30 - The truth

10.3K 591 76
                                    

Duniaku terasa runtuh. Wajahku sudah basah oleh air mata yang tidak mau berhenti. Aku menggigil ketakutan. Jantungku berpacu sangat cepat.

Harry, mengalami kecelakaan...

"B. Tenanglah, okay?"

Gaun putih setulutku berlumuran darah.

"B. Dia akan baik-baik saja."

Saat ini dokter sedang menanggani Harry di dalam ruangan yang ada di hadapanku. Tapi aku masih tidak bisa tenang. Tubuhku lemah seakan semua tulangku melunak.

"B!"

Aku terhentak. Zayn menangkup wajahku. Matanya merah karena air mata. "Tenanglah. Kumohon."

Hatiku berdenyut sakit. Kupeluk tubuhnya, karena tidak sanggup lagi menahan perasaan di dalam dadaku sendirian. "Aku tidak bisa kehilangan dia, Zayn!"

Zayn mendekap tubuhku. Sesekali, tangannya mengelus punggung dan rambutku.

"Dia akan baik-baik saja, B. Aku janji."

Aku menangis dalam pelukan Zayn. Aku tidak dapat menahannya lagi. Hatiku hancur, mengetahui di dalam sana, Harry sedang terkulai tidak berdaya. Bahwa mungkin saja, dia akan pergi untuk selamanya.

"Maafkan aku."

Aku tertegun. Aku mundur, untuk menatap wajah Zayn yang basah. "Kenapa kau yang minta maaf?"

"Ini semua karenaku."

Aku menggeleng. "Tidak, Zayn. Kau tidak bersalah."

Zayn menggeleng. Ia meraihku ke dalam pelukannya. "Aku yang egois, B. Ini semua salahku."

Aku sama sekali tidak mengerti dengan perkataannya. Satu-satunya yang ada si pikiranku hanya Harry. Dan, betapa aku tidak sanggup untuk kembali kehilangannya.

•••

Satu persatu, teman-teman Harry berdatangan. Liam, Louis, Niall, Kate, Teresa, Grace bahkan Lucy.

Mereka semua mengkhawatirkan Harry. Bertanya-tanya apa penyebab kecelakaan ini. Aku ingin berteriak semuanya adalah salahku, tapi Zayn terus meyakinkanku kalau aku bukanlah penyebab semua ini. Ini semua hanya kecelakaan.

Pintu ruangan Harry terbuka. Dokter beserta perawat lain keluar sambil mendorong kasur pasien. Harry terbaring tak sadarkan diri disana.

Sontak kami semua bangkit dan mendekat pada dokter. Hatiku remuk, menemukan wajah pucat Harry yang terluka. Kain kasa putih melingkar di dahinya.

"Bagaimana keadaannya?"

"Bersyukurlah alat vitalnya baik-baik saja. Harry mengalami gegar otak ringan karena kepalanya terbentur. Dia masih belum sadarkan diri. Kami akan memindahnya ke ruangannya."

Air mataku jatuh setetes. Zayn langsung memelukku dari samping. Aku menghela napas, mencoba menahan sesak yang datang lagi.

"Dia akan segera sadar, B."

Aku mengangguk pelan dan Zayn membawaku dalam pelukannya. Perawat itu mendorong ranjang pasien menyusuri koridor rumah sakit, diikuti dengan yang lain, menyisakanku dan Zayn yang berpelukan di tengan lorong.

MARRIED TO A JERK [Harry Style]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang