25 - Stop me or I won't stop

10.2K 543 74
                                    

Pagi-pagi sekali, kami kembali dari perkemahan. Zayn tentu saja mengantarkanku ke rumah. Langit cerah mulai berubah warna menjadi orange. Zayn baru saja  pergi dari rumahku setelah makan malam.

Saat itu, aku hanya duduk di kamar dengan pikiran kacau.

Lamunanku buyar saat mendapati ponselku berdering. Harry menelpon. Aku mengangkatnya setelah dering ke tiga.

"Hey..."

Dia diam memberi jeda, "Boleh aku masuk?"

"Ya."

Pintu kamarku tiba-tiba terbuka. Memperlihatkan Harry dengan satu tangannya menempelkan ponsel ke telinga. Ia berjalan masuk. Wajahnya tampak kacau.

"Hey..." aku merentangkan tanganku di hadapannya. Aku ingin memeluk priaku.

Harry tersenyum tipis sebelum menjatuhkan dirinya padaku. Kepalanya menempel di dadaku. Aku memeluknya erat. Memainkan rambutnya, yang sangat kusuka.

"Sorry for-"

Ucapanku terpotong saat Harry mengangkat kepalanya, "What for?"

"For earl-" aku berusaha keras menyelesaikan ucapan maafku, tapi Harry terus saja menyela.

"What?" Harry bangkit duduk.

Aku mendengus, "Aku serius Harry!"

Harry menangkup wajahku, lalu mendaratkan satu ciuman di keningku, "Tidak ada yang harus dimaafkan. Aku yang memilih untuk menempel denganmu saat kau sudah punya priamu sendiri."

"Kau-"

Harry menyela lagi.

"Mau pulang?"

Aku menghembuskan napas. Harry selalu menempatkanku di posisi aku harus menyakitinya. Dan menolak saat aku mencoba menghiburnya.

Pada akhirnya, aku memandanginya, dan tersenyum, dan mengangguk.

•••

Aku sudah menghabiskan entah berapa banyak waktuku, hanya untuk memandangi wajahnya. Terbangun dengan Harry di sebelahku, adalah hal yang paling aku rindukan.

Matanya terpejam rapat. Rambut keritingnya yang mulai panjang, berantakan. Dan mulutnya sedikit terbuka, mengeluarkan dengkuran halus.

Fuck, kenapa dia tampan sekali, sih? Setiap gadis hanya perlu memandangi wajah ini di pagi hari, dan beban mereka akan hilang.

Aku menelan ludah memikirkan saat dimana aku bukan lagi gadis itu.

Mata Harry tiba-tiba terbuka perlahan. Ia mengerjap beberapa kali sebelum warna emerald pada matanya terlihat jelas. Ia tersenyum melihatku.

"Morning, angel." Ia merancau.

"Morning, jerk."

"Kau harus hati-hati, baby." Suaranya serak. "Kau bisa saja jatuh cinta padaku hanya dengan memandangku seperti itu setiap pagi."

Aku hanya diam, dan tersenyum.

Tangan Harry terangkat ke pipiku, menjalar hingga ke belakang tekukku. Ia menarik tekukku dan memajukan wajahnya dalam waktu bersamaan, membuat bibir kami saling menempel. Harry mencium bibirku dan aku mencium bibirnya. Hanya sebentar tapi efeknya selalu dasyat.

MARRIED TO A JERK [Harry Style]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang