CHAPTER 44 : GRADUATION

105 10 5
                                    

Sorak-sorai gembira memenuhi segenap koridor utama SMA Tenggara, bahkan sampai menyebar ke seantero lapangan. Area itu di penuhi oleh siswa-siswi kelas XII yang sedang melihat papan pengumuman, bertuliskan nama-nama siswa-siswi yang lulus tahun ini.

Lima orang remaja menerobos kerumunan, dan berdiri di paling depan untuk mencari nama mereka masing-masing.

"Rain, Rain! Nama Lo nomor dua tuh!" seru Aysel seraya menepuk pundak temannya.

Rain tersenyum, benar saja. Namanya ada di urutan kedua. Ini adalah Peringkat penilaian satu angkatan. Itu artinya dia juara satu di kelas, sedangkan di urutan pertama ada nama Saki Shankara.

"Selamat, Adekku..." ucap Heru sambil mengacak rambut Rainanda. Pemuda itu sendiri ada di peringkat nomor lima.

Rain tertawa seraya membalas rangkulan Abang nya itu. "Selamat juga, Abangku."

"Selamat Pak ketua," ucap Rainanda pada Sakti.

"Bisa tuh... tembus jadi Jaksa," goda Heru sambil menyenggol lengan Sakti. Mengingat Pemuda itu berasal dari keluarga pejabat hukum tertinggi negara.

Sakti tertawa kecil. "Kaga, ah! Gue maunya jadi pengusaha aja, biar cepet kaya."

Dua kakak beradik itu tertawa mendengar celetukan Sakti. Pemuda itu memang selalu ingin jadi pengusaha sejak dulu. Dia pintar dalam kepemimpinan, dan itu salah satu bakatnya untuk mengumpulkan tenaga kerja dalam satu naungan, kemudian mempekerjakan mereka.

Aysel masih sibuk mencari-cari namanya di sana, sampai akhirnya ketemu. "Woi gue lulus!!" serunya sambil melompat ria dan memeluk Rainanda.

Keduanya saling bertukar kata selamat dan tertawa bahagia, sementara Janoko masih meneliti deretan nama itu karena namanya belum ketemu.

Rain, Aysel, Heru dan Sakti tertawa melihat itu.

Heru menepuk pundak Janoko dan berbisik, "Masih lama, Mas?" goda pemuda itu.

"Ck, diem dulu napa! Nama gue mana ya?" gumam Janoko sambil menunjuk satu persatu deretan nama itu dengan jari telunjuk nya.

"Nama lo nomor tiga dari bawah, noh!" kata Rain seraya melayangkan pandangan nya ke bawah. Deretan nama yang tingginya hampir menyamai pinggang mereka.

Janoko sampai membungkuk untuk melihat nya, tapi sedetik kemudian dia tersenyum senang. "Iya, ini nama gue. Hahaha...." Pemuda itu bertepuk tangan sekali, lalu berbalik dan memeluk pacarnya. "Aku lulus, Ay!"

"Lulus sih lulus, tapi urutan ketiga dari bawah, gimana ceritanya?" cibir Aysel sembari tertawa dan membalas pelukan pacarnya.

Janoko cengengesan tanpa dosa. "Gak papa, yang penting lulus."

Pemuda itu memang tidak pernah perduli pada nilai. Yang terpenting dia lulus, dan bisa masuk jurusan kuliah sesuai dengan kreatifitas nya sebagai konten kreator. Janoko sudah menentukan, dia akan memilih Jurusan DKV.

"Guys, ayo gabung kesana!" ajak Heru menunjuk ke arah lapangan.

Disana sudah ramai sekali siswa-siswi yang merayakan kelulusan mereka dengan saling berpelukan bersukacita. Sesuai tradisi biasanya, mereka mencoret-coret seragam putih abu-abu sebagai tanda usainya masa SMA.

"Ayo, ayo!" Aysel menarik tangan Rainanda dan Janoko ke arah lapangan, diikuti oleh Heru dan juga Sakti.

Mereka mengambil Pilox berwarna warni, lalu saling memberi warna pada seragam putih itu satu sama lain. Meninggalkan jejak dan juga tanda tangan dengan spidol permanen, sebagai kenang-kenangan.

Di tengah ramainya siswa-siswi kelas XII yang sedang bersukacita itu. Ada seorang siswa kelas X yang menyelinap ditengah-tengah. Dia menerobos kabut warna-warni disana, demi mencari keberadaan sang kekasih tercinta.

MY BIG BABY {PRETTY BOY} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang