Pernikahan Berdarah - Chapter 1

124 1 0
                                    

Little Thief's POV

[2 hari yang lalu]

Aku masih ingat jelas pertama kali aku bertemu dengannya, dengan sang iblis.

Hari itu, semua siaran berita televisi menyiarkan lanjutan terbaru tentang kasus pembunuhan sadis seorang laki-laki di kotaku, Windenburg, San Myshuno. Termasuk televisi yang berada di atas kepalaku.

Aku sedang mengutuk dalam hati perihal kinerja polisi setempat karena tak kunjung menemukan si pelaku yang telah melakukan hal bengis menjijikkan itu, ketika bel di atas pintu berdering: seorang pelanggan masuk dari pintu kaca. Taylor, rekan kerjaku, dengan gesit mengambil remote untuk mematikan saluran TV.

Peraturan pertama di Hommes: TV hanya untuk permintaan pelanggan.

"Selamat datang di Hommes. Ada yang bisa kami—Oh, ya Tuhan!" Taylor membungkam mulutnya dengan mata yang melotot, "Mr. Pereira."

Semua orang di kota ini kenal siapa dia, Azrael Leviathan Pereira. Politisi muda yang saat ini menduduki kursi Parlemen, yang baru saja mengumumkan keikutsertaannya dalam pemilihan kandidat untuk calon Gubernur San Myshuno 2024.

Selalu ada label tampan dan seksi jika menyebutkan namanya—dan mereka tidak bohong. Aku hanya pernah melihat pria ini melalui TV kuno di apartemenku dan aku setuju dengan semua label itu. Tapi melihatnya secara langsung, man oh man, aku tidak bisa bernafas.

Gossip itu juga benar: Azrael Leviathan Pereira tidak pernah tersenyum. Bahkan ketika 3 karyawan Hommes lainnya mengerumuni, dia tidak sedikit pun menunjukkan ekspresi. Dari meja konter tempat aku berdiri, aku bisa merasakan hawa dinginnya.

"Bolehkan aku berfoto denganmu, Mr. Pereira?" Taylor memandangi Azrael seperti melihat malaikat, menggenggam ponsel dengan kedua tangan di dada, "Aku akan sangat beruntung jika bisa mendapatkan foto bersamamu."

"Aku juga mau, Mr. Pereira." Lisa—karyawan yang bertugas untuk section sepatu—melakukan hal yang mirip, "Kau lebih tampan dari di kame—"

"Tidak." Wajah ketiga temanku memutih dengan tubuh yang berubah kaku. Satu kata dari Azrael dan mendadak suhu ruangan menurun drastis. Bahkan aku bisa merasakan dari tempatku, "Aku tidak mereservasi tempat ini supaya kalian bisa mendapatkan foto bersamaku. Aku ingin privasi."

Oh, aku sempat bertanya-tanya pagi ini kenapa atasan melarang kami membalikkan tanda buka-tutup toko. Ternyata ini alasannya: Azrael Leviathan Pereira mereservasi Hommes untuk dirinya sendiri agar dia bisa berbelanja ria tanpa gangguan.

Orang gila kaya raya macam apa, sih, pria ini?!

"Kau—yang di meja kasir." Jantungku hampir melompat keluar ketika merasakan mata hitamnya menusuk ke arahku, "Kau ikut denganku."

Selama tiga detik Azrael menoleh padaku, selama tiga detik itu pula aku menahan nafas. Aku baru bisa kembali menghirup oksigen ketika mata hitamnya kembali membalur pada ketiga rekan kerjaku, "Dan untuk kalian, berikan aku privasi."

Aku tidak tahu yang mana yang membuat ketiga rekan kerjaku memburu pergi untuk memasuki kamar istirahat. Entah itu tatapan mengerikan dari mata hitamnya, entah itu rahangnya yang mengatup, atau caranya yang berbicara dari giginya yang bergemeletuk—apa pun itu, berhasil membuat mereka bertiga mendapatkan trauma.

Apa kalian ingat ketika tadi aku bilang mendadak suhu ruangan turun drastis? Sekarang kembali naik, bahkan terasa panas, ketika menyadari hanya tinggal aku dan Azrael. Seolah Hommes adalah neraka dan bukannya Luxury Departemen Store yang menjual busana kantoran pria.

Mata hitamnya kembali padaku—sama sekali tidak terlihat ramah, "Apa kau akan berdiri di sana sepanjang hari atau akan menunjukkan aku koleksi dasi terbaru kalian?"

MARRIED TO A JERK [Harry Style]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang