39-✾

466 34 5
                                    




✴✴✴

Orang-orang Taehyun langsung mengerjakan tugasnya, segera membawa tubuh bersimbah darah tersebut pergi, juga beberapa penjagaan dari tempatnya. Taehyun kembali melirik pada sosok yang ia tebak usianya sedikit lebih muda darinya.

"Cih sok asik," gumam Taehyun kala mengingat istrinya bercanda bersama sangat santai dan akrab, membuat amarahnya semakin menaik.

"Diamkan dia beberapa menit di rumah sakit, jangan tangani dia." ucap dingin Taehyun lalu berlalu.

Jimin menatap kepergian Taehyun, ia mengerti dengan perkataan tuannya. Taehyun sedikit memberikan peringatan untuk pria yang mencoba mendekati miliknya, cemburu. Itu adalah rasa cemburunya.

Taehyun melirik pengangkatan tubuh Dongwook di tandu, lalu melirik Beomgyu yang tengah di tenangkan oleh Heeseung. Taehyun tak berani mendekati istrinya, ia tahu pasti Beomgyu akan sangat marah dan mengamukinya, jadi ia langkahkan kakinya ke tempat Naya berada.

"Taehyun.."

Taehyun hanya terdiam, seulas senyum pada Naya terlihat.

"Aku tahu, kamu pasti akan memberikan pelajaran pada orang itu.."

"Untuk apa? Aku melakukannya untuk istriku, bukan untuk mu." ucap datar Taehyun.

Naya tersenyum, ia tak menanggapi perkataan Taehyun justru ia semakin merapatkan lengannya pada lengan Taehyun.

"Aku tahu kamu masih menyukaiku kan Taehyun?"

Taehyun menjauhkan tubuh Naya darinya. Menatap tajam seketika Naya menjadi ciut.

"Orangku akan mengantarmu langsung."

"Kenapa bukan kamu saja? Eung?"

"Berhenti bersikap lancang Naya!" perintah Taehyun.
Naya terdiam, Taehyun pun langsung keluar dari mobil dan dengan cepat mobil tersebut pergi.

Rencana awalnya ia hanya akan melakukan negoisasi dengan Dongwook. Menjadikan pertukaran tahanan, Taehyun menyerahkan Naya, dan orang yang menculik Beomgyu mengembalikan istrinya itu padanya. Namun menjadi batal karena Taehyun begitu marah dan tak bisa mengontrol dirinya, ia tahu betul sikap bengis pria yang menculik Beomgyu banyak kasusnya yang menyimpang, kasus penyekapan, penyeludupan bahkan melakukan pemerkosaan dari tahanannya, tak perduli itu perempuan atau pun laki-laki, bahkan anak kecil pun akan ia lakukan. Taehyun hanya tak bisa berpikir jernih dengan miliknya yang berada di tangan pria tersebut.

Segala pekerjaannya juga bersih, itu sebabnya ia masih terbebas di kota. Taehyun mengetahui banyak orang dari kalangan elite dan menengah, semua tak luput dari pekerjaannya sekarang.

Taehyun mendaptkan tubrukan, ia sampai mundur beberapa langkah kebelakang. Menatap bingung pada Heeseung yang berdiri tak jauh darinya.

"Your woman insists on her own!" ucap Heeseung tampa suara menatap Taehyun.

Taehyun seketika melemah, ia membalas peluakan Beomgyu yang kembali menangis. Usapan terus terjadi dari gerakan berulang Taehyun.

"Kenapa menangis hm? Kamu bahkan berada di situasi menegangkan tapi tertawa lepas?"

"... Kamu.. Kamu lebih menakutkan daripada aku yang sedang di culik Tyuuuuun~!"

Taehyun menarik sudut bibirnya ke atas, ia tersenyum melihat tingkah kesal Beomgyu.

"Kembali?" ucap Taehyun melepaskan pelukannya, tangannya memegang kedua sisi pundak Istrinya.

"Aku masih ngambek Tyun!"

"Mau eskrim?"

"Eung!" anggukan cepat Beomgyu, tangan Taehyun terulur menyentuh pucuk kepala Beomgyu. Sementara Heeseung di buat cengo, bagaimana tidak istri Taehyun begitu lucu dan sangat mudah untuk membujuknya.

Taehyun mengacak rambut Beomgyu, membuat empunya merengek marah, namun tatapan Taehyun menajam pada Heeseung. Sadar akan ancaman yang di berikan ketuanya, Heeseung segera meninggalkan tempatnya. Berlari menutup bagasi mobil dan masuk ke dalam.

Kepalanya kembali menyembul. "Boss! Mau saya antar?"

Taehyun hanya menggerakkan satu tangannya mengusir Heeseung.

"A si boss.. Benar-benar kutub, bisa ya aku menjadi budaknya benar-benar sial hidupku. Entah dosa apa yang ku perbuat di kehidupanku sebelumnya.."

Gebrakan pintu tertutup mengejutkan Heeseung, ia mengusap dadanya menatap tajam pada pelaku yang berani membanting pintu mobil mahalnya.

"YAAK! Kau melukai mobilku!" ucap kesal Heeseung. Namun pelakunya hanya menepuk paha Heeseung dua kali intrusi segera melajukan mobil.

"Memang kau pikir aku supirmu!"

"Kau kenapa jadi berisik begini Hee? Tantruman sekali," ucap acuhnya.

"Woi! Jimin! Kita tetap rival yak jangan berusaha menjadi kawanku!" ucap jengkel Heeseung.

"Terserahmu Hee, cepat jalan. Di markas tuan besar Lee sudah menunggu kita" dengan keengganan yang begitu tak iklas, Heeseung menjalankan mobilnya.

Perihal kata rival yang di ucapkan Heeseung adalah keduanya yang memiliki rasa tertarik pada satu orang gadis, ya dia adalah putri kawan boss besarnya, Lia.























T. B. C

205x313 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang