Little Thief's POV
Puji Tuhan Azrael hanya menggertak saat mengatakan akan mandi bersama.
Iblis itu keluar setelah membuat pipiku bersemu. Dan membawa akal sehatku bersamanya—sisi kelam dari diriku yang berharap ucapannya tidak hanya sekedar gertakan saja.
Maksudku, aku hanya gadis normal. Tidak ada perdebatan tentang ketampanan Azrael Leviathan Pereira. Jika seluruh warga San Myshuno melakukan pengambilan suara, mereka akan setuju.
Sehingga, sulit sekali untuk menahan diri agar tidak menyentuh diriku saat berada di kamar mandi dan membayangkan wajah tampannya. Atau tatapan kelaparan di mata hitamnya ketika wajahnya mengulangi diriku, atau caranya menggenggam rahang—
"Kau sudah selesai?" Celetuk suara di seberang pintu—suara malaikat pencabut nyawa.
Sial!
Sudah 2 jam berlalu?!
"Lima belas menit lagi!" Teriakku panik.
Aku bahkan belum selesai mengeringkan rambutku. Terlalu berlama-lama membaluri lotion di kulit kaki—sambil TIDAK memikirkan yang aneh-aneh!
"Jangan mencoba terlalu keras untuk tampil cantik untukku, little thief. Itu akan menghabiskan waktu yang sangat, sangat, sangat lama."
Ugh! Satu menit berhargaku habis untuk mendengarkan ocehan konyol menyebalkan itu.
Apa kalian pernah dirasuki kekuatan super saat sedang terburu-buru? Mendadak, aku punya keahlian itu: entah hal ajaib apa yang terjadi, aku berhasil mengeringkan rambutku lebih cepat dari biasanya.
Karena gaun yang kukenakan sudah cukup mewah, aku hanya akan menata rambut menjadi ponytail sederhana. Menambal concealer pada area gelap di bawah mata. Memoles lipstick merah.
Make-up and hairdo is finnished.
Sekarang adalah bagian paling sulit: mengenakan gaun ketat berwarna merah menyala dengan bahan beludru yang punya resleting rendah.
Sebelum mengenakan gaunnya pun aku sudah tahu, tidak mungkin bagiku untuk mengenakan gaun ini sendiri tanpa bantuan. Aku sedang mencoba meraih resleting ketika aku mendengarkan suara kenop pintu.
"Lima belas menit-mu sudah berakhir, little thief." Ucap suara berat di luar pintu, "Aku akan masuk."
"No—"
Aku hendak berteriak, tapi suaraku tertahan di tenggorokan begitu Azrael Leviathan Pereira memasuki ruangan.
Oh, Tuhan, beri aku kekuatan.
Ketampanan Azrael malam ini adalah sebuah kejahatan. Jika aku seorang penegak hukum, aku akan melarang iblis itu untuk mengenakan tuxedo hitam seumur hidupnya.
Dia akan membuat seluruh gadis sesak karena tidak bisa bernafas!
Kain sutra memeluk tubuh kekarnya dengan sempurna. Dua kancing teratas kemeja hitam berbahan satin di dalamnya adalah yang paling parah. Apa dia sengaja memamerkan sedikit kulit dadanya untuk membuatku tidak bisa berkata-kata?
Kalau iya, well... dia berhasil.
"Air liurmu mau menetes, little thief." Wajahnya keras, berbeda dengan nada suaranya yang menggoda. Iblis itu bersandar di kusen pintu sembari melipat tangan—menonjolkan otot bisep yang meronta ingin keluar.
Ugh, aku menarik semua perkataanku.
"Karena jijik." Aku memutar mataku, kembali bergelut dengan resleting gaun cantik sialan ini, "Aku belum selesai. Kau bisa kembali lagi dalam lima menit."
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED TO A JERK [Harry Style]
FanfictionMenikah di usia muda sama sekali buka prioritas utama Bianca Smith, apalagi jika calon tunangannya adalah cowok paling mesum sekaligus paling tampan di kampus?! Sialnya, Harry Edward Styles bukan hanya mata keranjang tapi juga sahabat baik crush mas...