37-✾

493 38 8
                                    

✴✴✴

Pria paruh baya itu duduk di kursi kerjanya, memantau Beomgyu di interkomnya.
Menarik sudut bibirnya naik, kala melihat tangan kecil itu memukul pundak orang kepercayaannya.

Mengingat saat orangnya menculik istri Taehyun, gadis itu menangis raung bak anak kecil yang terpisah Ayahnya. Ia sangat terkejut dan seketika sikap kejamnya luluh karena keadaan gadis yang di sekapnya terlihat lemah, bahkan tak tega ia untuk melihat wajah memerah karena kesedihan.

Ia segera menenangkan gadis yang si sekapnya mengusap kepala Boemgyu dengan sayang, seperti ia membujuk putrinya. Hingga Beomgyu berani mengangkat wajahnya dan berucap makanan yang ingin di makannya, dengan cepat ia menyuruh orang kepercayaan untuk segera membeli, namun permintaan itu tak sampai di situ, justru semakin melunjak permintaan yang di terima namun ia tak marah, malah menyanggupinya.

Mengalihkan fokusnya menatap figur gadis manis di atas mejanya.

"Naya.." gumamnya menggapai figuran tersebut.

"Seandainya kau tak menolak perjodohan itu, tentu perubahan sikapku terhadap mu tak berubah.."

Meletakkan figur tersebut, di tempat sampah. Menatap keluar jendela dengan langit yang semakin menggelap.

"Saya akan mendapatkan mu, namun tidak dengan kebahagiaan mu." ucapnya penuh tekanan.

Motor sport itu langsung memasuki area markas pribadi ketua Mafia yang terkenal akan pekerjaannya yang cepat. Langkahnya yang cepat, namun di sambut orangnya dengan hormat.

Sosok pria yang menjadi wakilnya menghampiri Bossnya, dari rautnya ia sudah tahu ada situasi yang buruk sedang terjadi.

"Boss.."

"Ikut aku Heeseung." ucapnya dingin.

Heeseung yang mendengar itu hanya mengangguk mengikuti langkah cepat dan terburu Taehyun.

Ya semenjak beberapa tahun Heeseung di kenalkan Tuan Lee pada Taehyun, pria tersebut langsung menjadi orang kepercayaan Taehyun di dunia bawah tanah. Segala pekerjaannya juga rapih dan bersih, tak heran Taehyun langsung menjadikannya wakilnya.

"Lihat interkom world ku!" perintah Taehyun, Heeseung langsung berjalan cepat ke meja khusus milik bosnya.

"Anda mencari siapa Boss?" tanya Heeseung menekan tombol open.

"Istriku." mendengar kata Taehyun Heeseung langsung mengangguk dan menfokuskan pandangannya pada layar.

Sementara Taehyun membuka GPS yang ia pasangan pada cincin pernikahan mereka. Namun alis Taehyun mengerut, hilang koneksi?

"Sial!" umpat Taehyun karena pekerjaannya sedikit terganggu.

"Ketemu!" seru Heeseung. Mendengar serua itu, Taehyun yang duduk di sofa, langsung menginjak naik dudukan sofa melewati dengan cepat.

Fokus Taehyun terus pada sudut layar paling bawah, Heeseung segera membesarkannya. Kepalan tangan Taehyun langsung terlihat, kala ia mengetahui orang yang menculik istrinya. Terlihat dari mobil khusus yang di gunakan penculik.

"Boss?"

"Soal Naya, segera suruh orang untuk mencarinya. Dan langsung bawa ia ke tempat yang ku kirimkan." ucapan Taehyun terburu menyambar kunci motor yang di gunakannya.

Heeseung masih menatap Taehyun yang berjalan ke area lemari.

"Orang yang menculik Naya, bukan organisasi besar. Hanya orang suruhan kecil, pekerjaannya juga masih terbilang payah. Cari lebih menyeluruh dan langsung bergerak kalau kau sudah tahu posisi tetapnya"

"Baik,"

Taehyun langsung melemparkan map biru di meja, tempat Heeseung memantau. Kemudian berlalu, dengan kening Heeseung yang mengerut. Bossnya itu tak berucap apapun setelah melemparkannya map, benar-benar kutub es.

Anggota inti UNCLEAR kembali, namun mereka kembali ke markas. Tak berani kembali ke Mansion Jung tampa Beomgyu dan Taehyun, membuat alasan itu sangat sulit terlebih di depan seorang Jung Jaehyun.

"Langsung matikan ponsel" ucapan Mark mengingatkan adik-adiknya.

"Terlambat.." ucap Sungchan kala mendapatkan panggilan dari 'Nyonyaku' di layar ponselnya.

"Hhah~ angkat, berikan alasan yang masuk akal" ucapan Mark mengangkat tangan. Sungchan memandang Jeno, yang empunya langsung berpaling wajah.

"Ya Bu?" ucap Sungchan.

"Dimana? Kok belum pada pulang, sudah agak kemaleman ini Uchan"

"Anak-anak masih bangun Bu?" ucap Sungchan langsung mengalihkan perkataan Bubunya.

"Kamu belum menjawab pertanyaan Bubu, Uchan" ucap di sebrang telepon Sungchan dengan tegas.

"Masih di tempat karaoke Bu, Beomie belum mau pulang," ucap Sungchan yang langsung mendapatkan tendang dari Jeno, membuat Sungchan langsung mengadu ke sakitan.

"Goblok! Malah jual Beomie, Bubu pasti mendesak berbicara dengan Beomgyu bodoh." ucap Jeno tampa suaranya, menatap tajam pada Sungchan.

Sungchan yang mengusap bokongnya hanya ikut merutuki kebodohannya, kebiasaan menjadikan Beomgyu sebagai senjata ampuh mereka saat keluar bersama.

"Berikan ponselnya sama Beomie, Bubu mau bicara,"

Mereka yang mendengar karena suasana yang sepi seketika menjadi tegang.













T. B. C






205x313 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang