HADIAH ZERO

50 8 2
                                    

Happy reading.

Tuk.

Tuk.

Tuk.

Langkah seorang gadis itu semakin mendekat sembari membawa kue ulang tahun yang berukuran sedang,jika yang berukuran besar sudah tersedia di sebuah meja bundar yang berada di samping panggung.

Senyuman hangat selalu ia berikan untuk seorang lelaki yang tengah berulang tahun pada malam hari ini,disaat ia sudah berada di depan lelaki itu lampu kini menyoroti kedua remaja tersebut,kedua orang tua dari zero sedikit berjauhan untuk memberi ruang untuk mereka berdua.

Seluruh ponsel tamu yang menghadiri acara tersebut tak akan ketinggalan untuk mengabadikan momen tersebut.

"Hadirin sekalian inilah momen peniupan lilin,mari kita hitung mundur"seru jeni si pembawa acara.

"3,2,1"seru semuanya.

Zero meniupkan lilin ulang tahunnya kini matanya menatap setiap inci wajah gadis yang berada didepannya ini,'cantik'hanya itu yang bisa zero pikirkan.

"Happy birthday zero"ujar el dengan senyuman nya.

"Thanks el"balas zero.

Pikiran el tak kalah sama dengan zero,ia menatap zero dengan kagum,dibaluti oleh kemeja dan jas hitam membuat ia begitu terkesan berwibawa,rambut yang terbelah dua dan juga jam hitam melingkari tanganmya membuat perpaduan yang khas untuk seorang anugra alzero diantoro.

Tepuk tangan begitu riuh setelah zero meniupkan lilin.

"Baiklah hadirin sekalian selanjutnya mari kita saksikan pemotongan kue yang berada di sebelah sana"ujar beni menunjuk kearah kue yang begitu besar dan tinggi.

"Kepada keluarga diantoro dipersilahkan untuk menuju ke meja yang sudah disiapkan kuenya"ucap jeni.

Ketiga orang itu menuju ke arah meja yang sudah disediakan kuenya, sedangkan el ia kembali menuju ke arah meja teman temannya berada.

"Cie cie,kak el..."goda kian yang melihat kedatangan el.

"Jedag jedug nggak jantung lo el?"tanya gio dengan kekehannya.

"Berasa dunia milik berdua ya?"timpal karin.

"Apasih kalian,gue kan cuman ikut arahan mama merfa doang"ketus el yang terus di goda oleh anak anak Orion.

"Hayo loh...,buk ketua udah merajuk tu...."sanggah herlan.

Gio,kian dan juga karin menangkup kedua tangannya di depan dada.

"Sorry buk ketua"ujar mereka bertiga secara kompak.

"Gue bukan buk ketua lo"sanggah el.

Hanya terdengar cekikikan dari mereka bertiga yang semakin membuat el kesal.

"Baiklah semuanya setelah pemotongan kue tadi mari kita masuki acara penghibur untuk malam ini,kepada airo band dipersilahkan"seru beni.

Lampu kini kembali gelap dan hanya menyorot ke salah satu vokalis airo band,airo band ini benar-benar terkenal akhir akhir ini, bukan hanya keahliannya saja melainkan paras yang dimiliki oleh mereka semua,begitu tampan dan memikat para hati gadis-gadis.

ALZEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang