32-✾

528 39 4
                                    



✴✴✴

Beomgyu kembali ke kamar utama setelah menidurkan si kembar, mengerut alis kala menemukan suaminya sudah lebih dulu tertidur.
Melihat itu, Beomgyu sengaja naik ke tempat tidur dengan lewati tubuh Taehyun yang berbaring tengkurap. Namun gangguannya seakan sia-sia, sebab Taehyun tak bereaksi.

"Ih?" ucap bingung Beomgyu lalu merapatkan tubuhnya, tangannya terulur mendekat pada hidung mancung Suaminya.

"Tyuuun?"

"...."

Beomgyu menyentuh pundak Taehyun, mengguncangnya seraya merengek menyebutkan namanya.

"Ish.." tak menyerah Beomgyu terbangun dan melompat guncangan hanya berada di Beomgyu, di bagian Taehyun tak menimbulkan guncang apapun.
Karena masih belum mendapatkan reaksi apapun, Beomgyu tak menyerah ia menarik tangan Taehyun dan masuk ke dalam pelukan suaminya seraya memberikan kecupan pada bibir Taehyun.

"Ihh! Tyun! Kenapa tak bangun-banguuun.." ucap Beomgyu mengretakkan giginya greget.

Beomgyu berguling, keluar dari pelukan berat Taehyun.
"Tyun kalau benar-benar tertidur pulas gini beratnya benar-benar berat sekali, lengannya saja dah seberat ini.. Apalagi badannya," ucap Beomgyu memandangi wajah tampan suaminya, dengan tangan yang bermain di pundak kiri Taehyun.

"Tyun ih! Bangun kok tidur duluan sih?!" Beomgyu mendekatkan wajahnya pada telinga Taehyun. Menarik nafasnya dalam-dalam.

"KANG TAEHYUN! BANGUN!" Beomgyu membulatkan matanya kala tangan Taehyun menarik lehernya hingga terhempas di samping Taehyun, sakit. Itu seperti melakukan tindakan perlawanan untuk lawan.

"T-tyuun...?" Taehyun langsung terbangun, dengan duduk. Menatap tajam pada Beomgyu matanya memerah, namun Beomgyu tak tahu memerah karena terbangun dari tidurnya atau karena marah. Tapi itu juga berhasil membuat Beomgyu menjadi ketakutan.

"Apa maumu hm?" ucap Taehyun dengan menekan setiap katanya. Beomgyu langsung bergetar, tangannya ia gunakan untuk segera menutup wajahnya. Seraya menangis.

Mendengar itu, kesadaran Taehyun benar-benar terpulihkan, segera menindih sedikit tubuh Beomgyu dan memeluknya.
"Maaf.. Apa sangat sakit, hm?" ucap Taehyun melembut.

Beomgyu masih menangis, melihat itu Taehyun benar-benar merasa sangat bodoh, sebab jika Beomgyu menangis atau terluka ia pun ikut merasa sakit, apalagi hatinya benar-benar terasa tercubit dengan mendengar tangis Beomgyu.

"Maaf, maafkan aku Gyu.."

"Hiks.. Hiks.. Hiks.."

"Mau memperbaiki semuanya? Pengucapan, dan tindakan lebih utamanya hm?" Taehyun dengan pelan menyingkirkan tangan Beomgyu yang menutupi wajahnya. Seraya membujuknya.

"Mulai dari sebutan dulu kalau begitu," Beomgyu menatap Taehyun dengan masih terseguk. Taehyun mengusap dada Beomgyu seperti Ayah yang memenangkan anak balitanya.

"Ayo putuskan," ucap Taehyun menarik kedua pergelangan tangan istrinya, membuat Beomgyu ikut terduduk.

"Apa.." ucap suara parau Beomgyu, Taehyun segera meraih segelas air di meja nakas.

"Ayo putuskan dari hal kecil dulu,"

"Tyun dari tadi ngomong terus," ucap Beomgyu.

Mendengar itu Taehyun rasanya langsung tertohok. Dan menjadi terdiam.

....

"Ayo, di depan anak-anak Tyun harus panggil Beomie sayang atau Nda, biar si kembar tak ikut memanggilku dengan sebutan Beomgyu. Tapi, kalau hanya berdua nggak apa-apa manggil nama kecil masing-masing" Taehyun hanya mengangguk, namun matanya justru terfokus pada leher istrinya, sedikit memerah di sana.

Taehyun langsung condong sedikit, mengecup leher istrinya beberapa kali. Beomgyu menahan pundak Taehyun.
"Aku tidak apa, sakitnya sudah terlewat Tyuun.." ucap Beomgyu menangkup wajah Taehyun dengan kedua tangannya.

"Maaf.." cicit Taehyun merasakan rasa bersalah, segera menarik istrinya kepelukan. Mengecupi wajah Beomgyu beruntun, bahkan memberikan sedikit gigitan, lalu kembali mencium pipi istrinya dalam menekannya kuat karena gemas dan merasa bersalah. Beomgyu menjadi terkikik, lalu tangannya menahan dagu suaminya.

"Cukup.. Cukup Tyun.." ucap Beomgyu, lalu membekap mulut Taehyun dengan kedua tangannya. Taehyun memandang wajah istrinya, sungguh ia tak pernah merasa bosan malah ia menjadi semakin candu.

Sifat alami Beomgyu itu selalu menarik Taehyun.

"Beomieku benar-benar hanya satu, bagaimana aku hidup tampamu?" ucap Taehyun teredam tangan kecil Beomgyu.

"Tyun.. Jangan ngegombal, kamu nggak cocok.." ucap Beomgyu semakin membekap mulut suaminya, ia bahkan sudah menindihnya karena Taehyun sengaja membaringkan tubuhnya.

"Walaupun si kembar sudah lahir, mereka memiliki gen separuh. Bukan benar-benar duplikat. Malah Wonie yang sedikit terlihat diriku. Haruskah aku konsul dengan Daddy, hmm?"

"Kang Tyuun," ucap Beomgyu gemas ia sudah melepas bekapannya kala Taehyun berbaring, namum tangannya masih di wajah suaminya, menangkup dagu suaminya dengan satu tangannya menekan pipi Taehyun hingga mengerucut namun masih berbicara.

Beomgyu benar-benar malu, suaminya sangat aneh pikir Beomgyu. Ia menyembunyikan wajahnya yang memerah di ceruk leher suaminya. Taehyun tertawa kecil, tangannya memeluk pinggang Beomgyu, tak lama tangannya naik memeluk punggung istrinya agar tubuh keduanya semakin menempel dengan erat.

Taehyun mengecupi pucuk kepala Beomgyu, terus membubuhkan, dan memberikan ciuman lama di jidat Beomgyu, membuat memejamkan matanya merasakan kehangatan Taehyun.

"Tyun.. Ayo main?" ucap Beomgyu mendongak.

Taehyun di buat tekejut, menatap Beomgyu dengan alis menaik satu.

















T. B. C

205x313 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang