26-✾

515 33 2
                                    




✴✴✴

Pagi.

"Ddeonu! Wonie! Ayo bangun sayang" teriak Jungkook membangunkan cucunya, ia berada di dapur membuatkan sarapan juga bekal untuk si kembar.

Sementara Taehyung baru bangun, ia segera turun dari tempat tidur dan langsung ke kamar mandi.

Karena tak mendapatkan gerakan cucunya, Jungkook menyerahkan pekerjaannya pada maid. Lalu menyusul cucunya di kamar Taehyun.

Jungkook menggeleng, kala menemukan cucunya masih tertidur pulas. Pantas mereka tak bersua atau terdengar langkah kaki sebab mereka benar-benar tertidur dengan nyenyaknya.

Menyentuh pundak, mengusap wajah bahkan menggendong tubuh cucunya beberapa kali agar terusik justru cucunya itu semakin meringsek seraya merengek tak bisa bangun.

"Kan sudah Grandma bilang semalam, jangan begadang begini kan jadinya" ucap Jungkook kembali meletakkan tubuh Jungwon.

"Kenapa? Belum bangun juga?" ucap Taehyung yang sudah berpakaian kantornya.

"Belum.."

"Kalau gitu, biarkan saja. Sehari tak masuk sekolah tak masalah" ucap Taehyung. Jungkook memukul pundak suaminya.

"Heh, Miss si kembar tentu akan menelpon Nda nya, nah ketahuan kan bagaimana alasannya nanti. Ddeonu, Wonie kena marah Ndanya, selanjutnya kita juga yang kena marah dari Hyunnie, Pa." ucap Jungkook

"Sejak awal juga kita tak bisa mengelabui Taehyun, Sayang. Dia terlalu peka"

"..."

"Ayo pasangkan dasiku, mereka juga baliknya agak sorean" ucap Taehyung. Menurut Jungkook menyusul langkah suaminya, sebelumnya pasutri itu mengecup pipi cucunya yang kembali semakin lelap.

**

Berbeda dengan di Mansion Kang, di Mansion Jung justru terlihat tenang.

Pasutri yang terkenal harmonis itu, duduk menikmati makanan yang sudah tersaji di atas meja, para cucu dari anak laki-lakinya duduk rapi di kursi khusus balita.

Chenle, Jisung, dan Sungshoo menikmati makanan mereka dalam diam, Taeyong sesekali melirik ketiga cucunya itu di meja makan sambil tersenyum. Hanya saja cucu kembarnya tak ikut padahal jika di titipkan di Mansion Jung tentu akan lebih seru mengingat Taeyong seakan melihat keempat anaknya tengah berkumpul.

"Jangan sedih, Beomie menitipkan si kembar pada Taehyung karena khawatir dengan kesehatan mu. Takut kelelahan apalagi anak ketiga kakaknya Beomie kan semua di titipkan disini" ucap Jaehyun mengusap punggung istrinya.

"Ya.."

"Sakura dan Yeonjun juga melakukan hal yang sama, sakura lebih memilih menitipkan anaknya pada mertuanya, dan Yeonjun juga lebih ke mertuanya. Sudah bagus yang di lakukan si bungsu menitipkan si kembar sama papanya Taehyun, itu tak akan membuat mereka menjadi sedih karena ia tak kedatangan cucunya satu pun."

"Iyaa Je.. Iyaaa.. Ku bilang kan.."

"Kamu masih terlihat tak merelakannya honey"

"Aku rindu anak-anak Je.."

"Sabar, nanti akan ada waktunya" Jaehyun langsung merangkul pundak Taeyong mengusap dan memberikan kecupan di puncak kepala Istrinya.

Chenle mendongak, ia telah menyelesaikan makanannya.
"Baba yang antar?" ucapnya.

"Iya, ayo pasang tasnya kita berangkat," ucap Jaehyun berdiri dari duduknya.

"Isung, cepat!Sungshoo?" ucap Chenle tak sabaran.

"Sabar kak Le, kita tentu tak ingin tersedak" ucap Sungshoo.

"Cepatlah brothers.." ucap Chenle yang pundaknya sudah di pasangi ranselnya.

"Oke selesai" ucap datar Jisung. Melihat kakaknya sudah selesai Sungshoo mempercepat makannya.

"Sungshoo, pelan-pelan saja nak. Baba tak akan tinggal" ucap Jaehyun mengusap kepala Sungshoo, Putra Dari Sungchan.

Putra Sungchan ini benar-benar mirip SSungchan sekali wajah bahkan sifat dan sikapnya.

"Ayo sekolah.. Ayo sekolah!" ucap semangat Chenle menyenandung.

Jaehyun menggendong tubuh Sungshoo, sementara Chenle bersama Jisung sudah berlari duluan ke garasi mobil.

"Uchan sekali.." gumam Jaehyun, lalu mengecup pipi Sungshoo.

Taeyong tersenyum, lalu melambaikan tangan kala mobil milik Jaehyun sudah pergi dan menghilang.
















T. B. C

205x313 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang