si paling tahu segalanya.

101 20 2
                                    

"keren sekali!" Seru Delia. Membuatku sedikit de javu.

Kini kamarku benar-benar dipenuhi topik Quidditch, selalu saja seperti ini setiap kali ada pertandingan Quidditch. Aku tidak paham kenapa olahraga itu bisa begitu populer, aku tidak terlalu menyukainya padahal semua pemeran di film Harry Potter menyukai pertandingan itu seolah itu pertandingan yang luar biasa.

Orang-orang sibuk sekali membicarakan masalah itu, Galia bahkan sampai ikut mendengarkan pembicaraan merek.

Aku sama sekali tidak fokus, aku ingin berusaha tidur saja tapi aku tidak bisa. Setiap kali aku mencoba memejamkan mata apa yang terjadi di menara astronomi selalu terbayang di benakku. Dan itu sangat memalukan. Kenapa aku harus melakukan itu sih?!

Memalukan sekali aku jadi terlihat bodoh, padahal hanya cahaya sekecil itu. Akh, apa yang kamu lakukan sih Emily?! Sekarang bagai mana kalau aku bertemu dia lagi? Apa yang harus aku lakukan? Imageku sebagai anak anak Slytherin rusak!

Sepertinya memang tidak seharusnya aku bermain selain dengan anak Slytherin. Menyedihkan sekali aku ini, aku ingin amnesia sekarang juga, semoga pagi nanti aku lupa segalanya.

"Emily! Kamu tidak ingin makanan ini?" Tiba-tiba Delia menarik selimut yang menutupi seluruh tubuhku.

"Sialan! Apa yang kamu lakukan sih? Mengganggu saja!" Kataku kesal bukan main, kenapa dia harus mengganggu ku memang tidak ada orang lain yang bisa dia ganggu. "Aku tidak tertarik dengan apapun yang kalian lakukan saat ini! Tinggalkan aku sendiri!" Aku menarik paksa selimutku.

Suasana kamar kami hening sesaat, mereka pasti terkejut. Aku dapat mendengar mereka berbisik membicarakan apa yang terjadi padaku, tapi mereka semua pergi ke lapangan Quidditch siang itu tidak ada yang tahu apa yang terjadi padaku. Dan lebih baik begitu.

Akh, aku jadi emosi karna terpikirkan hal bodoh yang aku lakukan.

Aku tidak tahu jam berapa sekarang, tapi saat ini aku rasa semua orang sudah tertidur. Aku tidak bisa tidur!

Ini gila! Hanya gara-gara kejadian saat itu aku sampai tidak dapat tidur. Tapi itu memang memalukan sekali sih.

Apa yang harus aku lakukan agar aku tidak perlu memikirkannya? Apa aku keluar saja ya, sebentar saja sampai aku lelah setelah itu aku bisa kembali lagi.

Aku putuskan hari ini aku akan jalan-jalan sebentar. Aku ambil mantelku dan keluar dari ruang rekreasi dengan hati-hati, aku ingin ke salah satu menara, mana saja karna aku ingin melihat langit hari ini. Jendela kamarku hanya menapakkan pemandangan di dalam danau yang menyeramkan, bukannya membantuku tidur pemandangan itu hanya akan membuatku makin tidak bisa tidur.

Aku sudah cukup mengenal kastil ini jadi aku bisa berjalan sedikit lebih santai. Aku bisa menghindari sejoli tukang ronda dengan lebih baik, asal aku tidak bertemu Peeves saja. Hantu satu itu memang menyebalkan.

Udara di sini cukup dingin saat malam, lembab dan menyeramkan. Ah, aku jadi ingat tahun pertamaku di sekolah ini. Saat itu aku benar-benar sulit tidur entah karna kebiasaanku sebagai Sarah terbawa ke dunia ini atau memang karna aku sedang menyesuaikan diri di tempat baru, entahlah yang terpenting sekarang aku lebih bisa menangani jadwal tidurku.

Berterima kasih para profesor tercinta si mata seram. Dia pernah memberiku ramuan tidur yang manjur, tapi aku tidak yakin itu ramuan jangka panjang. Jadi aku bisa tidur terjadwal jelas karna usahaku sendiri, tanpa bantuan siapapun.

Aku sudah cukup banyak menaiki tangga tapi belum juga kerasa lelah. Sebenarnya ada apa denganku?! Kenapa sulit sekali hanya untuk merasa sedikit lelah?! Tolong lah, aku ingin tidur– eh!

Aku berhenti melangkah dan bersembunyi di salah satu cabang loring, merapatkan diri pada dinding. Aku mendengar seseorang melangkah, tapi suaranya tidak seperti Filch si penjaga sekolah atau kucingnya. Lalu siapa dia? Apa Potter mau melakukan keonaran lagi? Tapi bukankah dia baru saja merayakan kemenangannya?

Aku menunggu dengan jantung berdetak kencang, entah kenapa aku merasa keringat dingin mengalir di pelipis ku. Apa jangan-jangan Snape! Gawat kalau aku ketahuan aku bisa disuruh menyikat kamar mandi seperti Arus dan Wesley.

Aku menunggu, tetap bersembunyi di antara patung kesatria baju besi, manganti siapa yang akan lewat.

Betapa terkejutnya aku saat orang itu melalui ku dengan terburu-buru. Bukan Filch, bukan Snape, apa lagi Domby orang itu the one and only Sirius Black!

Rambut berantakan pakayan lusuh dan wajah kusam itu, orang itu penampakannya jelas terlihat seperti orang gila di jalan raya yang suka uring-uringan tidak jelas. Ya, tidak salah lagi! Tidak ada orang yang lebih kusam dan dekil dalam film ini selain dia! Dia si Sirius Black!

Apa yang dia lakukan di sini? Apa dia dalam perjalanan untuk membunuh Potter? Aku ingin membantunya!

Dia pasti sekarang sedang menuju ruang rekreasi Grifindor. Sepertinya dia sudah menemukan cara masuk ke ruangan itu. Aku tahu di mana ruangan rekreasi Grifindor, aku akan menunggu sedikit lebih lama agar lebih aman baru aku susul dia.

Ih, serius ini! Boleh gak sih gua bantu dia bunuh Potter? Udah gatel nih tangan gua!

Setalah di rasa cukup lama aku pun menyusulnya menuju ruangan Grifindor. Tapi sayangnya aku tidak seberuntung apa yang aku pikirkan, aku lupa arah ke ruangan Grifindor!

Ah! Otak sialan, kanapa kamu tidak bekerja di saat aku membutuhkannya?!

Perlu waktu cukup lama, entah aku berputar-putar di mana, sampai akhirnya aku berhasil menemukan lukisan yang menjaga ruangan itu.

Sialan, bisa-bisanya aku lupa kalau ruangan mereka melewati tangga yang selalu berubah-ubah ini.

Aku lihat lukisan itu tidak tertutup, aku juga mendengar suara ramai dari dalam sana. Aku terlambat? Potter sudah mati?

Oh iya, dia kan mengincar Wormtail! Bagai mana aku bisa lupa, biasa usia.

Aku penasaran, aku ingin masuk ke sana dan melihat kehebohan di dalam. Tapi aku khawatir ada yang sadar kalau aku bukan bagian dari mereka, lebih baik aku cari aman saja.

Ah, ada yang ingin keluar! Aku melihat lukisan pintu masuk ruangan itu terbuka. Lebih baik aku segera pergi sebelum ada yang melihatku. Aku belum mengantuk, tapi ya sudah lah kembali saja dari pada seseorang menangkap basah apa yang aku lakukan.

Aku melangkah cepat tapi juga penuh hati-hati, aku jelas tidak ingin ketahuan siapa pun atau aku akan dalam masalah.

Tepat seperti yang aku duga, atau mungkin ramalkan, pagi ini semua orang heboh dengan apa yang terjadi semalam. Lebih tepatnya apa yang terjadi pada Ron Weasley, dia mengaku kalau Black mencoba menyerangnya malam itu.

Tapi dia salah, black mungkin memang berada di atasnya tapi apa yang ingin dia lakukan bukan untuk membunuh si pria rambut merah itu, melainkan untuk membunuh peliharaannya, Wormtail.

Saat aku menonton film ini, aku sama sekali tidak mengerti dengan semua itu, karna aku masih seorang bocah tolol yang hanya senang melihat cerita berjalan tanpa memikirkan apa yang terjadi. Aku bahkan tidak tahu bagai mana bisa tongkat mengeluarkan cahaya dan kenapa Lupin tiba-tiba menjadi monster.

Tapi kini, di dunia ini, aku tahu semuanya. Aku adalah si paling tahu segalanya. I'm the Hogwarts Jesus. 

Si Paling HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang