ICE CREAM

14 2 0
                                    

Happy reading....

Seminggu telah el keluar dari rumah sakit sekarang ia sedang menjalani aktivitas nya seperti biasa.

Saat ini ia sedang berjalan di koridor sekolah bersama zero mereka berdua sedang menuju perpustakaan untuk mencari buku kimia untuk mengerjakan tugas mereka berdua.

El berjalan disisi kanan zero sembari bergumam menyanyikan sebuah lagu sedang kan zero hanya menatap ke depan sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya.

"Kamu tahu toko es krim yang sering kita datangi akan mengeluarkan varian baru?"tanya zero sambil menyamakan langkah kaki nya dengan langkah kaki mungil el.

"Tidak,kamu tahu itu darimana?"tanya el.

"Aku mendengar rafa dan juga gio mengobrol tadi malam"sahut zero.

"Apakah kamu mau mendatangi nya nanti sepulang sekolah?"tanya zero lagi menatap kearah el.

"Baiklah kita akan datangi toko es krim tersebut"balasnya dengan senyuman nya.

Zero mengangguk matanya kembali menatap ke depan begitu pula dengan el,tetapi tatapan el tiba tiba menajam disaat melihat okta berjalan kearah berlawanan,gadis itu melirik el dengan senyuman biasa yang ditunjukkan nya kepada el.

yaitu senyuman penuh dengan kemenangan, padahal gadis itu tidak pernah menang dari nya,mungkin saja ada hal yang direncanakan oleh gadis picik seperti okta.

Bruk.

Sontak zero langsung meraih tangan okta sebelum gadis itu terduduk dilantai ia melakukan hal itu karena refleks saja,okta tersenyum menatap zero,zero yang di tatap seperti itu langsung melepaskan tangannya dari pergelangan okta,okta yang belum siap dibuat terjatuh oleh zero.

"Awss...."ringis okta.

☘️☘️☘️

Okta yang baru keluar dari perpustakaan mendengar deringan telepon dari saku roknya,ia merogoh saku roknya dan melihat nama jovan yang tertera di ponselnya, sebenarnya okta malas untuk mengangkat telepon dari jovan tapi ia penasaran apa yang ingin dibicarakan oleh lelaki tersebut.

"Ada apa?"tanya okta kepada jovan.

"Tidak ada apa-apa,gue cuman mau bilang kerjasama kita cukup sampai disini saja"ucap jovan di sebrang.

Okta mengernyitkan keningnya bingung"nggak bisa seenaknya dong,kan rencana kita belum berhasil untuk pisahkan el dan juga zero,apa lo udah nyerah aja,ayolah jov jangan jadi pecundang"seru okta yang tak memberi jeda untuk jovan berbicara.

Namun okta dibuat bingung kembali disaat mendengar kekehan jovan dari seberang sana.

"Gue nggak akan menyerah sampai disini,apalagi mengalah demi zero oh,itu bukan gue yang sesungguhnya selagi Orion belum bubar dan tunduk apalagi el belum gue dapatkan tidak ada kata menyerah untuk seorang jovan"seru jovan, walaupun okta tak bisa melihat jovan ia dapat rasakan bahwa jovan sedang tersenyum penuh kemenangan.

"Lalu kenapa lo putus kerjasama antara kita?"tanya okta.

"Gue hanya tidak mau bekerjasama dengan orang yang hanya bisa memerintah saja sedangkan dia tidak melakukan apa-apa padahal niat nya juga sama dengan gue"sindir jovan.

ALZEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang