Aku tidak dapat menghilangkan bayangan ketika Harry memelukku malam itu. Sampai-sampai aku memimpikannya.
Aku tahu ini terdengar gila dan aneh. Tapi begitulah kenyataannya. Aku bahkan tidak pernah tau bahwa efek dari pelukan seorang playboy seperti Harry akan sedasyat ini.
Siang itu aku sedang berjalan di koridor kampus bersama dengan satu satunya sahabat perempuanku, Lucy Cordero. Dulu kami sangat sering bersama, tapi kemudian Lucy pacaran dengan salah satu teman Harry-Niall Horan, kami jadi tidak terlalu sering hag out lagi. Walaupun begitu, terkadang di tengah malam Lucy mengetuk jendela kamarku, dengan rambut penuh hairspray, dan mabuk. Saat itulah aku tau, kami masih bersahabat.
Dan karena Zayn Malik sedang di luar kota saat ini, aku secara paksa menariknya dari pelukan Niall Horan. Also, aku juga merindukan sahabat perempuanku.
"Kau harus menceritakan secara detail?! Apa kalian bermain dengan kondom?! Hell-girl. Kukira kau masih perawan."
Pertama, aku berbohong pada Zayn tentang menceritakan semuanya pertama padanya karena sekarang aku menceritakan semuanya pertama pada Lucy. Dan kedua, aku menyesal menceritakannya pada Lucy.
"Ayolah, my lil bitch. Kau bisa berbagi denganku. Apa kalian bermain dengan banyak gaya? Kata seseorang yang pernah ditiduri Harry, dia jarang memberikan blowjob padahal Harry jago sekali blowjob."
Kami berbelok masuk ke toilet wanita. Dan Lucy masih terus mengoceh dengan kecepatan lebih dari 100 mil per jam, kurasa. Demi tuhan, aku harus mengecek telingaku ke dokter sepulang ini. Rasanya berdenyut-denyut.
"Lucy, dengar. Pertama, kecilkan suaramu, gendang telingaku sakit! Kedua, kami tidak melakukan apa-apa, okay? Semalam itu hanya acara makan malam keluarga yang membosankan. Sepanjang makan malam mereka mengoceh tentang bisnis yang aku sama sekali tidak paham."
Aku menarik napas sejenak, "Dan ketiga, stop calling me bitch! Aku bahkan tidak menciumnya!"
Lucy terlihat berpikir sejenak, lalu kembali melotarkan senyum menggoda yang sangat mengganggu.
"Apa dia setidaknya menggodamu? Misalnya mencoba menciummu diam-diam dibelakang orang tua kalian? Oh, ayolah nona pelit! Ceritakan sedikit saja."
Aku melihat pantulanku di cermin. Menarik napas perlahan, yasudahlah. Lucy pasti tidak akan berhenti sebelum aku jujur padanya.
"Dia-hmm-pernah menciumku. Itu... hanya sekilas."
Lucy menganga lebar, "Kau pasti bercanda! Ceritakan rinciannya! Bagaimana rasanya? Apa kau bisa mengimbangi permainannya? Oh! Apa dia meremas bokongmu ketika kalian bercumbu?!"
Aku terkekeh melihat ekspresi Lucy yang begitu penasaran.
"No, Lucy. No. We were just kissing."
Aku memutar kembali ingatanku pada hari dimana Harry mencuri ciuman pertamaku, "Itu terjadi begitu saja, you know. Dia mencurinya dariku.""Astaga. Astaga. Astaga. Astaga. Aku tidak percaya! Kau wanita paling beruntung di kampus ini, dude!"
Aku hanya tertawa menyaksikan Lucy yang menggocang-goncangkan bahuku dengan ekpresi takjubnya yang berlebihan.
"Lalu? Apa lagi yang pernah kalian lakukan?"
Aku tersenyum pada bayanganku dicermin, "Semalam, dia... memelukku. Pelukan yang konyol. Tapi entah kenapa... aku merasa tenang dipelukannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED TO A JERK [Harry Style]
FanficMenikah di usia muda sama sekali buka prioritas utama Bianca Smith, apalagi jika calon tunangannya adalah cowok paling mesum sekaligus paling tampan di kampus?! Sialnya, Harry Edward Styles bukan hanya mata keranjang tapi juga sahabat baik crush mas...