CHAPTER 10 : LUGU

183 19 2
                                    

Mobil Mini Cooper Cabrio berwarna abu-abu muda itu berhenti dihalaman Sebuah Rumah Mewah. Dikemudikan oleh seorang gadis cantik berambut hitam panjang yang terlihat menawan dengan kacamata hitam yang bertengger dikedua telinga nya.

Perlahan sosok gadis itu tenggelam bersamaan dengan atap mobil yang tertutup secara otomatis. Mobil itu terparkir disamping Mobil Toyota Alphard berwarna putih yang tidak Rainanda ketahui siapa pemiliknya. Rain pikir, mungkin itu milik teman Mama atau Papa yang sedang bertamu.

Rainanda keluar dari mobil tersebut. Mobil yang dihadiahkan Sang Mama pada sweet seventeen nya kemarin. Gadis itu berjalan sambil menyandang tas ransel dipundak kanan, dia masih dalam balutan sekolah. Rainanda pulang terlambat lagi hari ini, karena ada kegiatan OSIS. Ya, setidaknya dia punya alasan yang jelas pada Wisnu.

Pintu utama terbuka, sehingga langsung menampilkan pemandangan di ruang tamu, dan benar saja dugaan Rainanda. Ada tamu yang bertandang. Seorang Wanita paruh baya yang sedang bercengkrama dengan Widya, dan disamping nya ada seorang remaja laki-laki yang terlihat familiar.

Rain memicingkan mata menatap remaja laki-laki itu. Dia hanya bisa melihat dari samping, karena tubuh anak itu sedikit terlindung oleh Sang wanita paruh baya. Kedua kaki Rainanda bergerak mendekat tanpa di perintah.

Widya menyadari kehadiran Sang anak pun tersenyum menatap Rainanda. "Anak Mama udah pulang?" sapa wanita itu dengan ceria.

Rainanda masih memfokuskan pandangan pada remaja yang sedang duduk sambil menundukkan kepala tersebut.

Rain membuka kacamata hitamnya agar dapat melihat dengan jelas, dan saat itulah dia yakin dengan apa yang dia lihat.

"Sayang kenalin, ini Tante Yunda," ujar Sang Mama pula sembari menoleh pada Yunda yang juga tersenyum hangat menyambut kedatangan Rainanda. "Yun, Ini dia anak ku yang aku ceritain tadi."

Gadis itu beralih pada Wanita paruh baya disamping Sang remaja, sembari tersenyum ramah dia menyalami wanita itu. "Halo, Tante."

"Hai anak cantik," balas Yunda sambil menjabat tangan Rainanda, dan mengusap lembut rambut gadis itu sambil tersenyum hangat. "Ayu anak mu, Wid."

"Iya, dong. Mama nya Ayu, mosok anak nya ndak ayu?" canda Widya pula.

Disambut dengan tawa oleh Yunda dan Rainanda, yang tengah curi curi pandang pada pemuda yang bergerak gelisah, tanpa berani mengangkat wajah.

"Ah, ini anak Tante. Kalian satu sekolah lho? Kenal gak? Kalo belum kenal. Ayo, kenalan dulu." Yunda merangkul pundak anaknya yang sejak tadi hanya dia menundukkan kepala.

Rain tersenyum tipis, dia melirik pada Widya yang memberikan kode untuk menyapa pemuda itu duluan. Yunda juga ikut tersenyum sambil mengedipkan mata pada Rainanda.

Perlahan sang gadis berjalan mengitari meja yang menjadi penghalang nya menghadap pada sang pemuda, dia melewati posisi Mama nya dan mengambil posisi duduk disamping pemuda itu.

Rainanda mengulurkan telapak tangan kanannya pada sang pemuda. Sepasang mata cerah itu berkedip beberapa kali melihat tangan yang terulur di depan nya. Tangan yang dibalut oleh Slayer hitam yang sangat dia kenali.

Elvin pun langsung mengangkat wajahnya, dan menemukan sosok Rainanda yang tersenyum hangat padanya tanpa bersuara.

"Kak Rain!" seru Elvin dengan terkejut.

"Iya," balas Rainanda begitu lembut.

Elvin yang tadinya lesu, kini menegakkan punggungnya, dan menoleh pada sang mama yang tersenyum sambil menganggukkan kepala.

"Mama kan udah bilang? pasti kamu kenal orangnya," tutur Yunda.

Rain dan Widya tertawa gemas melihat ekspresi lucu Elvin, antara terkejut dan bahagia menjadi satu dalam air muka sang pemuda.

MY BIG BABY {PRETTY BOY} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang