22 - Morning kiss and a glass of milk

10.6K 584 83
                                    

Pagi-pagi aku terbangun di dalam pelukan Zayn. Sudah seminggu lebih, wajahnya menjadi hal pertama yang kulihat ketika bangun tidur. Senang, tapi ada yang terasa ganjal. Saat ini, entah kenapa, aku ingin Harry yang berada di posisi Zayn.

Mungkin karena semalam.

Aku beringsut turun dari ranjang, perlahan. Tidak ingin membuat suara yang dapat membangunkan Zayn. Setelah membersihkan diri, aku keluar kamar.

Hal pertaman yang kulihat adalah Liam dan Teresa yang sedang make out di salah satu sofa depan tv. Menyadari kehadiranku, mereka langsung menjauhkan diri. Aku tersenyum geli pada mereka yang di balas dengan senyum malu-malu dari Teresa.

Aku berjalan menuju kulkas. Ada sekotak penuh susu vanila yang membuat senyumku mengembang. Segera kutuangkan ke dalam dua gelas penuh.

Aku sedang mencoba menghabiskan segelas susu untukku, saat tiba-tiba aku merasa sebuah lengan melingkar diperutku. Lengan itu bertato, tapi bukan tato yang biasa.

"Morning, sunshine."

Dia bukan Harry...

"Morning, Zayn." Ucapku setelah menghabiskan segelas penuh susu.

"Susu yang itu untukku?"

Bukan.

"Ya." Aku berbalik menghadapnya. Ada bulir-bulir air di wajah Zayn, seperti habis mencuci muka. Ku ambil segelas penuh susu yang kedua, kusodorkan ke hadapannya. "Habiskan untukku, Big man."

Bibirnya melengkung, membentuk senyuman. Ia meraih gelas yang kugenggam. Lalu meneguknya sedikit demi sedikit. Kurang dari sepuluh detik, Zayn menghabiskan susunya, "Susunya enak karenamu, B."

Aku tertawa pelan sambil menyeka bibirnya yang belepotan, "Ini hanya susu biasa, Zayn Malik!"

Zayn tiba-tiba menarik pinggangku, masuk kepelukkannya. Ia menundukkan wajahnya, mengecup kilat bibirku, kemudian tersenyum sampai telinga. Matanya berbinar dan terlihat sangat bahagia.

Aku meneguk ludah.

Sampai kapan aku harus bersandiwara?

•••

Setelah satu gelas penuh susu, aku dan Zayn kembali ke arah ruang tv. Dimana ternyata semua orang sudah berkumpul, termasuk Harry dan Grace yang duduk bersama. Zayn dan aku mengambil tempat kosong di sebelah mereka. Aku menanti Harry menoleh padaku untuk kusenyumi, tapi dia bahkan tidak meliriku barang sedetik.

"Bro, kami sudah memutuskan akan kemana liburan ini." Niall berseru pada kami. Aku dan Zayn yang telat datang. "Kita akan berkemah."

"Satu hari satu malam. Bagaimana menurutmu, Malik?" Tanya Louis.

Zayn menoleh padaku, meminta jawaban. Oh, tuhan. Malam hari. Ditengah hutan. Tanpa pengawasan orang dewasa. Terdengar cukup mengerikan di telingaku.

"Aku... tidak yakin," cicitku. Ekspresi Zayn berubah sedih. Aku tersenyum kecut, "Tidakkah itu terlalu berbahaya?"

Zayn merangkul leherku, "Aku disini, babe. Apa yang kau khawatirkan?"

Aku menatap mata coklat Zayn. Ia tampak sangat yakin. Jadi, sebelum memutuskan sesuatu yang berat, aku menghela napas panjang, "Oke."

MARRIED TO A JERK [Harry Style]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang