Aku tidak peduli kalau sekalipun dia abat ini middle finger belum tren, justru itu bagu. Jadi kalian semua yang ada di abad 21 harus ingat trend middle finger itu aku yang memulainya!

Hari ini cukup melelahkan, aku pikir aku akan tidur cepat malam ini dan sepertinya aku akan melewatkan makan malam. Aku benar-benar kehabisan tenaga, kenapa juga aku harus mengikuti Potter. Ya tapi setidaknya kalau aku tidak mengikuti anak itu aku tidak akan mendapatkan mantel dan syal Aron.

Soal aku akan mengembalikannya atau tidak itu urusan nanti, aku akan memikirkannya. Jangan cap aku sebagai pencuri, pencuri mengambil barang seseorang tanpa sepengetahuan si pemilik, Aron tahu aku mengambil ini darinya. Jadi aku bukan pencuri tapi perampok.

"Emily!" Saat aku masuk ruang rekreasi aku langsung di sambut suara nyaring Anabel yang memanggil namaku. Aku lihat dia dan yang lain sedang berkumpul bersama.

"Kemari lah kami membeli banyak permen untuk dimakan bersamamu." Tambah Patrik yang juga bersama mereka.

"Habis dari mana kamu? Kenapa memakai mantel tebal dan syal?" Saat aku mendekati mereka Alex lah orang yang pertama kali mencurigai ku, mata anak itu memang sangat jeli.

"Aku habis berjalan-jalan sebentar di luar. Terlalu lama di dalam membuatku bosan." Aku harap mereka percaya.

"Kamu ini parah sekali ya, se-benci itu kah kamu dengan salju." Balas Delia dengan tawanya yang nyaring sampai merusak telingaku. Aku yakin speaker dangdut kondangan akan kalah nyaring jika di adu dengan suara tawanya.

"Jadi bagai mana? Apa hari ini menyenangkan?" Tanyaku sambil duduk di samping Helen. Aku melepas sarung tangan, topi dan syal, aku tidak melepas mantel karna aku masih membutuhkannya. Di bawah sini cukup dingin.

Si Paling HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang