DIA YANG TELAH GUGUR

33 4 0
                                        

Happy reading.....

27 oktober 2024.

Pukul 00.02 wib.

Tak terasa Zero pulang dari rumah El mengobrol dengan mama dan bang Gilang membuat ia lupa akan waktu,hingga saat ini ia sedang melajukan motornya di kecepatan rata-rata di atas jalanan kota jakarta yang begitu ramai,namun jalan yang ia lewati biasanya tertutup karena ada perbaikan jalan, tetapi pagi sebelum ia pergi ke pantai bersama El jalan itu masih terlihat baik baik saja.

Jalan pintas ia ambil ini cukup sepi, deringan ponsel di dalam sakunya memecahkan keheningan sambil berkendara Zero mengangkat telepon dari Langit.

"Lo dimana?"tanya Langit di seberang.

"Di jalan,mau ke Markas"balas Zero.

"Kalau gitu cepat Soalnya om gue dari ke polisian ada di markas kita,mau tanya rencana kita untuk esok"jelas Langit.

"Baiklah"

"El sama lo?"tanya langit.

"Nggak dia udah tidur di rumah, emang kenapa?"

"Tidak,hanya saja Tasha bertanya jika ia bersama bawa dia kemari karena dia akan memimpin bukan untuk esok?"

Bukan nya menjawab Mata Zero menatap gerombolan mobil beserta Motor yang ada di belakang nya,sorot matanya menajam, tangannya sudah bersiap untuk manarik pedal motor nya.

"Langit tunggu gue di mar-"

Dor.

Dor.

Dor.

Dor.

Brak......

Empat tembakan itu di lepaskan dari arah belakang membuat ban motor Zero tertembak dan pecah membuat Zero kehilangan kendali, motornya menabrak trotoar.

Salah satu tembakan itu mengenai pinggang nya dan mengalir darah yang sudah menembus baju kemeja putih nya.

Zero tak bisa mengangkat kakinya karena di tindih oleh motornya, kepalanya sakit terasa ingin pecah karena benturan terlalu keras.

Mata lelaki itu menatap beberapa buah mobil dan motor terparkir di depan matanya,lampu mobil dan motor itu menyorot ke wajahnya.

Tawaan demi tawaan terdengar dari segerombolan orang yang menatap nya, lelaki yang begitu ia musuhi mendekati nya.

"Good job Zero,aku tak menyangka malam ini kita akan bertemu"ucap Jovan menarik Helm Zero dengan paksa hingga terlepas.

Penglihatan Zero perlahan mengabur bukan hanya kepalanya yang terbentur membuat penglihatan nya mengabur tetapi darah yang semakin banyak keluar akibat tembakan itu membuat tubuhnya melemah.

"Aku akan membalas perbuatan lo Jov,lo akan membusuk di penjara bersama pasukan lo"ucap Zero menahan rasa sakit di pinggang nya.

Jovan tertawa dan di sahuti oleh pasukannya yang ada di belakangnya.

"Berani sekali lo,padahal malam ini adalah malam dimana lo akan menghirup udara untuk ke terakhir nya"kekeh Jovan membuat anggota tertawa keras.

ALZEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang