Apa aku kirim surat saja ya? Atau jangan? Tapi aku mengkhawatirkannya, bisa saja kan aku kirim surat dan bersikap tidak tahu soal surat yang dia selundupkan. Tapi Tommy terlalu menegaskan bagain mengirimnya surat seolah tahu kalau dia tidak melakukannya aku akan mengirimkannya.
"wow!"Seru Patrick saat kami keluar dari ruang kelas ilmu hitam, dia ini selalu bisa membuyarkan lamunanku. "Perdebatan yang menyenangkan."
"Kelas hari ini mengurangi banyak poin Grifindor, kalau begini kita bisa unggul dan memenangkan piala asrama."
"Kalau begitu kamu harus berharap Lupin sakit terus." Kataku sambil menyenggol bahu Roland.
Tebak apa yang baru saja aku alami di dalam sana. Perdebatan antara anak Grifindor dengan profesor tercinta kita Snap, mau bagai mana pun mereka menyerang Snape si profesor akan tetap menang, kedudukan selalu lebih tinggi dari akal sehat. Wesley saja sampai dapat detensi.
"Tapi pembahasan hari ini cukup menarik. Aku jadi ingin pergi ke perpustakaan untuk mengerjakannya." Galia selalu tertarik dengan sesuatu secara tiba-tiba.
Tugas kali ini adalah membuat rangkuman tetang 'bagai mana cara mengenal dan membunuh manusia serigala'. Kalau kalian mengerutkan kening saat membaca tugas kami hari ini berarti pemikiran kita sama.
Kenapa tiba-tiba materi kami loncat ke bagian akhir yang membahas werewolves? Kenapa tugas kami harus cara mengenali dan membunuh?
Sebagai orang yang hanya menonton filem berkali kali, begini teoriku:
Snape adalah orang yang membuatkan Lupin obat atas apapun penyakitnya saat ini, kemungkinan itu adalah obat untuk menahan jiwa werewolves-nya dengan kata lain Snape tahu apa yang menimpa Lupin. Dari kejadian semalam aku tahu kalau Snape mencurigai Lupin dan tampaknya kecurigaannya kuat, jadi apakah ini petunjuk yang Snape berikan untuk the golden trio?Mungkin, pertama, niat dari tugas ini adalah agar Potter mempelajari ciri werewolves dan mencurigai Lupin (tapi sayangnya anak itu tidak belajar), kedua, kalau dia sampai harus berhadapan dengan werewolves Lupin dia tahu bagai mana cara melindungi diri. Secara Snape sangat mencurigai si anjing satu itu.
Kalau aku tidak ingat apa yang terjadi di film terakhir, bagai mana dia berhasil membuat para penonton menyesal karna pernah membencinya, aku tidak akan berpikir Snape akan melakukan semua itu.
Tapi jujur, kalau kamu berada di sini dan sialnya menjadi anggota Grifindor, atau setidaknya memposisikan diri sebagai anak Grifindor, aku jamin kamu akan lupa seberapa heroik dia di akhir. Karna saat ini dia begitu menyebalkan untuk anak Grifindor sampai dapat menutupi semua ke heroiknya yang akan dia lakukan.
"Hey Emily!" Aku terkejut saat Delia memanggilku. "Kamu melamun lagi, apa sih yang kamu pikirkan?"
Bagai mana kalian akan mampus di perang melawan Valdemort. "Bukan apa-apa."
"Kamu tidak mendengarkan ku ya."
"Maaf, ada apa?"
"Kali ini kamu akan pergi menonton Quidditch kan."
"Eh, bagai mana ya." Kalau aku tidak salah ingat Quidditch kali ini akan di adakan saat hujan deras setengah badai kan. "Sepertinya–"
"Tentu saja bocah ini ikut!" Tiba-tiba Alex merangkul leherku, bersikap sok akrab. "Mana mungkin dia melewatkan Slytherin menghancurkan Grifindor?"
Dih sok tau lu! Mending gua bantu Arus sikat WC dah dari pada ujan-ujanan liatin bocah kejar-kejaran bola.
"Yang aku dengar jadual pertandingannya diubah, karena Malfoy masih cedera Grifindor jadi melawan Hufflepuff."
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Paling Hogwarts
FanfictionWelcome back Emily! Siapa sangka ternyata perjalanan Sarah AKA Ara di dunia Harry Potter belum selesai. Ia kira setelah menyelesaikan cerita pertama dari seris film terkenal itu ia akan bisa kembali ke kehidupannya yang normal. Tapi ternyata itu tid...