CHAPTER 40 : PERMATA BERHARGA

59 7 2
                                    


Sayup-sayup terdengar suara keributan siswa-siswi dari koridor utama. Lebih tepatnya dari depan Mading Sekolah. Kini ramai sekali murid-murid SMA Tenggara berkumpul, saling berbisik-bisik dengan ekspresi terkejut tak menyangka.

Mereka semua saling menggunjing, menghujat, bahkan memaki kabar yang baru saja mereka terima.

"Oalah... ternyata Si Rain anak haram, toh?"

"Gak nyangka ya, anjir?"

"Temanku ternyata Kakak tiri ku, haha...."

"Pantesan dia gak pernah kebagian nama Wardhana. Ternyata dia cuma anak pungut rupanya."

Elvin yang tengah duduk di pinggir lapangan terbelalak, saat tak sengaja mendengar percakapan orang-orang itu. Pemuda itu bangkit berdiri, dan menatap mereka dengan mata melotot. Elvin tak terima mendengar nama gadis nya di sebut dengan panggilan tak mengenakkan. Tentu saja dia emosi.

Janoko pun ikut bangkit. Pemuda itu melompat naik ke koridor, dan menghampiri anak-anak yang tadi menggunjing dengan berani. "Heh! Ngomong apa Lo tadi?"

Anak-anak itu berhenti karena Janoko mencekal langkah mereka, dan bertanya dengan nada tak terima.

"Lo liat sendiri aja di Mading!" celetuk salah satu siswi yang bernama Mia.

Janoko mengernyit, lantas menengok ke arah Elvin yang tadinya mematung bisu. Saat itu juga Elvin langsung berlari ke arah Mading yang rak jauh dari lapangan. Janoko pun mengikuti langkah pemuda itu.

Sesampainya di Mading, mereka disambut dengan kerumunan orang-orang yang masih berdiri disana.

"Minggir-minggir!" Janoko membuka jalan untuk mereka berdua, dan memecah kerumunan itu.

Mata keduanya terpaku pada gambar-gambar dan artikel yang tertempel di Mading. Keduanya melotot dengan mulut ternganga saking terkejutnya.

Disana mereka melihat foto Rainanda dan Heru yang keluar dari Kediaman Keluarga Huanran. Ada Bastian juga, yang tengah merangkul pundak kedua anak tersebut dengan senyuman manis.

Mereka terlihat seperti keluarga bahagia, tapi orang-orang disana hanya fokus pada fakta. Di atas foto tersebut tertera sebuah judul berita dengan tulisan besar.

ALODIE RAINANDA, ANAK HARAM KELUARGA HUANRAN YANG BARU SAJA DI PERTEMUKAN

"Eh, guys! Itu dia, tuh. Anak haram nya," seru salah seorang siswa sambil menunjuk ke arah koridor dekat perpustakaan.

Semuanya mengalihkan pandangan kesana. Termasuk Elvin dan Janoko. Mereka dapat melihat Rainanda tengah berjalan bersama Aysel. Gadis itu terlihat kebingungan. Tentu karena tatapan orang orang yang memandangnya dengan sorot mata hina, serta bisikan-bisikan penuh nista.

"Ih... kok gak malu ya, dia? Kalo gue sih, udah gak punya muka lagi buat kemana-kemana."

"Ngapain malu? Bapaknya kan Aparat."

"Tapi buat maksiat. Dari artikel di Mading yang kita baca, katanya emak nya hamil, terus gak di kawinin pula."

Rain menoleh ke arah kumpulan siswi yang tengah menggunjing dirinya itu dengan mata melotot. Sontak para siswi itu langsung kicep, mereka tak berkutik saat di tatap oleh Rainanda seperti itu. Takut mendapat amukan dari sang gadis bermata elang, mereka pun buru-buru pergi dari sana.

Nafas Rainanda memburu. Dia berjalan cepat meninggalkan Aysel yang masih terpaku mencerna berita-berita tersebut. Melihat kepergian Rainanda, Aysel pun memilih ikut.

Saat Rain hendak melewati Mading. Elvin dan Janoko buru-buru menahan Rainanda.

"Sayang... kita lewat sana aja, ya?" kata Elvin menahan pundak Rain, tapi di tepis oleh gadis itu.

MY BIG BABY {PRETTY BOY} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang